SuaraSumsel.id - Ketika bicara soal sepatu olahraga, dua merek raksasa yang selalu muncul di benak banyak orang adalah ASICS dan Nike. Tapi, tahukah kamu bahwa meskipun sama-sama populer, nilai merek atau brand value dan persepsi pasar terhadap keduanya sangat berbeda?
ASICS dan Nike menempati posisi berbeda dalam peta kekuatan merek dan valuasi pasar global.
Lantas, apakah ASICS benar-benar lebih “berharga” dari Nike dalam aspek lain? Simak perbandingan lengkapnya berikut ini:
1. Brand Value: Nike Jauh di Atas
Dari sisi kekuatan merek dan nilai pasar, Nike masih jauh mengungguli ASICS secara global. Dalam daftar peringkat merek terbaik menurut pelanggan, Nike bertengger di posisi #6, sementara ASICS berada jauh di bawah di urutan #260.
Tak hanya itu, perbedaan valuasi pasar juga mencolok: Nike tercatat memiliki nilai pasar sebesar USD 222,95 miliar, sedangkan ASICS hanya bernilai USD 3,35 miliar. Angka-angka ini menegaskan dominasi Nike sebagai raksasa industri olahraga yang tak hanya dikenal luas, tapi juga diandalkan secara komersial di seluruh dunia.
2. Fokus Merek: Nike Mass Market, ASICS Niche Running
Nike dan ASICS bergerak di jalur yang berbeda dalam menaklukkan pasar olahraga. Nike tampil sebagai pemain global yang merambah berbagai segmen—mulai dari fashion, lifestyle, streetwear, hingga dunia atletik profesional. Koleksinya sering muncul di runway, video musik, hingga kolaborasi dengan desainer ternama, menjadikannya lebih dari sekadar merek olahraga.
Di sisi lain, ASICS memilih jalur spesialisasi. Fokusnya tertuju pada dunia lari dan atletik teknis, dengan produk yang dirancang untuk performa dan kenyamanan maksimal. Meski tidak sepopuler Nike dalam budaya pop, ASICS punya reputasi kuat dan loyalitas tinggi di kalangan pelari serius dan komunitas olahraga profesional.
Baca Juga: Menembus Batas Digital, Karantina Sumsel dan Media Satukan Langkah Edukasi
3. Inovasi Teknologi: Siapa Unggul di Kaki?
Dalam hal inovasi, Nike dan ASICS sama-sama tampil impresif, tapi dengan pendekatan berbeda. Nike unggul dalam menciptakan teknologi yang revolusioner dan visual, seperti ZoomX untuk kecepatan, Flyknit untuk kenyamanan ringan, React Foam yang responsif, serta sistem Air yang ikonik dan stylish. Sementara itu, ASICS lebih fokus pada efisiensi biomekanik dan kenyamanan jangka panjang.
Teknologi andalannya seperti GEL™, FF BLAST™, dan PureGEL™ telah teruji dan diakui luas oleh komunitas pelari profesional. Bagi mereka yang rutin menempuh jarak jauh, ASICS kerap menjadi pilihan utama karena kemampuan menyerap benturan dan menjaga stabilitas kaki lebih konsisten sepanjang lari.
4. Harga dan Value for Money
Nike identik dengan eksklusivitas dan prestise. Dari Air Jordan yang legendaris hingga Vaporfly yang dipakai atlet elite, sepatu-sepatunya bukan hanya alat olahraga, tapi juga simbol gaya hidup dan status. Harga yang premium menjadi bagian dari daya tariknya.
Di sisi lain, ASICS hadir sebagai pilihan yang lebih rasional namun tetap bertenaga. Dengan teknologi canggih yang difokuskan untuk mendukung performa lari, ASICS menawarkan nilai lebih dengan harga yang cenderung bersahabat. Tak heran jika banyak pelari serius menganggap ASICS lebih “worth it”—karena yang dibayar adalah fungsionalitas murni, bukan sekadar tampilan.
5. Popularitas di Media Sosial dan Budaya Pop
Nike adalah maestro pemasaran global. Merek ini tak hanya mendominasi dunia olahraga, tapi juga menjadi ikon budaya pop—sering terlihat dalam film, video musik, hingga kolaborasi fashion dengan desainer papan atas. Sepatu Nike bukan sekadar alas kaki, tapi pernyataan gaya dan identitas.
Berbeda dengan itu, ASICS memilih jalur yang lebih sunyi tapi konsisten, membangun reputasi melalui performa dan keandalan di lintasan. Meski jarang muncul di layar kaca atau panggung runway, ASICS sangat dihormati di kalangan pelari dan atlet triathlon karena fokusnya pada kualitas teknis. Memang, popularitas bukan segalanya—namun dalam dunia brand, visibilitas kerap memengaruhi persepsi, bahkan pilihan konsumen.
6. Dukungan Atlet dan Sponsorship
Nike bermain di liga para superstar. Dengan deretan nama besar seperti LeBron James, Cristiano Ronaldo, dan Serena Williams, Nike menjadikan para ikon dunia olahraga sebagai wajah mereknya—memperluas jangkauan hingga jutaan penggemar di seluruh dunia.
Sponsorship mereka bukan hanya strategi promosi, tapi bagian dari membangun citra global yang kuat. Di sisi lain, ASICS memilih pendekatan lebih terfokus, mendukung atlet-atlet elite di dunia lari dan triathlon yang mungkin tak sepopuler di media, namun memiliki pengaruh besar di komunitas atletik profesional. Nike menikmati panggung gemerlap, sementara ASICS membangun kredibilitas lewat performa nyata di lintasan.
7. Kesetiaan Konsumen: Loyalis ASICS vs Fanboy Nike
Nike mungkin unggul secara angka, tapi ASICS punya kekuatan yang lebih personal. Berdasarkan studi terbaru, tingkat loyalitas dan rekomendasi pelanggan Nike memang lebih tinggi secara keseluruhan, didorong oleh jangkauan pasar yang luas dan daya tarik merek yang mendunia.
Namun, menariknya, pelari yang pernah mencoba ASICS kerap menunjukkan loyalitas yang luar biasa. Mereka tahu betul kenyamanan dan dukungan teknis yang ditawarkan ASICS, sehingga sulit beralih ke merek lain. Meski komunitas penggemarnya lebih sempit, ASICS justru memiliki basis pengguna yang setia dan vokal—terutama di kalangan pelari serius yang mengutamakan performa dibanding popularitas.
Jika yang dimaksud adalah nilai merek dan kekuatan pasar, jawabannya: belum. Namun jika bicara soal kualitas teknis, kenyamanan, dan performa untuk pelari serius, ASICS punya keunggulan tersendiri yang sulit dikalahkan Nike. Nike unggul di pasar, ASICS unggul di lintasan.
Tag
Berita Terkait
-
Jangan Asal Pakai? Kenali 5 Perbedaan Sepatu Lari Treadmill dan Jalan Raya Sebelum Cedera
-
7 Sepatu Lari Terbaik 2025 untuk Pemula & Pro: Nyaman, Ringan dan Stylish
-
Nomor 3 Paling Banyak Diburu, Ini 4 Sepatu Nike Running Terbaik 2025
-
Baru Mulai Lari? Hindari Salah Beli Sepatu dengan 7 Tips Ini
-
Hoka Clifton 9: Sepatu Lari Rasa Awan? Ini 7 Hal yang Perlu Kamu Tahu
Terpopuler
- 4 Link Video Syur Andini Permata Bareng Bocil Masih Diburu, Benarkah Adik Kandung?
- Pemain Keturunan Rp260,7 Miliar Bawa Kabar Baik Setelah Mauro Zijlstra Proses Naturalisasi
- 41 Kode Redeem FF Terbaru 10 Juli: Ada Skin MP40, Diamond, dan Bundle Keren
- Eks Petinggi AFF Ramal Timnas Indonesia: Suatu Hari Tidak Ada Pemain Keturunan yang Mau Datang
- 4 Rekomendasi Sepatu Running Adidas Rp500 Ribuan, Favorit Pelari Pemula
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Prediksi Oxford United vs Port FC: Adu Performa Ciamik di Final Ideal Piala Presiden 2025
-
Ole Romeny Kena Tekel Paling Horor Sepanjang Kariernya, Pelatih Oxford United: Terlambat...
-
Amran Sebut Produsen Beras Oplosan Buat Daya Beli Masyarakat Lemah
-
Mentan Bongkar Borok Produsen Beras Oplosan! Wilmar, Food Station, Japfa Hingga Alfamidi Terseret?
Terkini
-
7 Alasan ASICS Novablast5 Jadi Sepatu Andalan: Dari Easy Run Sampai Marathon
-
7 Ciri Sepatu Hoka Asli: Jangan Sampai Tertipu Barang KW!
-
Anti Gelap dan Pengap: 5 Trik Cerdas Desain Rumah di Lahan Memanjang Agar Terasa Lapang
-
5 Desain Taman Belakang Rumah 6x12: Sulap Lahan Sempit Jadi Menarik dan Bikin Betah
-
Bukan Cuma Hype! Ini 5 Sepatu Jalan Kaki Paling Nyaman, Kaki Anti Pegal