Menanggapi kondisi ini, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bergerak cepat dengan mengimplementasikan strategi pengendalian inflasi berbasis pendekatan 4K yakni ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif.
Sejumlah langkah nyata telah dijalankan, salah satunya dengan menggelar operasi pasar murah di berbagai wilayah.
Langkah ini menjadi upaya strategis untuk menjaga daya beli masyarakat serta memastikan pasokan pangan tetap aman dan terjangkau di tengah tekanan harga.
Untuk memperkuat ketahanan pasokan dan menjaga stabilitas harga pangan, TPID bersama Bank Indonesia terus memperluas inisiatif strategis melalui kerja sama antar daerah (KAD).
Kolaborasi ini menyasar komoditas utama penyumbang inflasi seperti beras, bawang merah, dan cabai, dengan menggandeng daerah penghasil seperti Kabupaten Subang, Karawang, dan Provinsi Sumatera Barat.
Tak hanya itu, upaya pengendalian inflasi juga ditopang oleh program pemberdayaan masyarakat melalui GSMP Menyapa Lingkungan Desa (GSMP Menyala), yang telah melibatkan 1.020 rumah tangga, 68 dasawisma, dan 17 Kelompok Wanita Tani (KWT).
Program serupa turut menjangkau 10 panti sosial di Sumsel melalui GSMP Panti Sosial. Distribusi komoditas pun dibuat lebih efisien berkat subsidi biaya angkut dari Bank Indonesia dan dukungan berbagai pihak, mulai dari BUMN, BUMD, sektor swasta, hingga perbankan.
Semua langkah ini dirancang dengan semangat kolaboratif dan diperkuat oleh komunikasi yang efektif antar pemangku kepentingan, sehingga kebijakan dapat dijalankan secara sinergis, responsif, dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Ke depan, Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi bersama pemerintah daerah melalui berbagai kolaborasi strategis, seperti Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP).
Baca Juga: Motivasi Langsung dari Gubernur, Ini Pesan Herman Deru untuk Generasi Muda Sumsel
Inisiatif ini tak hanya bertujuan menjaga inflasi tetap terkendali dalam kisaran yang ditetapkan, tetapi juga menjadi fondasi penting dalam mendorong ketahanan pangan jangka panjang.
Lebih dari itu, sinergi lintas sektor ini diharapkan mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan yang semakin inklusif, kompetitif, dan berkelanjutan, dengan melibatkan peran aktif masyarakat, pelaku usaha, serta pemangku kepentingan di seluruh lini.
Berita Terkait
-
Motivasi Langsung dari Gubernur, Ini Pesan Herman Deru untuk Generasi Muda Sumsel
-
Masih Ditahan, Kini Tersangka Lagi: Ini Profil Alex Noerdin dan 3 Kasus Korupsi Besarnya
-
Harga Naik Lagi, Emas hingga Cabai Jadi Biang Inflasi Sumsel Juni 2025
-
Fakta Baru Kasus Pasar Cinde: Rp17 Miliar untuk Tutupi Tersangka Asli Alex Noerdin?
-
Alex Noerdin Jadi Tersangka Lagi, Proyek Pasar Cinde Dibongkar Kejati Sumsel
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
9 Mobil Bekas dengan Biaya Perawatan Termurah yang Cocok untuk Harian
-
Rezeki Digital Datang Lagi! Cek 8 Link Dana Kaget Hari Ini yang Langsung Masuk ke Akunmu
-
7 Cushion Lokal untuk Kulit Sawo Matang, Dijamin Gak Bikin Abu-Abu
-
Elegan Sekejap! Ini 7 Lipstik Mauve yang Cocok untuk Semua Warna Kulit
-
5 Mobil Bekas RWD Murah di Bawah Rp100 Juta yang Wajib Diburu