Scroll untuk membaca artikel
Bella
Rabu, 02 Juli 2025 | 16:37 WIB
Ilustrasi memakai skincare untuk kulit sensitif (Freepik)

SuaraSumsel.id - Kulit sensitif bukan sekadar mudah merah atau gatal. Ini adalah kondisi di mana kulit bereaksi secara berlebihan terhadap produk, cuaca, polusi, bahkan stres.

Sayangnya, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka memiliki kulit sensitif, sehingga terus-menerus mengalami iritasi karena salah memilih produk atau rutinitas skincare yang tidak sesuai.

Artikel ini akan membahas ciri-ciri kulit sensitif, penyebab umum iritasi, dan langkah-langkah skincare yang tepat dan aman untuk menjaga kulit sensitif tetap sehat dan nyaman.

Apa Itu Kulit Sensitif?

Kulit sensitif bukanlah jenis kulit dalam pengertian klasik seperti kulit kering, berminyak, atau kombinasi. Ini lebih merupakan kondisi kulit yang mudah merespons faktor eksternal, seperti bahan kimia, cuaca dingin/panas, paparan sinar matahari, atau stres.

Baca Juga: 7 Skincare Bayi Baru Lahir yang Aman dan Teruji, Wajib Tahu Bunda!

Ciri-ciri umum kulit sensitif:

  • Kulit mudah kemerahan, perih, atau terasa seperti terbakar.
  • Gatal atau kering setelah memakai produk tertentu.
  • Rentan mengalami breakout ringan hingga ruam.
  • Reaksi cepat terhadap perubahan suhu, kelembapan, atau udara.

Penyebab Kulit Sensitif

Kulit menjadi sensitif karena pelindung alaminya (skin barrier) terganggu atau terlalu tipis. Hal ini bisa disebabkan oleh:

  • Over-exfoliating – terlalu sering menggunakan scrub atau bahan aktif kuat.
  • Penggunaan produk dengan alkohol atau pewangi tinggi.
  • Cuaca ekstrem – udara terlalu dingin, kering, atau panas.
  • Produk yang tidak sesuai jenis kulit.
  • Kondisi medis seperti dermatitis atopik atau rosacea.

Prinsip Skincare untuk Kulit Sensitif

Ilustrasi perempuan menggunakan gentle toner kulit sensitif (Freepik/lookstudio)

Untuk merawat kulit sensitif, prinsip utamanya adalah "less is more" — gunakan produk seminimal mungkin, dengan bahan yang paling lembut dan aman.

1. Pembersih Wajah (Cleanser)

Gunakan pembersih wajah non-foaming, bebas sulfat, dan tidak mengandung alkohol. Pilih formula pH seimbang.

Rekomendasi bahan: allantoin, chamomile, centella asiatica.

Baca Juga: Serum atau Krim Wajah? Ini Cara Pakai yang Tepat untuk Usia 40+ agar Kulit Tetap Awet Muda

2. Pelembap (Moisturizer)

Kulit sensitif sangat membutuhkan hidrasi untuk menjaga kekuatan skin barrier.

Cari kandungan seperti: ceramide, hyaluronic acid, panthenol, squalane.

3. Sunscreen

Gunakan sunscreen berbahan dasar mineral (physical sunscreen) seperti zinc oxide atau titanium dioxide.

Hindari: oxybenzone, avobenzone.

4. Toner dan Serum

Gunakan toner dan serum yang dirancang untuk kulit sensitif. Hindari bahan aktif tinggi.

Rekomendasi bahan: niacinamide dosis rendah (2-5%), centella asiatica, beta glucan.

Tips Praktis untuk Merawat Kulit Sensitif

  • Selalu lakukan patch test sebelum mencoba produk baru.
  • Jangan gonta-ganti produk terlalu sering.
  • Cuci wajah dengan air suhu ruangan.
  • Gunakan handuk lembut, jangan digosok.
  • Perhatikan reaksi terhadap cuaca dan stres.

Perawatan yang Sebaiknya Dihindari

1. Produk dengan pewangi, essential oil, atau warna buatan

Produk skincare yang mengandung pewangi sintetis, minyak esensial kuat, atau pewarna buatan sering kali memicu reaksi alergi atau iritasi pada kulit sensitif.

Bahan-bahan ini tidak memiliki manfaat fungsional bagi kulit, hanya untuk aroma atau estetika.

Pada kulit yang rentan, kandungan ini dapat menyebabkan rasa perih, kemerahan, hingga muncul ruam.

2. Sabun batang yang bersifat basa tinggi

Banyak sabun batang memiliki pH tinggi (basa), yang bisa mengikis lapisan pelindung alami kulit (skin barrier).

Pada kulit sensitif, ini memperparah kekeringan dan membuat kulit lebih mudah bereaksi terhadap lingkungan atau produk lain.

Sabun jenis ini juga cenderung membuat kulit terasa “kesat” setelah digunakan — tanda bahwa kelembapan alami kulit telah ikut terangkat.

3. Scrub kasar seperti biji aprikot

Eksfoliator fisik berbentuk butiran besar dan kasar, seperti dari biji aprikot atau walnut, bisa melukai permukaan kulit secara mikroskopis.

Alih-alih membersihkan kulit, penggunaan rutin scrub ini justru dapat menyebabkan iritasi, peradangan, bahkan memperburuk kondisi seperti kemerahan atau jerawat kecil pada kulit sensitif.

4. Masker peel-off atau clay mask terlalu sering

Masker peel-off bekerja dengan cara menempel kuat lalu ditarik dari kulit, yang dapat menarik lapisan pelindung kulit dan rambut halus wajah secara paksa.

Sementara itu, clay mask dapat menyerap minyak secara berlebihan jika digunakan terlalu sering, membuat kulit sensitif jadi lebih kering dan reaktif.

Penggunaan jenis masker ini sebaiknya dibatasi maksimal 1 kali seminggu atau bahkan dihindari jika kulit sangat reaktif.

5. Microneedling atau perawatan agresif tanpa pengawasan ahli

Prosedur seperti microneedling, chemical peeling kuat, atau laser sebaiknya tidak dilakukan sembarangan.

Meski populer untuk mengatasi bekas jerawat atau kerutan, prosedur agresif ini bisa memperburuk sensitivitas kulit jika dilakukan tanpa evaluasi kondisi kulit terlebih dahulu oleh profesional.

Pada kulit sensitif, risiko iritasi, luka, dan hiperpigmentasi jauh lebih tinggi.

Merawat kulit sensitif memang membutuhkan kesabaran dan kehati-hatian.

Namun dengan pendekatan yang tepat — yaitu memilih produk yang ringan, menghindari iritasi, dan fokus pada hidrasi serta perlindungan skin barrier — kulit sensitif dapat tetap sehat dan tenang sepanjang hari.

Ingat, tidak ada satu produk ajaib untuk semua orang.

Kunci utamanya adalah memahami respons kulit Anda, membangun rutinitas yang lembut, dan tetap konsisten.

Dengan demikian, Anda tidak hanya merawat kulit, tetapi juga membangun hubungan yang baik dengan tubuh Anda sendiri.

Load More