Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Selasa, 01 Juli 2025 | 12:03 WIB
Herman Deru sandang gelar doktor

SuaraSumsel.id - Gubernur Sumatera Selatan, H. Herman Deru, resmi menyandang gelar doktor setelah mempertahankan disertasi bertajuk “Model Implementasi Kebijakan Pembangunan Inklusif Berbasis Infrastruktur di Sumatera Selatan” dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor di Universitas Sriwijaya, Senin (30/6/2025).

Ini penegasan terhadap gagasannya soal pembangunan yang berpihak, terukur, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat luas.

Disertasi ini bukan hanya memotret praktik pembangunan selama ia menjabat sebagai gubernur, tapi juga mengusulkan model teoritis baru yang disebut Model DERU, akronim dari Dialogis, Empatik, dan Responsif.

Model ini menggabungkan pendekatan ilmiah dan empirik untuk menjawab kebutuhan mendesak akan implementasi kebijakan inklusif di wilayah seperti Sumsel yang heterogen secara sosial dan geografis.

Baca Juga: SEF 2025: Sumsel Produksi Padi Ke 5 Nasional, Tapi Indeks Ketahanan Pangan Terpuruk?

Dengan pendekatan ini, Herman Deru menantang teori implementasi kebijakan yang sebelumnya kaku dan teknokratis.

Ia memposisikan kebijakan bukan semata produk birokrasi, tetapi sebagai hasil dialog sosial yang dinamis dan kontekstual. Di sinilah letak keunikan dan keberanian akademiknya.

“Ilmu itu harus hadir di tengah masyarakat, dan sebaliknya, pengalaman dari lapangan harus punya jalan masuk ke dunia akademik,” ujar Deru dalam pidatonya.

Ia menegaskan bahwa pendidikan bukan soal gelar, tapi cara untuk memahami dan memperbaiki realitas sosial.

Politik, Intelektualitas, dan Kaderisasi Kepemimpinan

Baca Juga: Mengejutkan! Angka Kesakitan Sumsel Naik Drastis, Tapi Laki-laki Lebih 'Kuat' dari Perempuan?

Kehadiran keluarga, Wakil Gubernur Cik Ujang, dan para kepala OPD di sidang terbuka ini menunjukkan bahwa capaian tersebut tak hanya personal, tetapi juga simbolik.

Herman Deru memperlihatkan bahwa pemimpin daerah tak hanya bisa menjadi pelaksana kebijakan, tetapi juga penggagas kebijakan berbasis ilmu pengetahuan.

Model DERU sekaligus menjadi warisan intelektual yang bisa digunakan oleh para pemimpin daerah ke depan. Di tengah tantangan global dan ketimpangan pembangunan di tingkat lokal, pendekatan yang dialogis dan responsif menjadi sangat relevan.

Bagi Sumatera Selatan, disertasi ini tak hanya menambah daftar panjang pencapaian gubernurnya, tetapi bisa menjadi cetak biru untuk pembangunan inklusif yang lebih berkelanjutan dan berkeadilan?

Load More