Di etalase, banyak yang mengantri, memegang toples, mencium aroma, dan bertanya. Toko ini seperti museum kecil kopi, tempat di mana setiap biji menyimpan kisah, dan setiap wangi memancing rasa ingin tahu.
Harga yang ditawarkan pun bervariasi. Di samping deretan toples kecil, tersedia papan informasi harga yang menjelaskan tiap varian. Mulai dari 250 gram, 500 gram, hingga 1 kilogram.
“Harganya mulai dari Rp38.000 untuk ukuran 250 gram varian Semendo Super, sedangkan yang 1 kilogram ada yang mencapai Rp 680.000 dari varian Luwak Liar,” ujar Meike.
Harga ini mencerminkan kualitas dan proses panjang: dari pemilihan biji, fermentasi, hingga teknik sangrai yang khas.
Pelanggan Toko Piko pun datang dari berbagai latar. Ada pembeli rumahan, kedai kopi, hotel, hingga instansi pemerintah. Tak jarang, kopi dari sini menjadi oleh-oleh resmi dalam seminar dan acara besar.
Biji kopi yang dijual berasal langsung dari petani, namun diproses dengan pendekatan modern.
Sang pemilik mengutamakan teknik sangrai yang memperkaya cita rasa: dari lembut dan fruity hingga pekat dan earthy. Perpaduan antara kemurnian hasil panen dan inovasi pengolahan inilah yang menjadi kekuatan utama Toko Piko.
Setiap pembelian kopi dapat digiling langsung di depan pelanggan. Proses ini menciptakan pengalaman yang memikat, karena aroma segar menyeruak seketika.
Di sinilah kopi Piko berbeda, bukan hanya rasa, tapi juga momen yang jujur dan terasa hidup.
Baca Juga: Diterpa Sumsel United, Suporter Sriwijaya FC Tetap Padati Latihan Perdana
Meski banyak pembeli ingin mencicipi atau mencium dulu sebelum membeli, ada juga pelanggan yang langsung memesan varian favoritnya. “Kalau sudah tahu, tinggal sebutkan saja,” ujar Meike.
Tersedia dalam bentuk biji dan bubuk siap seduh, dengan kemasan praktis yang memudahkan.
Nama Piko sendiri berasal dari pembalikan kata 'kopi', sebuah ide sederhana yang kini menjadi merek ikonik di Palembang. Toko ini buka setiap hari hingga pukul 18.00 WIB.
Kopi Sumsel Makin Dipopulerkan
Sumsel bukan hanya dikenal sebagai lumbung energi dan budaya, tapi juga diam-diam menyandang predikat sebagai provinsi dengan lahan kopi terluas di Indonesia.
Dengan total mencapai 267,35 ribu hektar, hamparan kebun kopi yang didominasi oleh jenis robusta ini sebagian besar dikelola oleh perkebunan rakyat, bukan perusahaan besar.
Tag
Berita Terkait
-
Tak Sekadar Ngopi, Begini Cara OJK Bangun Ekosistem Kopi Sumsel untuk Petani
-
Bandara SMB II Palembang Internasional Lagi, Peluang Ekspor Kopi Sumsel Melejit
-
Misi Besar 2025, Sumsel Jadikan Kopi Sriwijaya Terkenal di Panggung Dunia
-
Kopi Robusta Sumsel Tembus Pasar Malaysia dan Australia: Hasil Kolaborasi OJK
-
Sumsel Ekspor Perdana 59,4 Ton Kopi Didukung Pembiayaan BSI dan Maybank
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Cek Fakta: Viral Video Dosen Mengundurkan Diri karena Uang dari Situs Judul, Benarkah?
-
Na Daehoon Digugat Cerai Jule tapi Pilih Diam, Benarkah Ada Hal yang Ia Tutupi?
-
Viral Tasya Farasya Rayakan Perceraian dengan Divorce Cake, Warganet Langsung Riuh
-
Rezeki Kilat! 8 Link Dana Kaget Hari Ini Sudah Rilis, Langsung Cair Kalau Kamu Cepat Klaim
-
Listrik Padam di Paripurna DPRD Sumsel, Benar Gangguan Teknis atau Ada yang Janggal?