Merasa dikhianati, Dian berinisiatif membuat laporan delik aduan dengan didampingi salah satu pegawai Dinas Sosial.
Awalnya, pegawai Dinsos tersebut berjanji akan membantu proses hukum itu tanpa memungut biaya sepeser pun. Tapi kenyataan berkata lain.
Setelah laporan berjalan dan anaknya ditangkap, Dian justru diminta membayar Rp10 juta untuk mencabut laporan di polisi.
Setelah negosiasi, akhirnya angka tersebut turun menjadi Rp5 juta. Tapi angka itu tetap terlalu besar bagi Dian, yang hidup dari hasil jualan sederhana.
“Saya cuma mau anak saya sembuh. Kenapa jadi begini? Saya bingung harus bagaimana lagi,” kata Dian dengan suara bergetar.
Beban berat itu tak membuat Dian menyerah.
Meski nyaris putus asa, cinta seorang ibu membuatnya terus berjuang.
Dengan penuh keberanian, Dian datang sendiri ke kediaman Dedi Mulyadi, berharap bantuan dan jalan keluar yang lebih manusiawi.
Dedi Mulyadi sendiri terkejut mendengar kisah itu.
Baca Juga: Profil Harry Gale, Bankir Senior yang Jadi Dirut Bank Sumsel Babel
Ia tak menyangka ada anak muda dari keluarga sederhana bisa terjerumus narkoba sedini itu, dan bagaimana sang ibu berjuang sendiri dalam keterbatasan ekonomi.
Dedi pun berjanji akan membantu proses pendaftaran Rehan ke barak militer agar bisa mendapat pembinaan yang lebih baik dan disiplin ketat.
Kisah Dian dan Rehan bukan hanya menggambarkan perjuangan seorang ibu menyelamatkan anaknya, tetapi juga potret gelap carut-marutnya proses rehabilitasi narkoba di Indonesia, mulai dari lemahnya pengawasan lembaga hingga oknum-oknum yang memanfaatkan situasi untuk meraup keuntungan pribadi.
Di tengah kondisi itu, perjuangan Dian menjadi simbol perjuangan seorang ibu tanpa batas melawan narkoba, korupsi moral, dan ketidakadilan sosial.
Kisah ini bukan sekadar cerita personal seorang ibu berjuang menyelamatkan anaknya, melainkan potret nyata betapa rumitnya upaya memberantas narkotika di Indonesia.
Perjuangan Dian menjadi cambuk bagi semua pihak, mulai dari keluarga, lingkungan, lembaga rehabilitasi, hingga aparat penegak hukum agar lebih serius, jujur, dan berani dalam menyelamatkan generasi muda dari ancaman narkoba.
Berita Terkait
-
Dua Kali Gagal Direhab, Ibu Asal Lubuk Linggau Datangi Dedi Mulyadi Minta Anaknya Masuk Barak
-
Sama-Sama Libatkan Militer, Efektifkah Sekolah Militer Ratu Dewa dan Retret Herman Deru?
-
Curhat ke Dedi Mulyadi Bikin Viral, Sumsel Bakal Gelar Retret Khusus Anak 14 Hari di Gandus
-
5 Fakta Viral Orang Tua di Sumsel Bawa Anak Pecandu Sabu ke Barak Dedi Mulyadi
-
Herman Deru Tanggapi Warga Sumsel Bawa Anak ke Barak Dedi Mulyadi: Kenapa Tak ke BNN?
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
Terkini
-
BRI Peduli Salurkan 200 Ambulans di Hari Kesehatan Nasional, Akses Kesehatan Merata Makin Dekat
-
Neta V vs Wuling Binguo: Duel Mobil Listrik Kompak yang Paling Ditunggu di 2025
-
Pengguna Wuling Bakal Bisa Ngecas di SPKLU Hyundai? Ini Bocoran Rencana Kerja Samanya
-
Siapa Gus Elham Yahya Luqman? Penceramah Muda yang Viral karena Cium Anak Perempuan di Majelis
-
Viral Kebiasaan Gus Elham Cium Anak Perempuan di Majelis Pengajian Bikin Publik Geram