Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Sabtu, 31 Mei 2025 | 22:42 WIB
Kak Seto mengunjungi barak militer di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat pada Sabtu 10 Mei 2025. (jabarprov.go.id)

SuaraSumsel.id - Sebuah video yang memperlihatkan pasangan suami istri asal Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel) membawa anak mereka yang kecanduan narkoba ke barak militer milik Dedi Mulyadi di Jawa Barat telah menjadi viral di media sosial.

Tindakan ini menuai berbagai reaksi dari masyarakat dan pihak berwenang. 

Berikut 5 fakta viral orang tua di Sumsel bawa anak pecandu sabu ke barak militer Dedi Mulyadi

1. Perjalanan 15 Jam Demi Masa Depan Anak

Baca Juga: Sumsel Jadi Pelopor Rp 250 Triliun Dana Koperasi Merah Putih, Desa Anda Kebagian?

Pasangan suami istri berinisial DH dan istrinya menempuh perjalanan sekitar 15 jam dari Kayuagung, OKI, menuju Subang, Jawa Barat, untuk menemui Dedi Mulyadi.

Mereka membawa anak bungsu mereka, seorang siswa kelas 10 SMK jurusan teknik perbengkelan, yang telah terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba jenis sabu.

Dalam pertemuan tersebut, DH mengungkapkan keputusasaannya dalam mengendalikan perilaku anaknya dan berharap pendekatan disiplin ala militer dapat membantu memulihkannya. 

2. Latar Belakang Keluarga yang Baik

Anak tersebut berasal dari keluarga yang terdidik dan berprestasi.

Baca Juga: Herman Deru Tanggapi Warga Sumsel Bawa Anak ke Barak Dedi Mulyadi: Kenapa Tak ke BNN?

Ibunya adalah seorang guru SD, sementara dua kakaknya telah sukses menjadi anggota TNI dan ASN.

Hal ini membuat Dedi Mulyadi terkejut dan bertanya-tanya bagaimana anak dari keluarga dengan latar belakang baik bisa terjerumus ke dalam narkoba.

Anak tersebut mengakui bahwa pergaulan buruk dan kebiasaan berbohong kepada orang tua untuk mendapatkan uang tambahan menjadi faktor penyebabnya.

3. Respons Dedi Mulyadi

Dedi Mulyadi, yang dikenal dengan pendekatan barak militernya untuk membina anak-anak bermasalah, awalnya terkejut dengan kedatangan keluarga dari Sumatera Selatan.

Namun, setelah mendengar kisah mereka, ia bersedia membantu dan meminta orang tua anak tersebut untuk membuat surat pernyataan sukarela sebagai syarat penitipan di barak militer.

4. Tanggapan BNNK OKI: "Cara Ini Salah"

Badan Narkotika Nasional Kabupaten OKI (BNNK OKI) menegaskan bahwa penanganan terhadap penyalahgunaan narkoba harus melalui jalur rehabilitasi, bukan sekadar pendisiplinan.

Kepala BNNK OKI, AKBP Gendi Maryanto, menyatakan bahwa pihaknya siap membantu secara gratis, sesuai dengan prosedur penanganan penyintas narkoba, termasuk asesmen untuk menentukan tingkat ketergantungan dan metode rehabilitasi yang tepat. 

“Kami siap membantu tanpa biaya. Yang bersangkutan akan kami asesmen dulu untuk mengetahui tingkat ketergantungannya. Dari situ akan ditentukan apakah rehabilitasi dilakukan rawat jalan atau rawat inap,” ujar Gendi di Kayuagung, Jumat (30/5).

Dalam video yang diunggah di akun Instagram milik Dedi Mulyadi, pasangan orang tua itu menyampaikan keputusasaan mereka karena sang anak yang masih duduk di kelas 10 SMK jurusan teknik perbengkelan diketahui sudah menggunakan narkoba jenis sabu.

Mereka berharap dengan dimasukkan ke barak militer, anak mereka bisa berubah dan kembali ke jalan yang benar.

Namun, menurut Gendi, penanganan pengguna narkoba tidak bisa disamakan dengan kenakalan remaja biasa.

“Ada proses detoksifikasi, perlakuan khusus, terapi perorangan dan kelompok, konseling, hingga penguatan karakter. Semua tahapan ini penting untuk membantu pecandu benar-benar pulih, bukan hanya disiplin secara fisik,” ujarnya melansir ANTARA.

5. Kritik dari Gubernur Sumsel

Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, menyayangkan tindakan orang tua tersebut yang memilih membawa anaknya ke luar daerah alih-alih memanfaatkan lembaga resmi yang tersedia di Sumsel.

Ia menekankan bahwa RS Ernaldi Bahar dan BNNK OKI siap membantu dalam penanganan kasus penyalahgunaan narkoba. Deru juga menyoroti pentingnya peran orang tua dalam memberikan teladan dan pengawasan kepada anak-anak mereka. 

Kasus ini menjadi pengingat pentingnya peran serta semua pihak dalam menangani masalah penyalahgunaan narkoba, khususnya di kalangan remaja. Pendekatan yang tepat dan dukungan dari keluarga serta lembaga terkait sangat diperlukan untuk membantu mereka kembali ke jalan yang benar

Load More