SuaraSumsel.id - Banyak orang terbiasa ngemil malam sebagai bagian dari rutinitas atau karena aktivitas yang berlangsung di malam hari.
Kadar hormon ghrelin (merangsang nafsu makan) lebih tinggi di malam hari, sementara hormon PYY (rasa kenyang) lebih rendah, sehingga nafsu makan meningkat.
Hormon kortisol yang biasanya turun malam hari bisa naik lagi jika begadang, memicu rasa lapar.
Aktivitas di malam hari meningkatkan kebutuhan energi tubuh, sehingga membuat lapar dan ingin ngemil.
Stres bisa menaikkan hormon kortisol yang memicu lapar, sedangkan bosan juga sering membuat orang ngemil tanpa sadar.
Baca Juga:
Berapa Ukuran Celana Jeans yang Ideal untuk Laki-Laki Dewasa? Ini Panduannya
Kebiasaan ngemil atau makan sebelum tidur memang sering dilakukan banyak orang, namun sejumlah penelitian dan pakar kesehatan menegaskan bahwa kebiasaan ini dapat menimbulkan berbagai efek samping negatif bagi kesehatan.
Penambahan Berat Badan
Tubuh yang kurang beraktivitas saat malam hari membuat kalori dari makanan tidak terbakar optimal, sehingga lebih mudah disimpan sebagai lemak.
Inilah yang menyebabkan berat badan cenderung meningkat jika sering makan atau ngemil sebelum tidur.
Risiko Diabetes Melitus
Ngemil malam hari, terutama makanan tinggi gula dan lemak, dapat meningkatkan kadar glukosa darah.
Lemak yang menumpuk di perut berhubungan dengan resistensi insulin, sehingga meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Gangguan Pencernaan dan GERD
Makan sebelum tidur, apalagi dalam porsi besar atau makanan berlemak, bisa menyebabkan asam lambung naik (GERD).
Posisi berbaring setelah makan memperbesar risiko asam lambung naik ke kerongkongan, menimbulkan rasa panas di dada, mulas, dan tidak nyaman.
Baca Juga:
Jalan Cepat vs Jogging: Mana yang Lebih Ampuh Bakar Kalori dan Turunkan Berat Badan?
Kualitas Tidur Terganggu
Proses pencernaan yang masih berlangsung saat tidur membuat tubuh tetap ‘bekerja’, sehingga tidur menjadi kurang nyenyak.
Perut yang begah atau kekenyangan juga bisa membuat sulit tidur dan mengganggu siklus tidur.
Risiko Penyakit Jantung
Penumpukan lemak akibat ngemil malam hari dapat menyumbat pembuluh darah, meningkatkan risiko penyakit jantung dan serangan jantung di kemudian hari.
Gangguan Fungsi Otak dan Kognitif
Kebiasaan ngemil malam juga dapat memengaruhi fungsi otak, khususnya memori jangka panjang dan kemampuan berpikir.
Siklus tidur yang terganggu akibat makan malam juga berdampak negatif pada fungsi kognitif.
Mengganggu Ritme Sirkadian
Makan larut malam bisa mengacaukan jam biologis tubuh (ritme sirkadian), sehingga metabolisme, hormon, dan pola tidur menjadi tidak teratur. Hal ini berisiko meningkatkan resistensi insulin dan gangguan metabolisme lainnya.
Meningkatkan Risiko Kanker Lambung dan Esofagus
Refluks asam yang kronis akibat makan sebelum tidur dapat meningkatkan risiko kanker lambung dan esofagus jika tidak diatasi dalam jangka panjang.
Baca Juga:
6 Tips Diet Aman & Efektif: Raih Berat Badan Ideal Tanpa Sengsara!
Pola Makan Tidak Sehat
Makan sebelum tidur bisa membuat tidak lapar di pagi hari sehingga melewatkan sarapan. Akibatnya, pola makan harian menjadi tidak teratur dan cenderung makan berlebihan di siang atau malam hari.
Ngemil dan makan sebelum tidur sebaiknya dihindari, terutama jika dilakukan secara rutin atau dengan pilihan makanan tinggi kalori, lemak, dan gula.
Kebiasaan ini terbukti dapat memicu berbagai masalah kesehatan serius mulai dari kenaikan berat badan, gangguan pencernaan, hingga risiko penyakit kronis seperti diabetes dan jantung.
Jika memang perlu makan sebelum tidur, pilihlah camilan sehat dalam porsi kecil dan beri jeda waktu beberapa jam sebelum berbaring.
Berita Terkait
-
Gaza Butuh Rp116,3 Triliun untuk Pulihkan Layanan Kesehatan yang Hancur Total
-
Digital Detox: Cara Sehat Menjaga Keseimbangan Hidup di Era Online
-
Remaja, Mental Health, dan Agama: Saat Dunia Bising, Iman Tempat Kembali
-
Sarankan Pakai AI, Purbaya Siapkan Rp 20 Triliun untuk Pemutihan BPJS Kesehatan
-
Wacana Pemutihan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Apa Syaratnya?
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
Terkini
-
Viral Detik-Detik Mengharukan, Sopir Ambulans Tutup Usia Usai Antar Jenazah
-
Geger di Aceh! Batu Giok 5.000 Ton Ditemukan di Hutan Nagan Raya, Nilainya Bikin Melongo
-
Viral Detik-Detik LRT Alami Gangguan! Penumpang Jalan Kaki di Rel Setinggi 15 Meter
-
Viral Lantai Mall di Palembang Penuh Sampah, Warganet Geram: Di Mana Rasa Malu?
-
Pilih Fortuner, Pajero Sport atau CRV? Ini SUV 7 Seater Bekas Rp200 Jutaan Paling Layak Dibeli