Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Sabtu, 17 Mei 2025 | 19:20 WIB
kecelakaan ambulans di musi pahit musi banyuasin sumatera selatan

SuaraSumsel.id - Suara sirine meraung-raung memecah sore yang lengang di Jalan Lintas Timur, Musi Pahit, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel).

Ambulans Hiace dengan lampu strobo menyala melaju cepat, membawa harapan di dalamnya—seorang remaja 15 tahun yang menderita gagal ginjal tengah dilarikan ke Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang untuk penanganan lebih lanjut.

Namun, Jumat (16/5/2024) malam, harapan itu nyaris hancur saat ambulans bernomor polisi BG 9796 BZ milik RSUD Bayung Lencir justru menjadi korban kecelakaan parah setelah ditabrak truk tangki CPO dari arah berlawanan.

Sirine Aktif, Namun Nasib Tak Dapat Ditolak

Baca Juga: Ambulans Bawa Pasien Gagal Ginjal Tertabrak Truk CPO, Pasien dan Nakes Jadi Korban

Sopir ambulans, Ridho Alpharizi, menyadari waktu sangat berharga.

Ia berusaha mendahului kendaraan di depannya dengan sirine aktif, mengingat kondisi pasien yang tak bisa menunggu. Tapi detik-detik di jalan raya sering kali menjadi momen hidup dan mati.

Tanpa disangka, dari arah Palembang menuju Betung, melaju sebuah truk tangki pembawa Crude Palm Oil (CPO) dalam kecepatan tinggi.

Dalam hitungan detik, tabrakan keras pun tak terhindarkan. Benturan terjadi tepat di bagian sisi ambulans yang membawa total tujuh orang, termasuk pasien, dua anggota keluarga, perawat, bidan, sopir, dan seorang pendamping.

"Sudah pakai sirine, tapi tetap dihantam," ujar seorang saksi mata yang turut membantu proses evakuasi.

Baca Juga: Pembangunan Gedung Baru Palembang Indah Mall Disoal: Tak Punya Dokumen Lingkungan?

Kondisi Mencekam di Dalam Ambulans

Humas RSUD Bayung Lencir, M. Daniel Pharsy mengatakan jika kondisi di dalam ambulans usai kecelakaan sangat mengerikan. Para penumpang mengalami luka-luka, beberapa di antaranya cukup serius.

Benturan keras antara ambulans dan truk tangki CPO tak hanya menyisakan kerusakan kendaraan, tapi juga luka mendalam pada para penumpangnya.

Ridho Alpharizi, sang sopir ambulans yang berjuang menembus waktu demi menyelamatkan pasien, justru harus menahan sakit akibat patah tulang paha kanan dan luka robek di lengan atas kiri.

Di kursi belakang, bidan Diana terbaring dengan nyeri hebat di kaki kirinya, sementara perawat Desi mengalami luka serius di wajah, hingga dagu bawah bibirnya pecah akibat benturan.

Yang paling memilukan, sang pasien MR (15 tahun), yang sedang dirujuk karena gagal ginjal, kini harus menghadapi patah bahu kiri.

Tak kalah tragis, dua anggota keluarga pasien turut menjadi korban; satu mengalami luka di kaki kanan, dan satu lagi mengalami keseleo di tangan kiri.

Bahkan pendamping sopir, meski hanya mengalami luka ringan, tetap membutuhkan penanganan medis.

Seluruh korban akhirnya dievakuasi ke Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut—melanjutkan perjuangan dari yang semula berangkat untuk menyelamatkan, kini justru harus diselamatkan.

kecelakaan ambulance di musi pahit Musi Banyuasin Sumatera Selatan

Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

Ketujuh orang di dalam ambulans berhasil dievakuasi dalam keadaan sadar dan langsung dilarikan ke RSMH Palembang.

Penanganan darurat langsung dilakukan oleh tim medis rumah sakit rujukan terbesar di Sumatera Selatan tersebut.

"Semua korban kini sudah berada di RSMH Palembang dan dalam penanganan medis. Kami pastikan mereka mendapatkan perawatan maksimal," ujar Daniel dalam keterangan tertulisnya.

Kecelakaan yang Memunculkan Banyak Pertanyaan

Kejadian ini memunculkan banyak pertanyaan sekaligus kekhawatiran tentang keselamatan ambulans di jalan raya, bahkan ketika sudah menggunakan sirine.

Mengapa kendaraan dari arah berlawanan tidak mengurangi kecepatan? Apakah edukasi lalu lintas tentang prioritas ambulans masih belum maksimal?

Kecelakaan ini menjadi pengingat keras bahwa di jalan raya, nyawa tak hanya ditentukan oleh kecepatan, tapi juga oleh empati dan kesadaran pengguna jalan lainnya.

Ketika sirine berbunyi, itu bukan sekadar suara—itu adalah panggilan hidup yang menanti kesempatan untuk diselamatkan.

Load More