Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Jum'at, 16 Mei 2025 | 19:05 WIB
Developer garthering 2025 Bank Sumsel Babel

SuaraSumsel.id - Dalam rangka mendukung program strategis nasional penyediaan tiga juta rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), Bank Sumsel Babel menunjukkan komitmennya secara nyata melalui pelaksanaan Developer Gathering dan Akad Kredit Massal yang digelar pada Jumat (16/5/2025).

Kegiatan ini menjadi ajang penting untuk memperkuat kolaborasi antara sektor perbankan, pemerintah, dan para pengembang perumahan dalam mempercepat realisasi kepemilikan rumah layak huni bagi masyarakat yang selama ini kesulitan mengakses fasilitas pembiayaan.

Dengan mengusung skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), kegiatan ini tidak hanya menjadi seremoni akad kredit semata, tetapi juga merupakan langkah konkret dalam memperluas akses pembiayaan rumah subsidi yang terjangkau dan berkelanjutan.

Hadir langsung dalam kegiatan ini sejumlah tokoh penting, seperti Direktur Operasi Pemanfaatan yang juga menjabat Plt Direktur Pembiayaan dan Layanan Digital BP Tapera, M. Nauval Al Ammari; Kabid Perumahan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Provinsi Sumsel, Zulkarnain; serta Kabid Perumahan Dinas Perkim Kota Palembang, Bambang Wicaksono.

Baca Juga: Kredit Serbaguna Bank Sumsel Babel, Solusi Keuangan ASN dan P3K Tanpa Ribet

Sinergi antara institusi-institusi tersebut diharapkan dapat menjadi motor penggerak percepatan penyaluran KPR FLPP di wilayah Sumatera Selatan, sekaligus menjawab tantangan backlog perumahan yang masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah.

Kegiatan Developer Gathering dan Akad Kredit Massal yang digelar Bank Sumsel Babel kian semarak dengan kehadiran tiga asosiasi pengembang besar yang menjadi motor utama dalam pembangunan perumahan rakyat di Indonesia.

Ketiganya adalah Real Estate Indonesia (REI) yang diwakili oleh Yugo Hardianto, Pengembang Indonesia (PI) Reza Fernadi, serta Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) oleh Andi Darmawan.

Kehadiran para tokoh penting dari asosiasi ini menegaskan komitmen kuat dunia usaha dalam mendukung program sejuta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Lebih dari sekadar seremoni, acara ini juga mempertemukan puluhan developer dari berbagai penjuru wilayah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung yang hadir baik secara langsung di lokasi kegiatan maupun secara daring melalui koneksi virtual.

Baca Juga: Bank Sumsel Babel Perkuat Program GEBRAK Palembang dengan Bantuan CSR

Salah satu momen paling penting dalam kegiatan ini adalah pelaksanaan akad kredit massal bagi 130 debitur penerima Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Nasabah dari Cabang Kapten A. Rivai, Palembang, dan Jakabaring tampak antusias mengikuti prosesi akad secara langsung, sementara debitur dari 24 cabang lainnya di wilayah Sumsel dan Babel bergabung secara daring, menciptakan atmosfer semangat kolektif dalam upaya mewujudkan impian masyarakat memiliki rumah layak dan terjangkau.

ilustrasi developer gathering

Ini bukan hanya soal angka, tetapi tentang menghadirkan solusi nyata bagi ribuan keluarga yang selama ini hanya bisa bermimpi memiliki rumah sendiri.

Direktur Bisnis Bank Sumsel Babel, Suroso Djailani, dengan penuh keyakinan menegaskan bahwa Bank Sumsel Babel siap menjadi garda terdepan dalam mendukung program strategis nasional bidang perumahan.

Dalam sambutannya, ia menyoroti pentingnya sinergi lintas sektor untuk mengatasi persoalan backlog perumahan yang selama ini menjadi tantangan besar, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

“Bank Sumsel Babel terus hadir sebagai mitra strategis dalam mengatasi backlog perumahan. Melalui dukungan pembiayaan FLPP, kami siap menyukseskan program pembangunan 3 juta rumah yang dicanangkan Presiden Prabowo, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Sumsel dan Babel,” ujarnya tegas.

Pernyataan ini menjadi bukti nyata bahwa komitmen institusi perbankan bukan hanya bersifat administratif, melainkan juga menyentuh aspek sosial yang lebih luas.

Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah, para pengembang perumahan, serta lembaga keuangan seperti Bank Sumsel Babel, diharapkan visi besar untuk menghadirkan hunian layak, terjangkau, dan berkeadilan sosial dapat tercapai secara inklusif dan berkelanjutan.

Ini adalah langkah nyata yang tidak hanya menjawab kebutuhan dasar masyarakat, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui sektor properti yang sehat dan produktif.

Kegiatan Developer Gathering dan Akad Kredit Massal yang digelar Bank Sumsel Babel tidak hanya menjadi ajang silaturahmi antara pengembang, perbankan, dan pemerintah, tetapi juga momentum penting dalam memperkuat komitmen bersama melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Bank Sumsel Babel dan Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra).

MoU ini menjadi simbol sinergi nyata dalam mempercepat penyediaan hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Selain itu, acara ini juga menghadirkan sesi sosialisasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PKP) Nomor 25 Tahun 2025 yang membahas secara rinci mengenai batasan penghasilan dan kriteria MBR, serta beragam kemudahan dalam proses pembangunan hingga kepemilikan rumah.

Sosialisasi yang disampaikan langsung oleh Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) ini memberi pencerahan kepada para developer dan stakeholder terkait mengenai arah kebijakan terbaru pemerintah.

Selama satu dekade terakhir, komitmen Bank Sumsel Babel dalam mendukung program FLPP telah membuahkan hasil gemilang, dengan total penyaluran dana sebesar Rp2,5 triliun kepada 18.552 debitur, mencakup wilayah Sumatera Selatan, Bangka Belitung, hingga DKI Jakarta.

Capaian tersebut tidak hanya berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga mengantarkan Bank Sumsel Babel meraih berbagai penghargaan tingkat nasional atas kinerja apiknya dalam penyaluran pembiayaan perumahan.

Ini menjadi bukti nyata bahwa Bank Sumsel Babel tidak sekadar hadir sebagai penyedia layanan keuangan, tetapi sebagai motor penggerak pembangunan sosial yang inklusif dan berkelanjutan. 
 

Load More