SuaraSumsel.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Empat Lawang mencatat tingkat partisipasi pemilih dalam pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada 2024 hanya mencapai 52,33 persen.
Angka ini menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan dengan partisipasi masyarakat pada Pilkada serentak 2024 sebelumnya yang mampu mencapai 72 persen.
Ketua KPU Empat Lawang, Eskan Budiman mengungkapkan bahwa dari total 257.020 daftar pemilih tetap (DPT) yang tercatat, hanya sekitar 134.947 orang yang menggunakan hak pilihnya dalam PSU kali ini.
Penurunan ini dinilai menjadi salah satu tantangan besar dalam upaya menjaga kualitas demokrasi lokal, apalagi Pemungutan Suara Ulang digelar di tengah aktivitas ekonomi masyarakat yang padat, terutama pada musim panen kopi.
Baca Juga: Menyelami Kekayaan Budaya Sumatera Selatan: Warisan yang Tak Lekang oleh Waktu
Eskan menjelaskan, meskipun KPU telah melakukan berbagai upaya sosialisasi dan pendidikan pemilih untuk meningkatkan partisipasi, kenyataannya banyak warga yang lebih memilih beraktivitas di kebun karena tingginya harga kopi saat ini.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa faktor ekonomi lokal masih sangat mempengaruhi keterlibatan masyarakat dalam proses politik.
Selain tantangan geografis dan ekonomi, KPU juga menghadapi dinamika sosial lain berupa berkembangnya opini negatif terhadap lembaga penyelenggara, yang turut menjadi hambatan dalam upaya menggerakkan antusiasme pemilih.
Meski demikian, Eskan menegaskan bahwa seluruh tahapan PSU telah dijalankan dengan profesionalisme dan integritas tinggi, sebagai bentuk komitmen KPU menjaga demokrasi yang jujur dan adil di Kabupaten Empat Lawang.
Menurut Eskan, salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan tingkat partisipasi adalah pekerjaan masyarakat yang banyak bergantung pada sektor pertanian dan perkebunan. Terlebih, PSU kali ini bertepatan dengan musim panen kopi — komoditas utama di daerah itu yang saat ini tengah mengalami lonjakan harga.
Baca Juga: Kronologi Bocah 5 Tahun Diculik di Palembang, Pelaku Babak Belur Digerebek
"Salah satu faktor yang menyebabkan partisipasi menurun adalah karena berbarengan dengan musim kopi. Banyak warga yang memilih untuk berada di kebun karena harga kopi sedang sangat tinggi," ungkapnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Fakta Kasus Dokter RSMH Palembang: Dari Tendangan Brutal Hingga Dinonaktifkan
-
Jajal Drone Penebar Benih di Sumsel, Prabowo Kaget: Ternyata Sehari Bisa 25 Hektare
-
Fakta Mengerikan Konsulen Diduga Tendang Testis Dokter Muda Unsri Sampai IGD
-
Terbang ke Sumsel, Prabowo Mau Luncurkan Gerina hingga Tanam Raya di Banyuasin
-
Ngaku Titisan Eyang Putri, Dukun Setubuhi Mahasiswi 7 Bulan Hingga Hamil
Tag
Terpopuler
- 3 Klub BRI Liga 1 yang Bisa Jadi Pelabuhan Baru Ciro Alves pada Musim Depan
- 5 Rekomendasi Body Lotion Lokal untuk Mencerahkan Kulit, Harga Mulai Rp17 Ribu
- Cyrus Margono Terancam Tak Bersyarat Bela Timnas Indonesia di Piala AFF U-23 2025
- Rangkaian Skincare Viva untuk Memutihkan Wajah, Murah Meriah Hempas Kulit Kusam
- Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp70 Jutaan: Lengkap dengan Spesifikasi dan Estimasi Pajak
Pilihan
-
Gelombang Kekesalan Jakmania Memuncak: Carlos Pena di Ujung Tanduk Pemecatan
-
Hasil Seri Kontra Arema FC Bikin Bangga Persebaya, Ini Penyebabnya
-
Pratama Arhan Mulai 'Terbuang' dari Timnas Indonesia, Mertua Acuh: Terserah
-
Heboh Wahana Permainan di Pasar Malam Alkid Keraton Solo Ambruk
-
7 Rekomendasi Mobil Bekas Jepang-Eropa Harga di Bawah Rp100 Juta
Terkini
-
Polemik Wisuda Sekolah di Sumsel: Diimbau Sederhana, Potensi Pungutan Jadi Sorotan
-
Selalu Segar Setiap Saat, Deodorant Fair Indomaret Siap Temani Aktivitasmu
-
Drama Pelarian 8 Tahanan Polres Lahat: 3 Ditangkap Cepat, 5 Masih Menghilang
-
Banjir Rezeki! DANA Kaget Kembali Bagi Saldo Rp300.000, Buruan Klaim
-
Pria Disabilitas di Lubuklinggau Tega Rudapaksa Bocah 11 Tahun, Modusnya Bikin Merinding