Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Sabtu, 12 April 2025 | 22:16 WIB
Bincang Buku Puisi Pulang Aina Rumiyati Aziz

Pendekatan yang digunakan Aina cenderung metaforis, penuh penyimbolan yang tidak sekadar menghias, melainkan menggiring pembaca memasuki ruang-ruang tafsir yang luas dan personal.

Tak heran jika penyair senior Sumatera Selatan, Anwar Putra Bayu, menyebut karya Aina sebagai sebuah kejutan yang menyenangkan—sebuah karya yang hadir dengan kekuatan puisi yang tak bisa dianggap biasa.

Baginya, Pulang bukan hanya buku puisi, melainkan ruang perenungan.  Pulang, akan menjadikan ragam pengartian dari para pembacanya.

"Karena sejatinya, setiap orang punya cerita pulangnya sendiri—dan buku ini menjadi cermin yang dengan halus menggambarkan wajah-wajah perjalanan itu. Makna ‘pulang’ di tangan Aina bukan sekadar kembali, namun setelah dibaca makna pulang bisa menjadi beragam dari penafsiran para pembacanya,”  kata Bang Anwar-panggilan akrab Anwar Putra Bayu.

Baca Juga: UMKM Palembang Naik Kelas, Kini Produknya Jadi Suvenir Penerbangan Garuda

“Pulang juga bisa sebagai pendekatan ekspresif di sana, dan puisi ini adalah jendela menuju pengungkapan dalam menghadapi semesta.” sambungnya.

"Pulang juga bisa sebagai kerinduan. Sayang buku Aina tidak mencantumkan kapan urutan waktu menulisnya, periode hari demi hari dan bisa menuntun kita (pembaca) dalam relasi saling hubungannya," ucapnya.

Anwar yang sudah lama berkecimpung dalam ranah sastra Indonesia mengatakan  “Diskusi buku puisi “Pulang” kemarin di Hotel Amaris selain ajang diskusi adalah forum silahturahmi para penulis, penyair, jurnalis, seniman, akademis, advokat dan aktivis Reformasi 98 di Sumsel.

"Teman-teman kembali pulang dengan kerinduannya," ujarnya.

Guru Besar Sastra dan Bahasa FKIP Universitas Sriwijaya (Unsri), Prof. Nurhayati narasumber bincang buku puisi Pulang memberikan pandangan akademiknya yang menggugah.

Baca Juga: Usai Fitrianti Ditahan, Harnojoyo Diperiksa Kejaksaan: Dugaan Korupsi Apa?

Ia menyinggung pentingnya pendekatan struktural dalam membaca puisi yakni memahami teks sebagai satu kesatuan yang utuh dalam bentuk, diksi, dan kohesi makna.

Load More