SuaraSumsel.id - Kilang Pertamina Plaju kini mulai melaksanakan program mandatori pemerintah untuk penggunaan Biodiesel 40% atau B40 sebagai bahan bakar nabati (BBN). Langkah ini diambil untuk mendukung swasembada energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor energi fosil.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan bahwa mulai 1 Januari 2025, bahan bakar minyak (BBM) jenis solar akan dicampur dengan biodiesel berbasis minyak sawit sebanyak 40 persen.
Keputusan ini diumumkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers di Jakarta pada 3 Januari 2025, yang menandakan komitmen pemerintah untuk mempercepat transisi energi yang lebih ramah lingkungan.
General Manager (GM) Refinery Unit III PT Kilang Pertamina Internasional, Hermawan Budiantoro mengatakan produksi B40 merupakan bentuk dukungan kepada pemerintah dalam meningkatkan bauran energi terbarukan serta cita-cita swasembada energi. Penyerapan FAME sebesar 40% akan meningkatkan konsumsi dari CPO, produk dari kelapa sawit mengingat Indonesia sebagai negara agraris.
Baca Juga: Capai 900 Hektar Kebun Sawit Terendam Banjir, Petani Kesulitan Panen
“Kita siap mendukung program pemerintah dalam target bauran energi terbarukan secara nasional, ini pembuktian diri bahwa Indonesia mampu berdikari,” ujarnya saat Lifting Perdana Biosolar B40 di Plaju, Rabu (2/1/2023).
Turut hadir manajemen PT Pertamina Patra Niaga yang diwakili oleh Yardinal, Sr. Manager Opt. & Maintenance Regional Sumbagsel.
Kilang Pertamina Plaju merupakan pioneer dalam produksi Biosolar sejak program implementasi Biosolar B20 pada Januari 2019 lalu, yang terus ditingkatkan komposisinya secara bertahap menjadi B30 pada 2019, meningkat lagi menjadi B35 pada 2023, hingga saat ini menjadi B40 yang dilakukan lifting perdana pada Senin (13/1/2025).
Kesiapan sarana dan fasilitas (sarfas), dan keberanian pekerja dalam menerima tantangan untuk menyediakan energi yang lebih baik untuk masyarakat, membuat kilang Refinery Unit III Plaju dan Refinery Unit VII di Kasim di Sorong (Papua Barat) ditunjuk pemerintah untuk menjalankan mandatori produksi B40.
Sarfas existing sebelumnya juga sudah siap untuk memproduksi B35sesuai dengan permintaan biosolar dari TBBM Kertapati dengan rerata realisasi lifting 765 MB per bulan, dengan total lifting sepanjang 2024 tercatat sebesar 9.179 MB.
Baca Juga: Kilang Pertamina Plaju Bantu Warga Banyuasin dengan Renovasi dan Fasilitas Sanitasi
Untuk produk B40, Kilang Pertamina Plaju menargetkan kemampuan produksi mencapai 750 MB/bulan.
Produk B40 dari Kilang Pertamina Plaju yang dihasilkan sebesar 750 MB (Million Barrel) per bulannya akan didistribusikan via pipa (pipeline) ke Integrated Terminal Palembang untuk kemudian didistribusikan ke wilayah Sumbagsel, sebagaimana yang diterapkan pada produk B35 selama ini.
Untuk itu, koordinasi dan sinergi dengan PT Pertamina Patra Niaga Region Sumbagsel terus diperkuat.
Implementasi program mandatori B40 ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM No 341.K/EK.01/MEM.E/2024 tentang Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel Sebagai Campuran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar Dalam Rangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Sebesar 40 Persen.
Sejalan dengan agenda Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto terkait ketahanan dan swasembada energi, serta target pemerintah mencapai net zero emission di tahun 2060. Pemerintah bahkan menyiapkan rencana peningkatan lebih lanjut ke B50 pada 2026.
Untuk diketahui B40 adalah campuran bahan bakar nabati berbasis CPO atau sawit, yaitu Fatty Acid Methyl Esters (FAME). Kadar FAME di produk B35 sebesar 40%, sementara 60% merupakan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar.
B40 sebagai bahan bakar nabati lebih ramah lingkungan jika dibandingkan bahan bakar diesel yang tidak mengandung FAME. “Lebih ramah lingkungan karena menghasilkan buangan yang lebih bersih sehingga dapat mengurangi emisi karbon,” kata Hermawan.
Biodiesel B40 memiliki emisi yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil, mengingat karena biodiesel B40 mengandung oksigen yang membantu mengurangi emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida.
Kedua, biodiesel B40 juga lebih ramah lingkungan karena tidak mengeluarkan sulfur atau zat pencemar lainnya saat dibakar.
“Produksi B40 ini, nantinya akan mendukung peta jalan Pertamina untuk akselerasi transisi energi bersih demi terwujudnya kondisi Net Zero Emission (NZE) pada maksimal 2060 mendatang,” ujarnya.
Dukung Prinsip SDGs dan ESG
Dengan memproduksi Biosolar B40 ini, Kilang Pertamina Plaju turut berkontribusi dalam mendukung terwujudnya tujuan ketujuh dalam Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), yakni menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan dan modern untuk semua.
Pada tahun 2030, ada target peningkatan secara substansial pangsa energi terbarukan dalam bauran energi global.
Hal ini juga tentunya mendorong diimplementasikannya aspek ESG oleh Pertamina, terutama pada sisi environment (lingkungan) dengan memproduksi Energi Baru Terbarukan (EBT).
Berita Terkait
-
Dukung Kebijakan Pemerintah, Kilang Pertamina Internasional Produksi B40
-
PEPC JTB Tanam 157,7 Ribu Pohon di Area Seluas 127,48 Ha di Cianjur
-
Pertamina Patra Niaga Lanjutkan Program Tukar Minyak Jelantah dapat Insentif Saldo dan Poin
-
Peneliti BRIN: Alih Fungsi Hutan Jadi Kebun Sawit Mempercepat Perubahan Iklim
-
Ancaman Di Balik Ambisi Hijau Proyek Biodiesel B40: Mulai dari Kelangkaan Minyak Goreng Hingga Deforestasi
Tag
Terpopuler
- Pengacara Vadel Badjideh Bawa Kabar Buruk Lagi dari Laura Meizani: Ada yang Tidak Beres
- Profil Irfan Bachdim: Eks Bomber Timnas Indonesia, Asisten Pelatih Patrick Kluivert
- Melancong ke Korea, Muka Bengkak Nagita Slavina Jadi Omongan: Perawatan atau Oplas?
- Ole Romeny: Kalau Tidak Bisa Cetak Gol....
- Sikap Sule ke Keluarga Mahalini Disorot, Warganet: Jadi Tahu Kenapa Mau Login
Pilihan
-
Kembali ke Era Gus Dur? Warganet Bagikan Cerita Suka Duka Libur Sekolah Satu Bulan Selama Ramadan
-
TikTok Dilarang di AS, Jutaan Pengguna Mendadak 'Migrasi' ke Aplikasi Rednote
-
Usai Ricuh Deltras vs Persibo, Kini Heboh Hakim Garis Bawa Pistol Saat Bertugas
-
Prabowo Berkantor di IKN pada 2028: Kesiapan Infrastruktur Jadi Kunci Utama
-
3.927 Siswa di Kukar Menunggu Program Makan Bergizi Gratis yang Kembali Ditunda
Terkini
-
Dari Tanah Subur Sumsel, Kopi Robusta Siap Tembus Pasar Internasional
-
Kilang Pertamina Plaju Mulai Produksi B40, Mandatori untuk Swasembada Energi
-
Kopi Sumsel Mengarungi Samudra, Potensi Lokal Menuju Pasar Internasional
-
Kisah Pelaku UMKM Palembang Bertahan di Tengah Harga Elpiji 3 Kilogram Naik
-
Jalur Kereta dan Sungai Padat, Sumsel Bangun 5 Flyover Buat Angkut Batu Bara