Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Selasa, 03 Desember 2024 | 16:49 WIB
Pengendara melakukan pengisian bahan bakar jenis Pertalite di SPBU Pertamina, Jakarta, Selasa (10/9/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraSumsel.id - Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencatatkan inflasi signifikan sebesar 0,58 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada November 2024, menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto, mengungkapkan bahwa kenaikan ini didorong oleh lonjakan harga komoditas utama seperti tomat, bawang merah, emas perhiasan, minyak goreng, dan angkutan udara. Inflasi tahunan (year-on-year/yoy) juga mencapai 0,73 persen, dengan faktor pemicu utama seperti kenaikan harga BBM dan kelangkaan minyak goreng curah.

Kabupaten Muara Enim bahkan mencatat kontribusi tertinggi dalam lonjakan harga ini. Menjelang momen Natal dan Tahun Baru, konsumsi diprediksi meningkat, meskipun langkah-langkah antisipasi seperti penurunan tarif angkutan udara telah diterapkan. 

Sumsel mengalami inflasi sebesar 0,58 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 106,48. “Untuk komoditas penyumbang inflasi yaitu tomat, bawang merah, emas perhiasan, minyak goreng dan angkutan udara,” katanya.

Baca Juga: Ditangkap KPK, Pj Wali Kota Pekanbaru Diduga Pungut Iuran OPD hingga RSUD

Secara tahunan (year on year/yoy), Sumsel mengalami inflasi sebesar 0,73 persen pada periode November 2024.

Pemicu kenaikan tersebut yaitu ada kenaikan BBM walaupun kelasnya premium, kenaikan harga minyak goreng curah yang saat ini telah langka, serta tomat dan bawang merah yang pasokannya di sentral produksi atau panen tidak banyak. 

“Sehingga mendorong harga yang signifikan yang cukup tinggi, bahkan semua kabupaten seperti Muara Enim, menjadi yang paling tinggi turut andil penyumbang tertinggi,” jelasnya.

Adapun andil lima komoditas utama yaitu emas, tomat, daging ayam ras, bawang merah dan minyak goreng pada inflasi periode November yakni sebesar 1,30 persen.

Sedangkan, dari sisi kelompok pengeluaran, inflasi yoy di Sumsel terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 0,68 persen, kelompok kesehatan 1,78 persen, kelompok transportasi 1,60 persen, kelompok rekreasi olahraga dan budaya 1,55 persen, serta kelompok pendidikan 1,87 persen.

Baca Juga: Update Harga Pangan Terkini: Daging Sapi Naik tapi Minyak Goreng Turun

Selain itu, dengan adanya momen Hari Natal 204 dan Tahun Baru 2025, juga diharapkan akan mendorong tingkat konsumsi masyarakat. 

“Meskipun juga ada beberapa kebijakan untuk mengantisipasi tekanan inflasi yang tinggi salah satunya adalah penurunan untuk tarif angkutan udara sebesar 10 persen,” kata Wahyu. [ANTARA]

Load More