SuaraSumsel.id - Penanganan sampah di Kota Prabumulih saat ini sudah darurat. Karena itu, Institut Agroekologi Indonesia (INAgri) bersama komunitas Prabumaggot Indonesia menawarkan solusi, yakni pengolahan sampah biomassa menjadi mokusaku.
Syamsul Asinar Radjam, pendiri INAgri, menyatakan lebih dari 50 persen sampah yang menjadi beban TPA terdiri sampah organik.
Di antara jenis sampah organik terdapat pula sampah dari dari biomassa tumbuhan mulai dari batang kayu, ranting, daun, bahkan cangkang kelapa muda.
"Jenis sampah ini dihasilkan dari kegiatan penebangan dan pemangkasan pohon, sapuan taman dan jalan, hingga usaha perdagangan kelapa," ujarnya kepada Suara.com belum lama ini.
Baca Juga: PPDB Sumsel 2024 Kacau? Jalur Zonasi Tertunda, Jalur Prestasi Diduga Direkayasa
Berdasar data KLHK, volume sampah biomassa mencapai 12-13 persen keseluruhan sampah.
Sampah dari biomassa menimbulkan masalah bagi TPA karena banyak memakan tempat, sementara TPA Kota Prabumulih dalam kondisi kelebihan beban. Jenis sampah ini relatif tidak terolah dengan baik, karena dianggap tidak memiliki nilai ekonomis bagi pemulung maupun pelaku usaha barang bekas dan daur ulang.
“Ado gunonyo galo!” kata Syamsul.
“Sampah biomassa memiliki potensi besar untuk diolah menjadi arang aktif (biochar) maupun arang biasa, dan pada saat bersamaan dapat menghasilkan mokusaku.”
Mokusaku adalah nama lain dari cuka kayu atau wood vinegar. Cairan ini diakui sebagai cairan multi-manfaat di banyak negara mulai dari pengawet makanan, pengendali hama dan penyakit tanaman, pembenah tanah, anti-bakterial, penghilang bau di TPA maupun peternakan, dan lain sebagainya.
Baca Juga: 17 Kantor BPN di Sumsel Melayani Penerbitan Sertifikat Elektronik
Syamsul yang juga aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) ini mengungkapkan jika mokusaku juga umum dipakai sebagai pengganti asam semut atau “cuko-parah” yang diperlukan petani karet untuk menggumpalkan lateks.
Berita Terkait
-
Ubah Limbah Jadi Berkah, Inovasi Pengelolaan Sampah Ini Sukses Go International
-
Kasus Bikin Konten Rendang Hilang, Polisi Periksa Pelapor Willie Salim
-
Minta Tipping Fee Diturunkan Depan Zulhas dan Pratikno, Pramono Mau Lanjutkan ITF Sunter?
-
Gubernur Herman Deru Buka Rakor Forkopimda Se-Sumsel
-
Gercep Antisipasi Arus Mudik Lebaran, Herman Deru Cek Jalur Tol Alternatif Palembang-Betung
Tag
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
-
Kisah Heroik Sugianto, WNI yang Jadi 'Pahlawan' dalam Tragedi Kebakaran Korea Selatan
Terkini
-
Debat Paslon PSU Pilkada Empat Lawang Dipindah ke Palembang, Ada Apa?
-
Viral Bupati Pali Emosi Saat Sholat Id: Air PAM Mati, Rumah Pribadi Terdampak
-
7 Alasan Lebaran di Palembang Selalu Spesial dan Penuh Keunikan
-
Drama Rendang Willie Salim Memanas: Desak Ratu Dewa Minta Maaf ke Warga
-
Dua Sultan Palembang Berbeda Sikap soal Adat Tepung Tawar untuk Willie Salim