Tasmalinda
Sabtu, 24 Juni 2023 | 12:34 WIB
Pedagang tas di pasar 16 ilir Palembang, Sumatera Selatan [Suara.com/Tasmalinda]

SuaraSumsel.id - Ada yang tampak berbeda jika memasuki pasar-pasar tradisional di kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) saat ini. Sejumlah pasar tradisional di Palembang makin gencar mengenalkan digitalisasi dalam transaksinya.

PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk regional office Palembang makin gencar mengenalkan produk digital guna memudahkan pelaku usaha kecil dan menengah bertransaksi.

Sepertinya hal yang tampak di pasar 16 Ilir, pasar Perumnas dan pasar Kuto Palembang. Di pasar-pasar tradisional ini, BRI hadir dengan mengenalkan produk digitalnya, QRIS BRI.

RCEO BRI Palembang Wahyudi Dermawan Wahyudi Dermawan mengatakan BRI makin masif mengenal QRIS dan BRImo sejak tahun 2021 lalu. Sejumlah lokasi pasar makin ramai dikenalkan dengan pemasangan alat pembayaran sekaligus pengenalan aplikasi BRImo.

Baca Juga: Perluas Digitalisasi, BRI Sasar Layanan Perbankan ASN di Sumsel

“Pada tahun itu sejalan dengan target pertumbuhan QRIS sebanyak 1 juta QRIS pada tahun tersebut. BRI terus mengenalkan sejak adanya penambahan fitur terbaru QR Pedagang di BRImo,” katanya belum lama ini.

BRI makin menyasar semua marchant baik itu merchant binaan maupun yang baru dari semua sektor perdagangan maupun jasa di kota Palembang.

“Pada era digitalisasi saat ini, QRIS berfungsi menambah akseptasi bagi para pelaku UMKM, perdagangan dan pelaku bisnis lainnya, sehingga transaksi bisnis yang terjadi tidak selalu dilakukan secara tunai namun juga bisa dilakukan secara digital melalui BRImo,” jelasnya.

Pengenalan digitalisasi melalui QRIS BRI dilakukan dengan sangat praktis. Pedagang atau merchant hanya membuka rekening BRI sekaligus mendaftarkan QRIS/QR pedagang ke uker terdekat. “Dengan kepraktisannya, pengguna QRIS di Sumsel terus bertambah tiap bulannya pertumbuhannya positif,” ujarnya.

Digitalisasi pun mempermudah UMKM dalam mengelola transaksi sekaligus pengembangkan usaha baik melalui perdagangan sekaligus promosi usaha yang dapat dilakukan secara offline dan online. “Untuk di UMKM, rerata transaksi dilakukan memang masih kurang dari Rp100 ribu, namun BRI pun mengenalkan sejumlah produk layanan digital lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan pelaku usaha itu, seperti BRIlink, BRImo sekaligus uang elektronik seperti BRIzzi.

Baca Juga: Berkas Segera Dilimpahkan Polisi, Lina Mukherjee Siap-siap Ditahan: Sudah Takdir!

BRI pun memberikan keuntungan layanan perbankan, terkhusus untuk pembayaran. Digitalisasi akan membuat pedagang terhindar dari praktik peredaran uang palsu. Selain itu, di QRIS juga memperlihatkan transaksi dana dengan pemberitahuan atau notifikasi yang realtime.

“Untuk transaksi QRIS merchant/pedagang dapat mengecek secara langsung transaksi yang berhasil melalui aplikasi BRI merchant serta mengecek mutasi melalui BRImo sampai dengan beberapa bulan ke belakang,” katanya.

Meski dalam pengenalan digitalisasi, sejumlah tantangan pun muncul, diantaranya ketersediaan perangkat seperti kepemilikan ponsel pintar sampai pada edukasi inklusi keuangan yang kurang akan produk digital perbankan, serta masih banyak pembeli yang juga masih memilih bertransaksi secara tunai.

Sapran, salah satu pedagang di pasar 16 ilir Palembang mengungkapkan jika awalnya juga berupaya adaptasi dengan proses digitalisasi perbankan BRI.  Meski sudah menjadi nasabah lama, ia pun makin beralih ke pembayaran digital melalui aplikasi BRImo.

“Sekarang transaksi apapun saya terima, mau cash atau transfer, karena sudah pakai BRImo. Lebih mudah jika mau mempelajari, memang awalnya terkesan kesulitan, tapi lama-kelamaan semakin praktis dan mudah,” ujarnya.

Load More