Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Sabtu, 06 Mei 2023 | 21:47 WIB
Ilustrasi kemarau di Sumsel. Wong Sumsel diingatkan jika musim kemarau berlangsung lebih panjang karena pengaruh El Nino [Istimewa]

SuaraSumsel.id - Warga Sumatera Selatan atau biasa akrab dengan panggilan Wong Sumsel diingatkan agar bersiap karena musim kemarau akan berlangsung lebih panjang, yakni sampai Oktober 2023.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan karena pengaruh El Nino.

Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Sumsel Nandang Pangaribowo mengatakan secara umum wilayah Sumsel sedang berlangsung pancaroba dari musim hujan ke kemarau.

”Sampai saat ini kami perkirakan di wilayah Sumsel musim kemarau akan berlangsung di bulan Mei dasarian kedua sampai dengan Juni dasarian ketiga dan berlangsung hingga Oktober 2023,” katanya.

Baca Juga: Tragis, Petugas SPBU di Indralaya Sumsel Tewas Ditabrak Bus Saat Ingin Isi Solar

Pada Agustus di bagian tengah dan timur Sumsel, yaitu Kabupaten Musi Banyuasin, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Muara Enim, Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Selatan, OKU Timur, Ogan Ilir, Banyuasin, Ogan Komering.

Sementara pada Juli, puncak musim kemarau di bagian barat Sumsel, yaitu Kota Lubuklinggau, Kota Pagar Alam, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Musi Rawas Utara, Kabupaten Empat Lawang, dan Kabupaten Lahat.

Berdasarkan data yang dihimpun BMKG Sumsel, potensi El Nino akan terjadi pada semester kedua Tahun 2023.

"Sehingga semua pihak pemangku kepentingan berkaca dari tahun 2015 dan 2019 yang terjadinya El Nino. Kondisi tersebut dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang cukup signifikan di wilayah Sumsel yang menyebabkan asap dapat timbul hingga masuk ke Kota Palembang," katanya.

BMKG Sumsel juga telah mengimbau masyarakat dan terutama pemerintah daerah untuk siap siaga terhadap dampak El Nino.

Baca Juga: Tidak Ditahan Penyidik Polda Sumsel, Lina Mukherjee Dijerat Pasal Berlapis

”Apabila benar-benar terjadi El Nino tersebut dampaknya itu akan cukup signifikan di wilayah timur Sumsel karena banyak memiliki lahan gambut, jadi bila titik panas terjadi di musim kemarau cukup banyak di daerah tersebut itu akan memudahkan terjadinya karhutla, maka dari itu kami meminta untuk pemerintah daerah selalu siap siaga,” kata dia.

Pada Maret 2023, Gubernur Sumsel menerbitkan surat penetapan bahwa Sumsel berstatus siaga darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan.

TMC merupakan kegiatan modifikasi atau merekayasa cuaca untuk meningkatkan potensi turun hujan di antaranya dengan cara menyemai garam dalam jumlah besar ke awan potensial. [ANTARA]

Load More