Sejauh ini diketahui ada sebanyak sekitar 15 ribu jiwa warga di Palembang sebagai Muhammadiyah, hal itu tergambar dari perhitungan pelajar yang tergabung pada lembaga pendidikan Muhammadiyah di Palembang baik dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Dengan jumlah tersebut dia sangat menyakini seluruh dapat memahami makna toleransi, khsusunya pada saat perbedaan pelaksanaan hari besar islam.
Dia menilai aka nada banyak sekali pertukaran tradisi dan kebiasaan yang bisa dipelajari dan dibagikan satu sama lainnya, bahkan saat ini tidak sedikit tradisi dan adat Muhammadiyah yang sudah membaur dengan masyarakat, sehingga bagi dia gelar Darussalam memang pantas disematkan bagi Kota Palembang.
Sesuai dengan harapan masyarakatnya yang dapat hidup berdampingan dengan aman, damai dan tentram meskipun berbeda aliran, agama, suku, ras dan kebudayaan.
Berangkat dari situlah kemudian jurnalis suara.com turut bertanya mengenai adanya tradisi Umat Muslim Muhammadiyah yang biasa dilakukan pada saat lebaran tiba, dan kali ini Abu kembali menerangkan bahwa Muslim Muhammadiyah tidak dianjurkan untuk melakukan adat takziah di pemakaman pada hari suci seperti ini, hal tersebut bermaksud sebagai penghormatan akan datangnya bulan baik untuk melakukan silaturahmi kepada sesama manusia terlebih dahulu.
Baca Juga: Jemaah Muhammadiyah di Sumsel Gelar Salat Id, Padati Sejumlah Masjid Dan Lapangan
“Untuk tradisi hari raya ini tidak ada perbedaan dengan pelaksanaan pada umumnya, sepeti saling mengunjungi, memaafkan dan bahkan umat muslim Muhammadiyah juga turut melaksanakan apa yang dikatakan sebagai Halal bi halal jadi secara umum tidak berbeda. Untuk meluapkan kesenangan sama saja, paling perbedaannya kami warga Muhammadiyah tidak menganjurkan untuk adanya momen ziarah ke pemakaman pada hari ini, silahkan takziah tapi tidak dikhususnya pada saat idul fitri, kalaupun ada yang datang itu tidak menjadi masalah, namun jangan sampai membiasakan diri untuk mengkhususkan takziah ke pemakaman pada hari suci seperti ini,” ujarnya.
Abu sangat berharap dengan berakhirnya pelaksanaan ibadah puasa di tahun ini, umat Muslim Muhammadiyah dapat memetik nilai kebaikan selama ramadan yang telah berlangsung sebagai bekal awal sebagai manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya dan dapat mengaplikasikan islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin.
Masjid Jami’ 4 Ulu Beri Gambaran Toleransi Umat Beragama di Palembang
Hampir sama dengan perjalanan sejarah masjid tua lainnya di Palembang, Masjid Jami’ 4 Ulu pun memiliki cerita unik tersendiri.
Dikenal sebagai salah satu Masjid Muhammadiyah yang kerap digunakan sebagai pelaksanaan ibadah solat ied di kawasan ulu Palembang, ternyata masjid ini telah berdiri sejak tahun 1890 silam. Dimana berdasarkan penuturan ketua pengurus masjid, Abdurahman Ahmad Sabudin dijelaskan masjid tersebut digadang-gadang sebagai cikal bakal rumah ibadah pertama kali bagi Umat Muslim Muhammadiyah di Palembang pada eranya.
Baca Juga: Kemenag Sumsel Berpesan agar Umat Jaga Ukhuwah Islamiyah Walau Berbeda 1 Syawal 1444 H
Di dalam buku karya penulis Belanda bernama John Petter yang membahas mengenai perkembangan islam melayu di Palembang, Abdurahman mengaku banyak membaca sejarah perjalanan pembangunan serta perizinan pelaksanaan ibadah umat muslim di Palembang pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia saat itu.
Pada Bab kedua buku tersebut, penulis banyak membahas mengenai asal mula perizinan ibadah di Masjid Jami’ 4 Ulu tersebut.
Dimana pada awal pendiriannya, masyarakat dan pemerintah Belanda yang berada di Palembang sempat begejolak akibat pembatasan aktivitas masjid yang dinilai bertentangan dengan hak yang seharusnya diterima umat beragama di Indonesia saat itu.
“Saya sempat berkunjung ke kedutaan Belanda beberapa waktu lalu, dan di sana saya mendapatkan referensi sebuah buku yang banyak membahas mengenai perkembangan islam di Palembang dan salah satunya Masjid Jami’ ini pada Bab II nya. Disana, dipaparkan mengenai penerapan ibadah solat Jumat di sini yang sempat terbatas, akibatnya orang-orang terdahulu meminta agar pemerintah Belanda yang ada di sini dapat mengoperasikan masjid ini sebagai sarana ibadah, akrena kalau solat Jumat waktu itu sangat jauh, harus ke kawasan 12 Ulu,” ceritanya
Sayangnya permintaan tersebut justru mendapat penolakan dari pemerintah setempat, yang menyebabkan Umat Muslim Muhammadiyah akhirnya mengajukan banding ke pemerintahan pusat di Jakarta yang saat itu pun masih dalam kekuasaan Belanda. Setelah menunggu dalam waktu yang panjang, akhirnya permintaan itu membuahkan hasil, dimana pemerintah pusat memberikan izin kepada masyarakat agar bisa melakukan ibadah keagamaan di Masjid Jami’ 4 Ulu.
Atas keputusan tersebut, hingga kini seluruh kegiatan keagamaan bagi Muslim Muhammadiyah terus berlanjut di masjid yang didominasi yang gaya arsitektur kesultanan Palembang Darussalam itu. Diterangkan lagi oleh Abdurahman, sebagian besar bangunan masjid masih mempertahankan ornamen pada awal pembangunan, seperti empat tiang utama dan plafon masjid yang melambangkan kekuatan dan kesederhanaan.
Berita Terkait
-
Jemaah Muhammadiyah di Sumsel Gelar Salat Id, Padati Sejumlah Masjid Dan Lapangan
-
Jasa Tukar Pecahan Uang Baru Dikatakan Riba, Ustaz Taqy Malik Beri Solusi Begini
-
Kemenag Sumsel Berpesan agar Umat Jaga Ukhuwah Islamiyah Walau Berbeda 1 Syawal 1444 H
-
Tak Sekadar Maaf Lahir Dan Batin, Berikut Kumpulan Ucapan Idul Fitri Penuh Makna Dan Doa
-
Lengkap! Bacaan Takbiran Idul Fitri Disertai Artinya
Tag
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
Terkini
-
Muba Dukung Legalisasi Sumur Rakyat, Tinggal Tunggu Restu Pemerintah Pusat
-
DANA Kaget Hari Ini: Klaim Saldo Gratis hingga Ratusan Ribu, Cuma Sekali Tap
-
Bank Sumsel Babel Bagi-Bagi Hadiah di Digital Kito Galo, Buka Tabungan Dapat Sepeda
-
Indosat Gandeng Tomoro Coffee, Buka Gerai dengan Konsep Ngopi Sambil Layanan Digital
-
Harmoni Kopi, Padi dan Perempuan: Menyusuri Jejak Kehidupan Tunggu Tubang di Sumatera