Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Minggu, 24 Juli 2022 | 09:31 WIB
Anak jalanan di Palembang, Sumatera Selatan [Suara.com/Fadli]

R, salah satu anak pun menceritakan jika tinggal kelas. Kakak beradik tersebut menceritakan pengalamannya di jalanan sebelum menjadi badut tokoh kartun. 

Saat mangkal di kawasan RS Charitas Palembang ini, kakak beradik ini berbagi tugas. Ada yang bawa kemoceng namun kemudian juga meminta uang pada pengendara. “Dulu ikut-ikutan jadi manusia silver, hasilnya pun sangat tidak menentu, ibu juga sering marah, jadinya tidak pulang ke rumah,” aku R.

R mengakui dominan anak jalanan di Palembang bernasib hampir sama. Mereka berasal dari keluarga yang tidak utuh, mengenal dunia jalanan lebih muda hingga ikut-ikutan apa yang banyak dilakukan, misalnya memalak sopir, hingga mengenal obat-obatan terlarang.

“Juga tidak terima bantuan. Misalnya bantuan sekolah, saya tidak terima. Benar-benar harus berjuang sendiri, mau percaya pada orang terdekat, mereka juga yang membuat kami di jalanan,” ungkap R dengan lirih.

Baca Juga: Akhir Pekan di Sumsel, Cuaca Berawan Dengan Potensi Hujan Disertai Petir

Diakui R jika kekerasan biasanya terjadi jika anak jalanan yang tidak jelas siapa yang bawa ke jalanan. "Tapi jika jelas ada orang yang bawa, dan ada kawanan, biasanya tidak diincar. Diincar ini karena dia datang-datang sendiri, jadi yang incar ingin menakut-nakutin dan "pegang" dia," ujar R

Beberapa kali terjaring razia, R mengaku hanya didata dan dibina oleh pemerintah daerah. Pembinaan yang kemudian membuat mereka tidak bisa lagi bekerja di jalanan dan menghasilkan uang untuk diri sendiri dan keluarga. “Padahal di keluarga yang sudah tidak utuh, kami butuh uang untuk makan,” ujar R.

Kekerasan Tertinggi di Palembang 

Berdasarkan data angka kekerasan di Sumatera Selatan terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2022 angka kekerasan di Sumatera Selatan mencapai 341 kasus.

Meski berkurang 6,58 persen dibandingkan tahun sebelumnya, namun kekerasan yang dialami di Sumsel merupakan kekerasan fisik, yang mencapai 184 kasus. Setelah itu, kekerasan lainnya yakni kekerasan seksual mencapai 161 kasus dan kekerasan psikis mencapai 139 kasus.

Baca Juga: Cerita Getir Pelajar di Sumsel: Disekap Berhari-Hari, Disetubuhi 6 Pria Sampai Dijual Rp 1 Juta

“Faktanya, korban kasus kekerasan sebagian besar adalah perempuan yang masih anak-anak mencapai 165 kasus. Kasus kekerasan pada perempuan dewasa pada urutan kedua terbesar,” ujar data BPS Sumatera Selatan.

Load More