R, salah satu anak pun menceritakan jika tinggal kelas. Kakak beradik tersebut menceritakan pengalamannya di jalanan sebelum menjadi badut tokoh kartun.
Saat mangkal di kawasan RS Charitas Palembang ini, kakak beradik ini berbagi tugas. Ada yang bawa kemoceng namun kemudian juga meminta uang pada pengendara. “Dulu ikut-ikutan jadi manusia silver, hasilnya pun sangat tidak menentu, ibu juga sering marah, jadinya tidak pulang ke rumah,” aku R.
R mengakui dominan anak jalanan di Palembang bernasib hampir sama. Mereka berasal dari keluarga yang tidak utuh, mengenal dunia jalanan lebih muda hingga ikut-ikutan apa yang banyak dilakukan, misalnya memalak sopir, hingga mengenal obat-obatan terlarang.
“Juga tidak terima bantuan. Misalnya bantuan sekolah, saya tidak terima. Benar-benar harus berjuang sendiri, mau percaya pada orang terdekat, mereka juga yang membuat kami di jalanan,” ungkap R dengan lirih.
Baca Juga: Akhir Pekan di Sumsel, Cuaca Berawan Dengan Potensi Hujan Disertai Petir
Diakui R jika kekerasan biasanya terjadi jika anak jalanan yang tidak jelas siapa yang bawa ke jalanan. "Tapi jika jelas ada orang yang bawa, dan ada kawanan, biasanya tidak diincar. Diincar ini karena dia datang-datang sendiri, jadi yang incar ingin menakut-nakutin dan "pegang" dia," ujar R
Beberapa kali terjaring razia, R mengaku hanya didata dan dibina oleh pemerintah daerah. Pembinaan yang kemudian membuat mereka tidak bisa lagi bekerja di jalanan dan menghasilkan uang untuk diri sendiri dan keluarga. “Padahal di keluarga yang sudah tidak utuh, kami butuh uang untuk makan,” ujar R.
Kekerasan Tertinggi di Palembang
Berdasarkan data angka kekerasan di Sumatera Selatan terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2022 angka kekerasan di Sumatera Selatan mencapai 341 kasus.
Meski berkurang 6,58 persen dibandingkan tahun sebelumnya, namun kekerasan yang dialami di Sumsel merupakan kekerasan fisik, yang mencapai 184 kasus. Setelah itu, kekerasan lainnya yakni kekerasan seksual mencapai 161 kasus dan kekerasan psikis mencapai 139 kasus.
Baca Juga: Cerita Getir Pelajar di Sumsel: Disekap Berhari-Hari, Disetubuhi 6 Pria Sampai Dijual Rp 1 Juta
“Faktanya, korban kasus kekerasan sebagian besar adalah perempuan yang masih anak-anak mencapai 165 kasus. Kasus kekerasan pada perempuan dewasa pada urutan kedua terbesar,” ujar data BPS Sumatera Selatan.
Berita Terkait
-
Akhir Pekan di Sumsel, Cuaca Berawan Dengan Potensi Hujan Disertai Petir
-
Ketua Umum Muhammadiyah: Anak Indonesia Butuh Teladan
-
Haedar Nashir: Sejatinya Anak-anak Memiliki Dunianya Sendiri
-
Ketum Muhammadiyah Haedar Nashir: Anak-anak Butuh Lingkungan dan Keteladanan yang Baik
-
Alarm Kasus Kekerasan Terhadap Anak di Mojokerto
Tag
Terpopuler
- Duet Elkan Baggott dan Jay Idzes, Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs China
- 27 Kode Redeem FF Terbaru 17 Mei: Klaim Diamond, Token, dan Skin Cobra MP40
- Penampilan Syahrini di Cannes Mengejutkan, Dianggap Berbeda dengan yang di Instagram
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- Ditegur Dudung Abdurachman, Hercules Akhirnya Minta Maaf ke Gatot Nurmatyo dan Yayat Sudrajat
Pilihan
-
PSSI Bongkar Alasan Tak Panggil Elkan Baggott meski Sudah Sampai di Bali
-
Kurator Didesak Penuhi Hak Karyawan PT Sritex, Tagihan Pembayaran Capai Rp 337 Miliar
-
Menelisik Kinerja Emiten Kongsian Aguan dan Salim
-
Mudah Ditebak, Ini Prediksi Starting XI Timnas Indonesia vs China
-
Muhammadiyah dan BSI Rujuk?
Terkini
-
Dana Kaget Hari Ini Sudah Tersebar, Klik Kumpulan Link dan Dapatkan Saldo Gratis
-
Promo Indomaret! Sunlight, Garnier, hingga Hello Panda Turun Drastis Minggu Ini
-
Pengusaha Perempuan di Palembang Tertipu Advokat Gadungan, Uang Raib Hampir Rp1 Miliar
-
Promo Minuman Alfamart: Teh, Jahe, Es Tarik, dan Boba Taro Harga Miring!
-
Bukan Ikan Tongkol! Dinkes PALI Ungkap Penyebab Keracunan Massal Setelah Santap MBG