Tasmalinda
Jum'at, 15 Juli 2022 | 11:46 WIB
Ilustrasi beras dan garis kemiskinan Sumsel meningkat dipicu harga beras dan rokok .(Freepik)

SuaraSumsel.id - Sumatera Selatan atau Sumsel mengalami kenaikan garis kemiskinan pada triwulan I tahun 2022 ini. Peningkatan garis kemiskinan Sumsel mencapai 4,71 persen, yakni kenaikan dari Rp463.251 per kapita per bulan pada September 2021, menjadi Rp485.069 per kapita perbulan pada Maret 2022.

Situasi ini didorong oleh kontribusi komoditas makanan terhadap garis kemiskinan lebih besar dibandingkan peranan komoditas makanan. Pada bulan maret 2022 lalu, komoditas makanan penyumbang mencapai 74,34 persen pada penentu garis kemiskinan.

"Pada bulan Maret lalu, garis kemiskinan pada makanan mencapai Rp360.600 dan bukan makanan Rp124.469 perkapita perbulan. Dengan kontribusi sektor makanan mencapai 74,34 persen dan sisa kontribusi lainnya pada bukan makanan," ujar Kepala BPS Sumsel, Zulkipli.

Kontribusi paling besar dari komoditas makanan yakni berasal dari beras, rokok, daging ayam ras, telur ayam ras, dan mi instan. Kontribusi beras ini pada bulan Maret mencapai 16,03 persen, sedangkan pada bulan September mencapai 16,86 persen di wilayah perkotaan. Sedangkan di wilayah pedesaan, kontribusi komoditas beras sebagai penyumbang angka kemiskinan lebih tinggi.

Baca Juga: Palembang Hujan Pagi ini, Cuaca Sumsel 15 Juli Berpotensi Hujan Disertai Petir

Di pedesaan Sumsel, kontribusi beras menyumbang 22,18 persen pada garis kemiskinan pada bulan Maret, sedangkan pada bulan September 2021 lebih tinggi. "Komoditas beras memang paling berkontribusi, lalu disusul rokok kretek, baru bahan makanan lainnya seperti daging, telur dan mi instan," ujar Zulkipli.

Dengan angka garis kemiskinan yang meningkat, BPS menyampaikan jumlah penduduk miskin di Sumsel mengalami penurunan. Setidaknya pada Maret tahun ini.

"Persentase penduduk miskin pada Maret 2022 sebesar 11,90 persen turun 0,89 persen poin terhadap September tahun lalu, atau juga mengalami penurunan 0,94 persen poin terhadap Maret 2021," terang Zulkipli.

Sedangkan penduduk miskin di Sumsel pada bulan Maret mencapai 1,04 juta mengalami penurunan 71.900 oang terhadap bulan September 2021. "Jumlah penduduk miskin Maret ini, turun 69.070 orang terhadap Maret 2021," terang Zulkifli.

Ia pun mengingatkan persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin yang berada di Sumsel. Indikator lain
yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan tersebut.

Baca Juga: Syafari 2022 Digelar, Dukung Pengembangan Keuangan Dan Ekonomi Syariah Sumsel

Adapun indeks kedalaman kemiskinan mengindikasikan jarak rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan sedangkan indeks keparahan kemiskinan mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.

"Penurunan masyarakat miskin di Sumsel dinyakini BPS disebabkan oleh sejumlah faktor, di antaranya pembayaran bantuan program sembako Tahun 2022, dengan kondisi sampai dengan tanggal 14 Maret 2022 sudah mencapai 97,01 persen," pungkasnya.

Load More