SuaraSumsel.id - Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati memberikan catatan kepada Polri pada Hari Bhayangkara Ke-76.
Susaningtyas Kertopati meminta agar Polri tidak bermain politik praktis alias netral dalam menghadapi kontestasi Pemilu 2024.
"Polri perlu meyakinkan masyarakat bahwa semua orang sama di hadapan hukum, termasuk bahwa Polri itu netral dari intervensi politik dan/atau Polri tidak bermain politik praktis, tetapi harus paham politik," kata Susaningtyas dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (1/7/2022).
Perempuan yang biasa disapa Nuning ini pun mengapresiasi yang tinggi kepada kinerja Polri pada kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo terutama dalam penggunaan anggaran secara akuntabel dan transparan.
Baca Juga: 16 Ucapan Hari Bhayangkara 2022 untuk Apresiasi Jasa Polisi di Indonesia
Nuning juga mengapresiasi kinerja Densus 88 yang sukses dalam penanganan terorisme.
"Polri juga dinilai sukses dalam penanganan COVID-19 dengan menjaga ketertiban masyarakat sehingga COVID-19 cepat diatasi," katanya.
Tak kalah penting juga, kata Nuning, Kapolri berinisiatif membangun kesetaraan gender di Polri dengan menaikkan pangkat Polwan setara pria polisi bahkan PNS berprestasi pun dinaikkan pangkat setara brigjen.
Nuning pun memberikan masukan Polri agar bisa bekerja lebih baik ke depannya.
Dalam hal prediktif, Polri dituntut mampu melakukan penegakan hukum berdasarkan analisis intelijen dan kemampuan forecasting sehingga Polri tidak reaktif tapi proaktif.
Dari segi responsibilitas, kata dia, Polri diminta harus akuntabel kepada masyarakat, termasuk dalam penegakan hukum. Polri perlu menunjukkan bahwa penegakan hukum tidak memandang kelas dan golongan
"Polri yang transparan dan akuntabel akan meningkatkan kecintaan dan kepercayaan masyarakat terhadap upaya-upaya penegakan hukum yang dilakukan. Polri juga harus lebih sigap atasi hoaks dan fenomena post-truth di tengah masyarakat," jelas Nuning.
Baca Juga: Hari Bhayangkara 2022 Diperingati 1 Juli, Inilah Makna Tema dan Logonya
Polri, lanjut dia, juga harus lebih berani melangkah untuk atasi teroris perangkat lunak kurang berupa regulasi/payung hukum masih kurang one step a head.
Dalam hal itu, Polri juga harus menegakkan aturan penyadapan untuk antisipasi dan mencegah aksi teroris. Jadi penyadapan bisa untuk preemtif bukan saja preventif.
"Bukan hanya Bareskrim tapi juga Baintelkam harus mendapat dukungan penguatan siber dan SDM yang andal berpendidikan tinggi di bidangnya," tutur Ketua DPP Bidang Hankam dan Siber Partai Perindo ini.
Untuk Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) dan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Nuning menyarankan agar bisa menjadi universitas.
Hal ini akan lebih bermanfaat untuk mendukung kinerja Polri, seperti bidang forensik bisa menjadi ilmu kajian yang dapat dikembangkan berkelas dunia sehingga secara keilmuan bisa lebih mendalam.
Ganja medis
Terkait munculnya wacana tentang legalisasi ganja, terutama untuk kebutuhan medis, Nuning meminta Polri untuk tegas.
Menurut dia, ganja tidak bisa sembarang dilegalkan tanpa ada penelitian terdahulu. Penanganan narkoba yang kini sudah baik harus ditingkatkan lagi kemampuan teknis maupun dukungan dari sisi payung hukum.
Kemudian, terkait dinamika kecelakaan lalu lintas (lakalantas), Nuning melihat sudah lebih baik. Namun, dia mengingatkan bahwa saat ini masih banyak masyarakat yang belum tertib berkendara.
"Kebijakan ganjil genap juga butuh dikaji ulang karena masyarakat malah merasa kadang tambah macet," ujar Nuning.
Hal yang berkaitan dengan kriminalitas jalanan, Nuning memberikan catatan perlunya perhatian dalam peningkatan kepiawaian Polisi.
Adapun untuk persoalan separatisme di Papua, menurut Nuning, bisa diminimalisasi bila anggota Polri yang ditugaskan di sana diberi bekal pengetahuan komunikasi antarbudaya serta paham adat dan budaya Papua.
"Kita harus tegas menunjukkan kepada pemberontak separatis Papua bahwa kita eksis. Kepada negara asing pendukungnya, kita harus memperlihatkan kita kuat dan tidak goyah sebagai negara bangsa," ujarnya.
Dia menambahkan sangat penting untuk melakukan propaganda dan kontra-propaganda yang terukur, efektif, efisien, dan tepat sasaran.
"Melalui hal tersebut maka konstruksi sosial-politik yang membentuk opini publik dapat meminimalisasi dukungan kepada kelompok insurgensi," demikian Susaningtyas Kertopati. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Polda Metro Jaya Bakal Periksa Firli Bahuri Lagi
-
Jumlah Pemain Judi Online RI Tembus 8,8 Juta: 97 Ribu TNI/Polri, 80 Ribu Anak di Bawah Umur
-
Siapa Oma Metia? Alumni UI yang Hidup Sebatang Kara Padahal Orang Tuanya Petinggi Polri Era Hoegeng
-
Macet Bikin Rugi Rp 62 Triliun, Begini Cara Polri Urai Kemacetan di Jakarta
-
Marwata Skakmat Capim Soal Pimpinan KPK Ogah Temui Kapolri dan Jaksa Agung: Sudah Sering Bertemu!
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Rupiah Loyo! Tembus Rp15.900 per Dolar AS, Calon Menkeu AS Jadi Biang Kerok
-
Harga Emas Antam Jatuh Terjungkal, Balik ke Level Rp1,4 Juta/Gram
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
Terkini
-
BMKG Prediksi Hujan Lebat di Sumsel Saat Pilkada: Ini Daftar Terkena Dampak
-
Aset Pemprov Sumsel yang Hilang Selama 73 Tahun Akhirnya Ditemukan
-
Gempa Beruntun Guncang OKU, BPBD Imbau Masyarakat Tetap Tenang
-
Semen Baturaja Raih Penghargaan SNI Award 2024: Bukti Komitmen Kualitas
-
Jalur Pendakian Gunung Dempo Ditutup Sementara, 68 Pendaki Dievakuasi