SuaraSumsel.id - Tim dari Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan struktur batu bata kuno di dalam tanah galian di kawasan museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumatera Selatan.
Penemuan ini disampaikan Arkeolog BRIN Retno Purwanti di Palembang. Dia mengatakan struktur bata kuno tersebut ditemukan melalui pengamatan tim arkeolog dari keempat sisi galian tanah untuk membuat pondasi pemasangan tiang pancang baliho pada Rabu (1/6/2022) tepatnya di belakang Arca Ganesha, pada Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
Pengamatan itu dilakukan setelah sebelumnya tim arkeolog menerima laporan dari Dinas Kebudayaan Palembang yang menemukan serpihan bata diduga kuno. Ukuran panjang batanya pun berbeda - beda antara 7-12 centimeter, dengan lebar 6-7 centimeter dan tebal 4 centimeter di lokasi tersebut.
“Dari pengamatan itu ada dua lapis bata yang tersisa di sudut timur laut gali di antara pecahan-pecahan bata yang terangkat terdapat tiga bata bergores yang kemungkinan merupakan dari simbol dan aksara kuno,” katanya kepada Suara.com.
Struktur batu bata tersebut diyakini bagian yang berasal dari Keraton Tengkuruk, yang juga dikenal dengan nama Kuto Batu atau Kuto Kecik. Keraton Tengkuruk itu telah didirikan pada era Kesultanan Palembang Darussalam (1737).
“Susunan bata tersebut kemungkinan adalah dinding pagar keliling bagian dalam keraton yang membatasi antara halaman rumah-rumah para pangeran, para putri keraton dan rumah sultan, serta bagian-bagian lainnya,” kata dia, hal tersebut merujuk hasil temuan empat lapis susunan bata pada tahun 2014 di lokasi yang berdekatan.
“Mengacu pada denah keraton yang dibuat oleh Mayor William Thorn tahun 1811 maka, struktur bata kemungkinan adalah lokasi kediaman Pangeran Ratu,” imbuhnya,
Sementara itu tim Arkeolog masih membutuhkan pengamatan yang lebih lanjut dari berbagai literasi sejarah untuk memastikan temuan ini.
Tim Arkeolog BRIN itu juga menemukan beberapa pecahan keramik asing dari Cina dan Eropa yang menurut diyakini berasal dari Dinasti Sung yakni abad 10 – 12 Maseh), Dinasti Qing (abad 18-20 Masehi) untuk mereka diteliti lebih lanjut.
Baca Juga: Harga Minyak Goreng Curah di Sumsel Masih Mahal, di Atas HET Rp14.000 Per Kilogram
Berita Terkait
-
Harga Minyak Goreng Curah di Sumsel Masih Mahal, di Atas HET Rp14.000 Per Kilogram
-
Bripka Suci "Layangan Putus Versi ASN" Kembali Curhat: Saya Mau Kepastian Hukum, Yang Menunggu Berpacu dengan Nyawa
-
Kronologis Anak Perempuan Bakar Diri di Palembang, Diduga Sakit Jiwa, Sering Bicara Sendiri, Tak Pernah Tidur Semalaman
-
Kronologi Remaja Putri di Palembang Tewas Bakar Diri di Rumah Kosong
-
Diduga Gangguan Jiwa, Seorang Remaja Putri Tewas Bakar Diri Di Pekarangan Rumah Kosong
Terpopuler
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Bocor! Timnas Indonesia Naturalisasi 3 Pemain Keturunan, Ada dari Luar Eropa
- Thijs Dallinga Keturunan Apa? Striker Bologna Mau Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Ronde 4
Pilihan
-
Siap Taklukan Super League, Ini Daftar Lengkap Pemain Bhayangkara Presisi Lampung FC
-
Demi Juara, Pemain Timnas Indonesia U-23 Diminta Pakai Cara 'Keras' Lawan Vietnam
-
Harga Emas Antam Makin Merosot, Hari Ini Jadi Rp 1.906.000 per Gram
-
Mengenal Faskho Sengox, 'Mbah Buyut' Sound Horeg yang Melegenda Jauh Sebelum Edi Sound Viral
-
Ingin Tahu Profesi Masa Depan Anak? Temukan Potensi Unik Mereka dengan Teori Multiple Intelligences!
Terkini
-
Jadwal Lengkap Pemadaman Listrik Palembang Pekan Ini, Cek Wilayahmu Kena
-
Tragedi Bus Jemaah Umrah Terguling di Muba: 4 Tewas, 10 Luka, Ini Kronologi Lengkapnya
-
Hadirkan Pelatihan Ekspor 2025, Dukungan Nyata BRI pada Pelaku UMKM
-
Bukan Sekadar Gaya, Ini 5 Alasan Krusial Wajib Punya Sepatu Lari yang Nyaman
-
Bahaya Popok Berkandungan Parfum dan Tips Memilih Produk Ramah Kulit Bayi