Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Kamis, 02 Juni 2022 | 15:02 WIB
Presiden Klub Sriwijaya FC, Hendri Zainuddin [ist]

SuaraSumsel.id - Klub Sriwijaya FC tengah menjadi sorotan. Setelah hampir banyak klub mempersiapkan laga liga 2 yang diprediksi akan diarungi pada Agustus mendatang, namun klub kebanggan wong kito ini dinilai belum banyak bergerak.

Untuk mempersiapkan komposisi pemain dan pelatihnya, juga belum dimaksimalkan Sriwijaya FC. Belakangan muncul, kekecewaan dari suporter Sriwijaya FC, Singa Mania yang meminta Presiden Sriwijaya FC, Hendri Zainuddin.

Salah satu kelompok suporter Sriwijaya FC, Singa Mania mengungkapkan tiga hal. Singa Mania menilai manajemen tim telah gagal membawa prestasi Laskar Wong Kito ke Liga I.

Bahkan persiapan musim baru Liga 2 yang semakin dekat namun tim belum juga terbentuk. Singa Mania menutut dan menyatakan sikap agar Presiden Sriwijaya FC Hendri Zainuddin mundur dari jabatan.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Sumsel 2 Juni 2022, Palembang Bakal Hujan di Malam Hari

Selain itu, Singa Mania juga meminta Gubernur Sumsel, Herman Deru akan lebih peduli terhadap keadaan Tim Sriwijaya FC sebagai aset Provinsi Sumatera Selatan.

Singa Mania juga memuntut mempercepat pembentukan kerangka tim Sriwijaya Fc untuk kompetisi Liga 2 2022 dengan target promosi ke Liga 1 2023.

Surat terbuka ini ternyata direspon oleh Hendri Zainuddin.

Hendri Zainuddin mengungkapkan terimakasi atas kritikan sekaligus pencinta Sriwijaya FC.

"Saya dengan ketulusan hati, ingin sedikit berbagi cerita tentang Sriwijaya FC. Sekali lagi, saya hanya sampaikan, sedikit saja," katanya.

Baca Juga: Harga Telur Ayam di Sumsel Meroket, Tembus Rp28.000 per Kilogram

Dia memulai dengan mengungkapkan saat pengambilalih dari pengelola sebelumnya.

"Saat kondisi prestasi terpuruk turun kasta ke liga 2 dan juga meninggalkan permasalahan finansial. Alhamdulillah kita berusaha keras, tapi belum berhasil untuk kembali ke liga 1. Apabila Sriwijaya FC terdegradasi ke liga 3, maka kita semua setuju dicap gagal," ujarnya.

"Faktanya, kita ngambil alih pengelolaan tim tahun 2018 dari liga 2 yang terpuruk dengan total utang Rp28 miliar, tunggakan gaji pemain waktu itu Rp3 miliar. Total beban kita waktu itu, Rp 31 miliar. Jadi jelas, kita mengambil alih Sriwijaya FC, dari keterpurukan degradasi dan persoalan keuangan," sambung Hendri.

Pada saat itu, untuk membebaskan finansial SFC agar bisa kembali tampil berkompetisi di Liga 2 2019.

"Manajemen SFC yakni HZ dan Bapak Asfan Fikri Sanap, membantu mencarikan pinjaman sebesar Rp 3 miliar. Kemudian dari sisi prestasi, upaya manajemen dan tim Sriwijaya FC yang berusaha target untuk bisa kembali naik ke Liga 1, ia menyebut dinilai luar biasa maksimal," ujar Hendri.

Kemudian lebih dari itu, masyarakat Sumatera Selatan, khususnya para penggemar dan suporter Sriwijaya FC, bahwa kondisi keuangan klub pada tahun 2020 dan 2021 sangat sulit.

Load More