SuaraSumsel.id - Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang diinisiasikan Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terbentuk Kamis (12/5/2022). Ketiga partai ini membentuk kerjasama politik dan koalisi mengawal agenda politik dalam menghadapi pemilu 2024.
Tak hanya berlaku di ranah nasional, hal itu juga diarahkan untuk dilakukan ketiga partai politik atau parpol pada tingkat provinsi, kabupaten dan kota.
Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PPP Sumatera Selatan atau Sumsel, Agus Sutikno mengatakan mengenai bagaimana implementasinya di wilayah masih menunggu format intruksi Dewan Pengurus Pusat atau DPP.
"Ini kan baru di tataran pusat. Kita belum mendapatkan arahan berikutnya tentang koalisi itu. Karena kita secara format belum diberikan penjelasan tentang itu," ujarnya kepada Suara.com, Sabtu (14/3/2022).
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Sumsel Minggu 15 Mei 2022, BMKG: Akhir Pekan, Berawan hingga Malam Hari
Dia juga menyampaikan koalisi tersebut menjadi langkah maju dalam berkomunikasi dengan parpol lainnya. Selain itu juga, Ia menganggap kerjasama politik tersebut sebagai alternatif parpol dalam mencegah kebuntuan komunikasi antar parpol.
Dengan adanya komunikasi antar tiga parpol yang menyatakan kerjasama politik, kata Agus, memungkinkan akan berkembang lagi dan tidak hanya tiga parpol itu saja.
Dia mengatakan DPW Sumsel akan mendukung dan mengambil langkah berkoordinasi terkait bekerja sama dengan parpol lainnya.
"Saat ini kita sedang berkomunikasi dengan parpol yang lain termasuk 3 parpol yang menyatakan melakukan koalisi," lanjutnya.
Agus mengakui bahwa keputusan tersebut menjadi babak baru bagi PPP melakukan koalisi di awal agenda pemilu. Sebelumnya, parpol yang bekerja sama ini terjadi setelah pemilu atau saat menuju Pemilihan Presiden (Pilpres).
Baca Juga: Ditambah, Kuota Minyak Goreng Curah di Sumsel Menjadi 14.600 Ton per Bulan
"Karena ini, nantikan 2024 itu akan berbeda, maka nampaknya DPP melakukan pembicaraan kerjasama atau koalisi ini di awal-awal pemilu," sampainya.
Dalam keputusan tersebut terdapat pertimbangan atau hitung-hitungan yang berkaitan dengan Presidential Threshold 20 persen . "Kalau Presidential Threshold itu kan 20 persen, kalau tidak segitu tentunya tidak bisa mengusung. Tetapi, itu masih jauh untuk menuju ke sana. Nanti kita mendapat kejelasan, format dan lainnya," paparnya.
Kontributor: Melati Arsika Putri
Berita Terkait
-
Bahlil Tegaskan Tidak Ada Nama Jokowi di Jajaran Pengurus Partai Golkar, kalau Gibran?
-
Foto: Bahlil Umumkan Pengurus Baru Golkar, Tak Ada Nama Gibran dan Jokowi
-
Bahlil Jawab Kabar Jokowi OTW Jakarta Lalu Gabung Golkar: Nanti Dilihat Saja Lah
-
Usai Ditetapkan Tersangka Korupsi Jalur Kereta Besitang-Langsa, Prasetyo Boeditjahjono Kembali Jadi Tersangka Proyek LRT
-
Belasan Pegawai Komdigi Terlibat Judol, Ada Pejabat Eselon 1 dan Eselon 2 Ikut Main?
Tag
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Jordi Onsu Terang-terangan Ngaku Temukan Ketenangan dalam Islam
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik November 2024
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
-
Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru Mulai Bisa Dipesan Hari Ini
-
Review DADOO: Nostalgia Game Ular Tangga yang Bisa Main Multiplayer Secara Online
Terkini
-
BRI Fellowship Journalism 2025: Beasiswa S2 Plus Pelatihan Keuangan untuk Jurnalis
-
LIVE Malam Ini! Debat Kedua Pilwalko Palembang: Siapa Punya Solusi Pembangunan?
-
Breaking News: Gedung PLN WS2JB Terbakar, Penyebab Masih Diselidiki
-
Leadership Camp GenBI: Bukan Cuma Pintar, Tapi Juga Kreatif dan Inspiratif
-
BRI Minta Nasabah untuk Tingkatkan Kewaspadaan dengan Edukasi