Kala itu, Jepang masuk ke Indonesia tahun 1942. Sementara Mbah Sawinah masih seorang gadis belia berumur 10 tahun. Terkenang dengan jelas saat dirinya hidup berdampingan Nippon.
"Umur saya gak tahu, saya sudah hidup dari zaman Jepang. Itu saya sekolah masih kecil. Sepulang sekolah, saya sering minta roti kepada tuan Jepang, dikasih rotinya, saya bagi ke kawan-kawan. Saya bilang minta lagi ke tuan Jepang, dijawab sama dia, iyah, iyah, iyah," ucap Sawinah menirukan logat tentara Jepang.
Terkenang Sawinah saat kecil mengenakan celana yang terbuat dari karet tipis. Dirinya menyebut celana tersebut dengan nama 'celana monyet'. Tak hanya itu, Ia pun bercerita ketika menggunakan alas kaki dari pelepah jantung pisang.
"Itu yang buat tuan Jepang. Saya dulu bandel kecilnya, pulang sekolah pernah disabet sama tuan Jepang pakai kayu besar. Sudah itu saya tidak mau sekolah lagi," kenangnya.
Tak hanya sering dipecut tentara Jepang, dirinya bercerita sempat diajak tidur bersama tentara Jepang, namun ia segera menolak dan pulang ke rumahnya.
"Tidur di sini ya sama saya, gitu katanya. Saya jawab, gak mau tuan saya mau pulang. Rumah saya dibolongin sama dia, supaya kedinginan. Zaman Jepang dulu bukan main ini, ibu saya itu tukang cuci dulunya," lanjutnya.
Walau sudah di umur senja, cara Mbah Sawinah bercerita masih begitu lantang dan terstruktur. Kerap kali juga Ia melontarkan kelakar atau candaan di sela-sela mengingat masa lalunya. Gelak tawa mewarnai percakapan sore itu.
Di tempat yang sama, salah satu warga terdekat Mbah Sawinah yang juga pengurus Langgar Al-Ikhlas, Selamet Berowi membenarkan kondisi Mba Sawinah dan Mba Suparman bukanlah termasuk orang yang berkecukupan.
"Saya tinggal di sini tahun 1986, mereka berdua suami istri itu emang orang yang gak punya. Pekerjaan suaminya itu menanam pisang, ubi, ngangon ayam. Namanya ubi dan pisang mana cukup, gak tetap juga pekerjaannya. Dari masyarakat sekitar sini yang memberi untuk Mba Parman dan Mbah Sawinah," ujarnya.
Baca Juga: Pemudik Mulai Padati Pulau Sumatera, Ini Prakiraan Cuaca Sumsel Jumat 29 April 2022
Dirinya juga mengatakan, Mba Sawinah dan Mba Suparman tidak dikaruniai seorang anak sehingga diusia tua ini mereka menyibukkan diri mengurus tanaman dan ternak.
Selamet mengaku salut dengan Mba Sawinah dan Mba Suparman. Walaupun kondisi serba kekurangan, diakui Selamet mereka berdua masih menyempatkan untuk berbagi dengan tetangga terkhusus anak yatim piatu.
"Kalau buah pisang atau ubi miliknya itu panen, mereka suka bagi-bagi ke warga. Mereka sering bermasyarakat, sudah renta sekarang ini gak begitu aktif lagi. Mba Sawinah ini walau susah dia tetap peduli sama orang lain," pungkasnya.
Kontributor: Melati Warsika Putri
Berita Terkait
-
Pemudik Mulai Padati Pulau Sumatera, Ini Prakiraan Cuaca Sumsel Jumat 29 April 2022
-
Alami Kecelakaan di Jalan Lintas Sumatera Muratara, Sopir Bus Family Raya Ceria Melarikan Diri
-
Kecelakaan Maut di Jalur Mudik Jalan Lintas Sumatera Muratara, Empat Orang Tewas
-
Antrean Kendaraan di Pelabuhan Tanjung Kelian Muntok Capai 3 Km, Sopir Menginap di Bawah Truk
-
Jadwal Imsak Kota Palembang Hari Ini, Jumat 29 April 2022
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Sumsel Jadi Tuan Rumah Rakernas Korpri 2025: Tonggak Baru Konsolidasi ASN Nasional
-
Akhir Penantian! Syifa Hadju Bilang 'Ya', Dilamar El Rumi di Swiss: Dia Adalah Rumah
-
Suasana Panik di Tengah Kota: Butik dan Kafe di Palembang Ludes Akibat Tabung Gas Meledak
-
Rezeki Nomplok! Klaim Sekarang 7 Link DANA Kaget Terbaru, Saldo Langsung Masuk!
-
Jurnalis Muda Antusias Pelajari Transisi Energi di Sumsel: Dari Batu Bara ke Energi Hijau