SuaraSumsel.id - Sumatera Selatan atau Sumsel terkenal dengan makanan khasnya seperti pempek, lenggang, mie celor dan juga tekwan. Makanan tersebut menjadi ikonik bagi Provinsi Sumsel ini. Namun, ketenaran makanan tersebut tidak dialami pada makanan khas Sumsel lainnya.
Ketua Asosiasi Pedagang Kue dan Kuliner (Aspenku), Yus Elisa mengatakan makanan bingen atau tradisional pada tempo dulu di Sumsel beranjak punah.
"Makanan khas Sumsel itu banyak, tidak bisa dipastikan sekitar 100 sampai 200. Untuk Makanan bingen (lama), saat ini mulai jarang didapatkan seperti Gelenak dan Jando Berias," ujarnya kepada Suara.com, Rabu (6/4/2022).
Bunda Rayya sapaan akrab Yus Elisa mengatakan, kue Gelenak dan Jando Berias seringkali dijadikan lelucon sebab memiliki nama yang unik.
"Tak banyak anak muda Sumsel tahu dengan Gelenak. Itu makanan asli Palembang bingen," sambungnya.
Kue Gelenak terbuat dari ketan, hampir mirip seperti jajanan wajik atau dodol ketan. Berwarna cokelat kehitaman dan dicetak berbentuk bulat.
Menurut Bunda Rayya, masyarakat 10 Ulu masih memproduksi Gelenak, tetapi mulai jarang ditemukan.
Selain Gelenak, jajanan Telok abang dan Telok Ukan dikatakan Bunda Rayya termasuk makanan yang jarang dikenal anak muda.
Kendati begitu, kedua makanan tersebut masih bisa didapatkan saat peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. "Telok abang dan telok ukan itu masih ada yang jual, tetapi kalau acara 17 Agustus aja," ucapnya.
Baca Juga: Bahan Bakar Solar Langka di Sumsel: Panen Padi di OKU Timur Terhambat
Kurang terkenalnya telok abang dan telok ukan di kalangan anak muda juga disampaikan duta kuliner terpilih, Aqiyla Rayhan. Menurutnya, kedua makanan tersebut perlu dilestarikan.
"Telok ukan itu biasa disandingkan dengan telok abang yang ada pas bulan Agustus. Makanan itu ditaruh di dalam mainan perahu bidar," jelasnya.
Telok abang merupakan jajanan dari telur ayam yang direbus kemudian cangkangnya diberi warna merah. Sementara telok ukan berasal dari telur bebek yang isiannya dikeluarkan melalui cangkang yang dipecahkan sedikit. Cangkang telur tersebut akan menjadi wadah isian telur ukan.
Setelah isi telur bebek dikeluarkan, kemudian dicampur dengan santan dan garam. Lalu dimasukkan lagi ke dalam cangkang dan ditutup dengan penutup yang terbuat dari gabus seperti tutup jamu, lalu dikukus.
Dari bermacam proses pembuatan makanan khas Sumsel tersebut, kata Qyla sapaan akrab Aqiyla Rayhan, menyimpan makna tersendiri sehingga perlu untuk dilestarikan.
"Misalnya kue lapan jam. Filosofinya itu seperti kehidupan dalam sehari ada 24 jam. Terbagi menjadi 8 jam untuk istirahat, 8 jam untuk ibadah, 8 jam untuk mencari nafkah," paparnya.
"Kue srikaya juga, kue ini pada zaman dahulu ada ketika acara pernikahan. Rasanya manis bermakna karena kata orang dahulu itu buat meninggalkan kesan-kesan manis untuk para tamu," pungkasnya.
Tag
Berita Terkait
-
Resep Sate Tahu, Kuliner Khas Pacitan yang Punya Cita Rasa Unik dan Cocok untuk Menu Buka Puasa
-
Terungkap 6 Bisnis Indra Kenz yang Punya Aset Rp57 M, dari Kursus hingga Kuliner
-
Petis Bumbon Khas Ramadhan, Kuliner Legendaris Kota Semarang Warisan Nenek Moyang
-
Leumang Bambu Kuliner Berbuka Puasa Andalan Warga Aceh
-
Dibuka Hari Ini, Pasar Ramadhan Kulon Progo Digelar di Plaza Kuliner Glagah
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Sumsel Jadi Tuan Rumah Rakernas Korpri 2025: Tonggak Baru Konsolidasi ASN Nasional
-
Akhir Penantian! Syifa Hadju Bilang 'Ya', Dilamar El Rumi di Swiss: Dia Adalah Rumah
-
Suasana Panik di Tengah Kota: Butik dan Kafe di Palembang Ludes Akibat Tabung Gas Meledak
-
Rezeki Nomplok! Klaim Sekarang 7 Link DANA Kaget Terbaru, Saldo Langsung Masuk!
-
Jurnalis Muda Antusias Pelajari Transisi Energi di Sumsel: Dari Batu Bara ke Energi Hijau