Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Rabu, 06 April 2022 | 10:07 WIB
Ilustrasi panen raya. Kelangkaan bahan bakar solar membuat petani di OKU Timur kesulitan panen. [ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo]

SuaraSumsel.id - Minyak solar yang sulit didapat di Sumatera Selatan atau Sumsel, tepatnya di OKU Timur membuat petani kesulitan melakukan panen raya.

Mereka membutuhkan bahan bakar solar guna menggerakkan mesin panen tersebut.

Adi, salah satu buruh petani mengaku, sejak bahan bakar jenis solar sulit didapat, panen raya yang menjadi terganggu. Biasanya panen raya sudah terjadwalkan, sehingga harus terkendala karena mesin tidak mendapatkan bahan bakar yang bisa dioperasikan.

“Kalo di SPBU harganya sekitar Rp7.000 per liter, akan tetapi kebanyakan kosong, ada juga harus mengantre panjang dan kami juga tidak bisa beli langsung di SPBU karena pom bensin melarang membeli mengunakan jeriken,” bebernya, melansir Sumselupdate.com, Rabu (5/4/2022).

Baca Juga: LRT Sumsel Operasikan 88 Perjalanan Selama Ramadhan

Minyak solar yang langka di SPBU, membuat dia terpaksa membeli dari pengecer dengan harga Rp8.500 hingga Rp10.000 per liter. Dia juga harus memesan minyak solar terlebih dahulu di pengecer demi mengoperasikan mesinnya. “Kita pesan di pengecer dulu, jika ada bisa langsung dibeli walaupun dengan harga Rp8.500 per liter, namun jika kosong ya kita terpaksa harus menunggu,” jelasnya.

“Kita mengelola sawah kebanyakan mengunakan mesin diesel solar. Jika minyak solar langka kayak gini kami panen dan membajak sawah menjadi terhambat, kami berharap pemerintah bisa mengatasinya,” harapnya.

Load More