Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Rabu, 16 Februari 2022 | 07:30 WIB
Ilustrasi pempek. Pedagang menaikkan harga pempek Palembang. [Welly JT/Suara.com]

SuaraSumsel.id - Meski harga minyak goreng telah ditetapkan dengan harga eceran tertinggi (HET), namun keberadaannya tetap sulit ditemui. Belakangan, pelaku UMKM kuliner mengaku telah mendapatkan harga minyak goreng lebih murah, meski belum sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah.

Salah seorang pedagang gorengan di Kecamatan Pagar Alam Selatan, Agung (36), mengatakan, membeli minyak goreng kemasan di Toko serba ada (Toserba) seharga Rp14.800 per liter. Harga tersebut lebih tinggi dari yang ditetapkan Pemerintah.

“Dapat minyak goreng kemasan sekarang tidak sulit, namun harganya naik. Jadi walaupun harganya mahal, saya beli supaya bisa tetap jualan,’’ keluh Agung, melansir Sumselupdate.com-jaringan Suara.com, Selasa (15/2/2022).

Untuk menutupi pengeluaran yang akibat harga minyak goreng lebih tinggi,  Agung mengaku terpaksa menaikkan harga jual gorengannya, seperti gorengan tempe hingga pempek.

Baca Juga: Lima Pasien Positif COVID-19 di Sumsel Meninggal Dunia, Belum Lengkap Vaksinasi

Gorengan tempe yang biasanya Rp1.000 per tiga potong, kini menjadi Rp1.000 perpotong.

“Pokoknya yang gorengan itu harganya saya naikkan menjadi Rp1000 perpotong,’’ kata Agung.

Dia pun berharap, pemerintah segera mengatasi ini dengan menurunkan harganya. Pasalnya, minyak goreng sangat mempengaruhi kelangsungan usaha pedagang makanan kecil sepertinya.

“Walau harga naik namun komposisi takaran di lebihkan sedikit,agar konsumen tidak kecewa,” tutupnya.

Sebelumnya Pemerintah terutama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel telah menggelar operasi pasar minyak goreng dengan memberikan minyak goreng lebih murah dibandingkan pasaran.

Baca Juga: Pelaku Bisnis Pelayaran di Sumsel Keluhkan Kelangkaan Kontainer

Namun kelangkaan minyak goreng masih terjadi di pasaran, terutama di kabupaten yang sedikit memiliki pasar retail.

Load More