SuaraSumsel.id - Partai PDI Perjuangan merayakan hari ulang tahunnya ke-49, 10 Januari 2022 kemarin. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati pun memberikan orasi politik di hadapan para kader.
Orasi politik yang juga disiarkan virtual di akun YouTube PDI Perjuangan, Megawati mengkritik soal kenaikan harga sembako yang dirasakan rakyat saat ini.
Menurut Megawati, permasalahan yang dihadapi raktat (masyarakat) itu adalah masalah klasik yang seolah tidak bisa dibenahi dan terselesaikan.
Megawati mengawali keheranannya dengan mengungkapkan jika kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia harus berdasarkan UU 1945. Namun situasi saat ini, peraturan perundangan turunannya dinilai tidak menampakkan hubungan yang tertuang di UU 1945 tersebut.
"Apa kita sudah lupa UU 1945. Apapun yang mau dituangkan harus ke undang-undang 1945," ujarnya.
"Sekarang UU 1945, sumber segala perundangan, di bawah nampaknya kurang berhubungan," sambung Megawati.
Presiden ke-5 RI ini pun mengkritik budaya mendokumentasikan, terutama mengenai sejarah. Megawati menilai catatan sejarah Indonesia sangat kurang. Karena itu, ia meminta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) agar memperbanyak pencatatan sejarah.
"Kita kurang sekali catatan, saya minta pada BRIN, agar catatan sejarah ini," imbuh Megawati.
Pada kesempatan itu, Megawati mengkritik Jokowi dan mengharapkan ia lebih memperhatikan jeritan masyarakat saat ini.
Baca Juga: Menolak Rujuk, Suami di Sumsel Siram Istri dan Anak dengan Air Keras
"Bayangkan, rakyat pak Jokowi, Bayangkan," ujar Megawati.
Ia pun mengaku sering mendengar keluhan mengenai harga sembako yang terus naik.
"Saya sering lihat (menonton TV), harga cabai, minyak goreng itu. Aneh betul saya, Indonesia sudah merdeka 76 tahun, klasik amat ya?" tanya Megawati.
Meski mengkritik Jokowi, Megawati pun membelanya. Pada situasi pandemi masih terdapar kelompok yang memperkeruh keadaan dengan mendeskritkan Pemerintah demi kepentingan politiknya.
"Saat pelantikan Paskribraka, saya ngomong spontan, Presiden kita dibilang kodok, saya bilang ke Presiden Jokowi, jika saya berada di belakangnya. Anak-anak PDI Perjuangan pun demikian," sambung Megawati.
Situasi pandemi pun, Indonesia mengalami kerentanan sistem kesehatan nasional. "Dari dulu seperti itu (kerentanan kesehatan nasional)," sambung Megawati. Namun, Megawati sempat mengkritik sarana kesehatan yang masih harus berasal dari luar negeri.
Tag
Berita Terkait
-
Ini Dia Ubedilah Badrun Aktivis 98 Yang Laporkan Gibran dan Kaesang ke KPK
-
Jokowi Pastikan Vaksinasi Booster Gratis, Kelompok Rentan dan Lansia Mulai Disuntik Besok
-
Sapaan Megawati ke Ahok Dianggap Dukungan, Pengamat: Semua Bisa Diatur, Kecuali Dua Hal
-
Mengenang H Husni, Wali Kota Dua Periode yang Bawa PS Palembang ke Liga 2
-
Menolak Rujuk, Suami di Sumsel Siram Istri dan Anak dengan Air Keras
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pelajaran Mahal untuk Wali Kota Arlan: Kembalinya Kepsek Roni Jadi 'Monumen' Arogansi
-
Buntut Kasus Kepsek, KPK Periksa LHKPN Wali Kota Arlan: Isinya Cuma Truk & Buldoser
-
Vonis Bukan Akhir, KPK Kembali Periksa Dodi Reza Alex di Kasus Korupsi Muba
-
BRI Banjir Berkah: Rekomendasi Buy dari Goldman Sach Dongkrak Optimisme
-
Dorong Ekonomi Kerakyatan Bergeliat, BRI Salurkan KUR Rp114,28 Triliun