Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Selasa, 11 Januari 2022 | 14:21 WIB
Ketum PDI P, Megawati Soekarno Putri [YouTube]

SuaraSumsel.id - Partai PDI Perjuangan merayakan hari ulang tahunnya ke-49, 10 Januari 2022 kemarin. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati pun memberikan orasi politik di hadapan para kader.

Orasi politik yang juga disiarkan virtual di akun YouTube PDI Perjuangan, Megawati mengkritik soal kenaikan harga sembako yang dirasakan rakyat saat ini.

Menurut Megawati, permasalahan yang dihadapi raktat (masyarakat) itu adalah masalah klasik yang seolah tidak bisa dibenahi dan terselesaikan.

Megawati mengawali keheranannya dengan mengungkapkan jika kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia harus berdasarkan UU 1945. Namun situasi saat ini, peraturan perundangan turunannya dinilai tidak menampakkan hubungan yang tertuang di UU 1945 tersebut.

Baca Juga: Menolak Rujuk, Suami di Sumsel Siram Istri dan Anak dengan Air Keras

"Apa kita sudah lupa UU 1945. Apapun yang mau dituangkan harus ke undang-undang 1945," ujarnya.

"Sekarang UU 1945, sumber segala perundangan, di bawah nampaknya kurang berhubungan," sambung Megawati.

Presiden ke-5 RI ini pun mengkritik budaya mendokumentasikan, terutama mengenai sejarah. Megawati menilai catatan sejarah Indonesia sangat kurang. Karena itu, ia meminta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) agar memperbanyak pencatatan sejarah.

"Kita kurang sekali catatan, saya minta pada BRIN, agar catatan sejarah ini," imbuh Megawati.

Pada kesempatan itu, Megawati mengkritik Jokowi dan mengharapkan ia lebih memperhatikan jeritan masyarakat saat ini.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca 11 Januari 2022, Sumsel Bakal Berawan Siang hingga Sore Ini

"Bayangkan, rakyat pak Jokowi, Bayangkan," ujar Megawati.

Ia pun mengaku sering mendengar keluhan mengenai harga sembako yang terus naik.

"Saya sering lihat (menonton TV), harga cabai, minyak goreng itu. Aneh betul saya, Indonesia sudah merdeka 76 tahun, klasik amat ya?" tanya Megawati.

Meski mengkritik Jokowi, Megawati pun membelanya. Pada situasi pandemi masih terdapar kelompok yang memperkeruh keadaan dengan mendeskritkan Pemerintah demi kepentingan politiknya.

"Saat pelantikan Paskribraka, saya ngomong spontan, Presiden kita dibilang kodok, saya bilang ke Presiden Jokowi, jika saya berada di belakangnya. Anak-anak PDI Perjuangan pun demikian," sambung Megawati.

Situasi pandemi pun, Indonesia mengalami kerentanan sistem kesehatan nasional. "Dari dulu seperti itu (kerentanan kesehatan nasional)," sambung Megawati. Namun, Megawati sempat mengkritik sarana kesehatan yang masih harus berasal dari luar negeri.

"Masak alat suntik, itu masih saja dari luar. (impor). Masak gituan (alat suntik), saya bertanya pada orang pinter, 'Kan banyak orang pinter di Indonesia," tanyanya.

Load More