Pupuk-pupuk cair ini yang kemudian diperuntukkan bagi tanaman pertanian. Di desa ini, pertanian dikembangkan baik hortikultura (sayur-mayur, buah-buahan) atau pun tanaman obat (apotek hidup). Berbagai jenis tanaman musiman di tanam, mulai dari sayur mayur hingga buah-buahan.
Tanaman obat yang ditanam di pekarangan juga beragam, terutama jenis rempah yang dibutuhkan untuk obat.
Tanaman dikembangkan mengandalkan pupuk dari kandang kerbau rawa, sekaligus proses pembuatan pupuk alami dari sampah-sampah domestik warga.
Dikatakan Hasan, masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya dari alam dan lingkungan. “Sama-sekali mengandalkan pupuk alami, sehingga tidak harus membeli pupuk lagi,” katanya.
Baca Juga: Kaleidoskop Sumsel 2021: 5 Peristiwa Heboh, Donasi Palsu Rp2 Triliun Akidi Tio
Warga Desa Bangsal bersepakat membagi ruang kelola bagi pertanian, peternakan dan perikanan dan peruntukkan lainnya secara bersama-sama.
“Kami menata ruang desa dengan membuat Peraturan Desa atau Perdes. Di peraturan yang kami sepakati, warga desa membagi ruang kelola secara bersama-sama. Tidak lain tujuannya mempertahankan ruang rawa gambut,” sambung Hasan.
Peraturan Desa yang dibuat sejak tahun 2018 mengatur bagaimana desa ini ingin berdaulat dengan mandiri pangan, mandiri ekonomi dan lestari sebagai bagian dari kawasan rawa gambut hingga sepuluh tahun ke depan, yakni 2028.
Setelah pertanian, warga desa juga mengalokasi ruang kelola desa untuk perkebunan, dengan mayoritas menanam karet yang dijual getahnya. Penunjang pendapatan ini mampu menyokong kebutuhan selain pangan.“Pangan juga ada lahan sawah yang dikembangkan. Kerbau-kerbau rawa pun dipergunakan untuk membajak sawah,” ujar Hasan.
Kondisi rawa gambut pun memberikan ruang bagi masyarakat desa untuk beternak ikan. Sejumlah Ikan endemik masih banyak ditemui di rawa gambut Sumsel ini.
Baca Juga: Palembang Diguyur Hujan, Ini Prakiraan Cuaca 5 Daerah di Sumsel Bakal Hujan
Beberapa ikan yang dikembangbiakan di antaranya ikan gabus, ikan lele, ikan sepat, ikan baung dan ikan-ikan air tawar lainnya. Selain mengambil dari rawang, masyarakat juga membuat kolam-kolam yang kemudian ikan dikelola menjadi kerupuk kemplang dan olahan lainnya.
Berita Terkait
-
Kasus Bikin Konten Rendang Hilang, Polisi Periksa Pelapor Willie Salim
-
Gubernur Herman Deru Buka Rakor Forkopimda Se-Sumsel
-
Gercep Antisipasi Arus Mudik Lebaran, Herman Deru Cek Jalur Tol Alternatif Palembang-Betung
-
Jejak Pendidikan Umi Hartati: Sarjana Ekonomi hingga Ketua Komisi yang Ditahan KPK
-
Dijerat OTT KPK, Ini Daftar Kekayaan Miliaran Umi Hartati yang Jadi Sorotan
Tag
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Rekrutmen Guru Sekolah Rakyat Sudah Dibuka? Simak Syarat dan Kualifikasinya
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
Pilihan
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik untuk April 2025
Terkini
-
Lepas Kemeriahan Lebaran, Emas Digadai Warga Palembang untuk Sekolah Anak
-
Harga Emas Tinggi Dorong Warga Palembang Ramai Gadai untuk Biaya Sekolah
-
Rp10 Juta Sesuku, Harga Emas Perhiasan Palembang Cetak Rekor Usai Lebaran
-
Update Harga Emas Pegadaian Kamis: Semua Jenis Kompak Meroket
-
Bagikan Nilai Tambah bagi Pemegang Saham, BRI Dividen Rp31,4 Triliun pada 10 April 2025