“Kami menata ruang desa dengan membuat Peraturan Desa atau Perdes. Di peraturan yang kami sepakati, warga desa membagi ruang kelola secara bersama-sama. Tidak lain tujuannya mempertahankan ruang rawa gambut,” sambung Hasan.
Peraturan Desa yang dibuat sejak tahun 2018 mengatur bagaimana desa ini ingin berdaulat dengan mandiri pangan, mandiri ekonomi dan lestari sebagai bagian dari kawasan rawa gambut hingga sepuluh tahun ke depan, yakni 2028.
Setelah pertanian, warga desa juga mengalokasi ruang kelola desa untuk perkebunan, dengan mayoritas menanam karet yang dijual getahnya. Penunjang pendapatan ini mampu menyokong kebutuhan selain pangan.“Pangan juga ada lahan sawah yang dikembangkan. Kerbau-kerbau rawa pun dipergunakan untuk membajak sawah,” ujar Hasan.
Kondisi rawa gambut pun memberikan ruang bagi masyarakat desa untuk beternak ikan. Sejumlah Ikan endemik masih banyak ditemui di rawa gambut Sumsel ini.
Beberapa ikan yang dikembangbiakan di antaranya ikan gabus, ikan lele, ikan sepat, ikan baung dan ikan-ikan air tawar lainnya. Selain mengambil dari rawang, masyarakat juga membuat kolam-kolam yang kemudian ikan dikelola menjadi kerupuk kemplang dan olahan lainnya.
“Budidaya ini, agar kebutuhan protein masih bisa terjamin di kemudian hari, sehingga tidak hanya mengandalkan tangkapan,” ujarnya. Dalam hal ini, Pemerintah Desa Bangsal juga didukung oleh INAgri, yakni lembaga non pemerintah yang fokus dalam pengembangan desa nan lestari.
INAgri bersama Pemerintah Desa mengembangkan Diklat Mandiri Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Rawa. Dari diklat-diklat ini, pengembangan pengetahuan pertanian dibahas dan dikembangkan.
Mengenalkan Pertanian Gambut pada Anak-anak
Masyarakat sadar betul, bertani dan merawat alam merupakan pengetahuan yang harus diwariskan pada generasi muda. Karena itu, di desa ini juga disepakati didirikan Pondok Pesantren atau Ponpes bernama Ibnu Fallah yang diartikan sebagai anak petani.
Baca Juga: Kaleidoskop Sumsel 2021: 5 Peristiwa Heboh, Donasi Palsu Rp2 Triliun Akidi Tio
Sekolah tingkat PAUD, Tsanawiyah dan juga Aliyah dibangun guna menampung anak-anak di desa terutama anak-anak petani agar tetap bisa bersekolah.
Kini, jumlah siswa di Ponpes telah mencapai 300 orang. Di sekolah ini pun dikenalkan muatan lokal sebagai pilihan mata pelajaran muatan lokal selain tahfiz dan keterampilan komputer.
Di muatan lokal pertanian dengan tagline pertanian ramah lingkungan berbasis rawa, anak-anak diajarkan bagaimana mengelola lingkungan terutama rawa gambut lestari.
“Karena yang bersekolah, rata-rata anak petani, kami merawat pengetahuan pertanian ini diturunkan ke generasi selanjutnya,” ujar Dewan Pembina Ponpes, Syahroni, kepada Suara.com, Kamis (29/12/2021).
Pada mata pelajaran ini, anak-anak diajarkan bagaimana membuat pupuk organik, mengelola sampah organik, juga mengelola sampah plastik menjadi sumber bahan bakar, sejenis solar. “Kami menyebutkan kurikulum ramah lingkungan,” ujar dia.
Terkepung Sawit
Berita Terkait
-
H-1 Tahun Baru 2022, Harga Daging dan Telur Ayam di Palembang Masih Tinggi
-
4 Fakta Pimpinan Ponpes OKUS Rudapaksa Santriwati hingga Hamil
-
Masih Berpeluang di Leg 2 Piala AFF, Kapten Timnas Indonesia: Belum Usai
-
Gempa Bumi Magnitude 3,7 Guncang Muara Enim, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
-
Kaleidoskop Sumsel 2021: 5 Peristiwa Heboh, Donasi Palsu Rp2 Triliun Akidi Tio
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
Terkini
-
Dana Kaget Hari Ini: Jangan Sampai Ketinggalan 8 Link! Segera Klaim Gratisnya
-
Tulisan Tanganmu Seperti Ceker Ayam? Sulap Jadi Font Kaligrafi Indah Pakai AI Ini
-
Jangan Sampai Ketinggalan! Pahami Bitcoin vs Ribuan Altcoin yang Makin Populer 2025
-
Di Balik 'Ancaman Krisis Daerah', Ini Alasan 18 Gubernur Berani 'Geruduk' Menkeu Purbaya
-
Viral 'Valentino Rossi' Nongol di Mandalika, Langsung Diserbu Emak-emak Minta Foto