SuaraSumsel.id - Angka kematian balita di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) trennya mengalami penurunan sejak tahun 2019 hingga Oktober 2021. Penurunan angka kematian balita ini disebabkan penerapan program lingkungan sehat.
Data di Dinas Kesetahan Sumsel mencatat pada tahun 2019 jumlah kasus kematian balita ada 31 orang, tahun 2020 ada 44 orang kemudian per Oktober 2021 ada 28 orang balita.
Kepala Dinas Kesehatan Sumsel, Lesty Nurainy mengatakan, bila diakumulasi dalam kurun waktu tersebut jumlah kasus kematian balita berkurang sebanyak 63,6 persen.
"Secara umum ada penurunan yang cukup drastis," kata dia, Kamis (16/12/2021) dikutip dari ANTARA.
Baca Juga: Seorang Balita dan Keluarganya Selamat usai Tertimbun Longsor
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Sumsel Lisa Marniyati mengatakan, penurunan jumlah kasus kematian balita itu merupakan dampak positif dari penerapan program pengembangan lingkungan sehat, standarisasi pelayanan kesehatan dan program obat dan perbekalan kesehatan.
Program-program itu diterapkan secara optimal oleh petugas kesehatan khususnya dipusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) setiap Kabupaten/Kota yang memang berhubungan langsung dengan masyarakat.
"Program-program itu belum berjalan optimal di tahun sebelumnya. Itulah mengapa jumlah kematian meningkat. Setelah dievaluasi dan menjadi skala prioritas hasilnya terlihat membaik," ujarnya.
Menurut dia, keaktifan petugas kesehatan setempat dalam mensosialisasikan layanan program kesehatan kepada masyarakat memegang peran penting untuk menekan jumlah kematian balita ini.
Sebab kondisi dilapangan masih banyak ditemui para orang tua yang tidak tahu bahaya penyakit yang diderita anak balitanya atau mungkin memandang sepele terhadap kesehatan anak balita mereka.
Baca Juga: Terungkap, Penyebab Pajero Sport Hilang Kendali Tabrak Tukang Becak hingga Tewas
Hal tersebutlah yang banyak menyebankan balita meninggal dunia karena penyakit yang mereka alami tidak segera ditangani oleh petugas kesehatan.
"Penyakit yang banyak diderita balita disebabkan oleh virus atau bakteri seperti Diare dan Peunomia. Indikasi awalnya ringan memang, tapi, karena telat ditangani penyakit ini semakin parah, setelah parah baru diperiksa. Itu fatalnya," ujarnya.
Maka dari itu, lanjutnya, masyarakat diharapkan jangan pernah menganggap enteng atau mendiagnosis sendiri penyakit pada balita tanpa konsultasi ke petugas kesehatan meskipun gejala yang ditimbulkan ringan.
"Sebab yang perlu diingat pada usia 1 sampai 5 tahun itu rentan sekali penyakit," cetusnya.
Di sisi lain juga dalam menekan kasus jumlah kematian balita ini dibutuhkan komitmen dari pemerintah Kabupaten/kota dengan meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya seperti menyediakan sanitasi layak, menjamin kualitas bahan pangan yang menjadi asupan gizi sebab hal itu sangat berbanding lurus dengan kesehatan mereka.
Adapun jumlah kasus kematian balita karena sakit di 17 kabupaten/kota per Oktober 2021 tercatat Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) sebanyak empat orang, Ogan Komering Ilir (OKI) nol, Muara Enim satu orang, Lahan nol, Musi Rawas tiga orang.
Kabupaten Musi Banyuasin empat orang, Banyuasin satu orang, OKU Selatan satu orang, OKU Timur satu orang, Ogan Ilir empat orang, Empat Lawang satu orang, Penukal Abab Lematang Ilir dua orang, Musi Rawas Utara empat orang, Kota Palembang satu orang, Prabumulih satu orang, Pagaralam dan Lubuk Linggau nol. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Demi Konten Ekstrem, 5 Fakta Aksi Berbahaya Bule Rusia Naiki KA Batu Bara
-
Drama di Hari Bahagia: Bus Pengantin Terperosok, Mempelai Wanita Histeris di Jalan
-
Turis Rusia Nekat! Aksi Gila Naik Kereta Batu Bara Babaranjang Viral!
-
Kaleng Biskuit Jadi Biang Kerok: Aksi Heroik Damkar Selamatkan Balita di Garut!
-
5 Cara Mencegah Bayi Dicium Orang Lain saat Kumpul Lebaran, Waspada Bahayanya
Terpopuler
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- Innalillahi Selamat Tinggal Selamanya Djadjang Nurdjaman Sampaikan Kabar Duka dari Persib
- Jabat Tangan Erick Thohir dengan Bos Baru Shin Tae-yong, Ada Apa?
- 8 HP Samsung Siap Kantongi One UI 7 Berbasis Android 15, Langsung Update Bulan Ini!
Pilihan
-
Tim Piala Dunia U-17 2025: Usia Pemain Zambia Diragukan Warganet: Ini Mah U-37
-
Meski Berada di Balik Jeruji, Agus Difabel Nikahi Gadis Dengan Prosesi Perkawinan Keris
-
7 Rekomendasi HP Murah RAM 12 GB terbaik April 2025, Performa Handal
-
Massa Dikabarkan Geruduk Rumah Jokowi Soal Ijazah Palsu, Hercules: Itu Asli, Jangan Cari Masalah!
-
Koster Minta Dinas Pertanian Bali Belajar ke Israel : Jangan Gitu-Gitu Aja, Nggak Akan Maju
Terkini
-
Momen Haru 305 Lansia Indralaya Resmi Diwisuda, Ini Kisah di Baliknya
-
Helmy Yahya Resmikan AKKSI Sumsel: Misi Bangun Palembang Dengan Konten Positif
-
Cek Link Dana Kaget 15 April 2025! Saldo Gratis Cair, Bisa Langsung Bayar Listrik!
-
Sempat Gandeng RK, Kini Herman Deru Siapkan Rp100 Miliar Bangun Pasar Cinde
-
Pembelian Emas di Palembang Dibatasi, Harga Tembus Rekor Rp10,8 Juta per Suku