Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Kamis, 16 Desember 2021 | 20:57 WIB
Ilustrasi balita. Jumlah kasus kematian balita di Sumsel menurun.

"Penyakit yang banyak diderita balita disebabkan oleh virus atau bakteri seperti Diare dan Peunomia. Indikasi awalnya ringan memang, tapi, karena telat ditangani penyakit ini semakin parah, setelah parah baru diperiksa. Itu fatalnya," ujarnya.

Maka dari itu, lanjutnya, masyarakat diharapkan jangan pernah menganggap enteng atau mendiagnosis sendiri penyakit pada balita tanpa konsultasi ke petugas kesehatan meskipun gejala yang ditimbulkan ringan.

"Sebab yang perlu diingat pada usia 1 sampai 5 tahun itu rentan sekali penyakit," cetusnya.

Di sisi lain juga dalam menekan kasus jumlah kematian balita ini dibutuhkan komitmen dari pemerintah Kabupaten/kota dengan meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya seperti menyediakan sanitasi layak, menjamin kualitas bahan pangan yang menjadi asupan gizi sebab hal itu sangat berbanding lurus dengan kesehatan mereka.

Baca Juga: Seorang Balita dan Keluarganya Selamat usai Tertimbun Longsor

Adapun jumlah kasus kematian balita karena sakit di 17 kabupaten/kota per Oktober 2021 tercatat Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) sebanyak empat orang, Ogan Komering Ilir (OKI) nol, Muara Enim satu orang, Lahan nol, Musi Rawas tiga orang.

Kabupaten Musi Banyuasin empat orang, Banyuasin satu orang, OKU Selatan satu orang, OKU Timur satu orang, Ogan Ilir empat orang, Empat Lawang satu orang, Penukal Abab Lematang Ilir dua orang, Musi Rawas Utara empat orang, Kota Palembang satu orang, Prabumulih satu orang, Pagaralam dan Lubuk Linggau nol. (ANTARA)

Load More