SuaraSumsel.id - Emas diperdagangkan dalam kisaran ketat serta melemah pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Penekanan penguatan dolar saat fokus beralih ke keputusan Federal Reserve yang diawasi ketat oleh investor guna mengukur kecepatan langkah-langkah penghentian stimulus saat pandemi ini.
Emas berjangka terkerek 3,5 dolar AS atau 0,2 persen menjadi 1.788,30 dolar AS pada hari Senin (13/12) setelah terdongkrak 8,1 dolar AS atau 0,46 persen menjadi 1.784,80 dolar AS pada hari Jumat (10/12/2021), dan merosot 8,8 dolar AS atau 0,49 persen menjadi 1.776,70 dolar AS pada hari Kamis (9/12).
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 7,8 dolar AS atau 0,44 persen, menjadi ditutup pada 1.764,50 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (14/12), emas berjangka jatuh 16 dolar AS atau 0,89 persen menjadi 1.772,30 dolar AS.
Pengumuman Federal Reserve tentang kebijakan moneter keluar tak lama setelah pasar tutup. Pengumuman tersebut mengindikasikan bahwa The Fed akan memangkas program pembelian asetnya sebesar 30 miliar dolar AS per bulan guna mengakhiri pembelian obligasi pada bulan Maret 2022, dan menaikkan suku bunga tiga kali pada tahun 2022.
Emas mengabaikan data yang menunjukkan penjualan ritel AS meningkat kurang dari yang diharapkan pada bulan November setelah melonjak pada bulan Oktober karena orang Amerika memulai belanja liburan lebih awal untuk menghindari kekurangan dan membayar lebih untuk barang-barang.
Departemen Perdagangan AS melaporkan pada hari Rabu (15/12) bahwa penjualan ritel AS pada bulan November naik 0,3 persen, jatuh di bawah perkiraan 0,8 persen. (ANTARA)
"Lima menit setelah laporan ritel AS, emas kembali ke tempatnya semula. Pada hari lain, laporan itu akan lebih signifikan. Akan tetapi, saat (putusan) pertemuan Fed makin dekat, emas terdorong ke samping dengan sangat cepat," kata Jim Wyckoff, analis di Kitco Metals.
Emas berada di bawah tekanan tambahan karena indeks manufaktur Empire State Fed New York yang dirilis pada hari Rabu (15/12) naik menjadi 31,9 pada bulan Desember dari 30,9 pada bulan sebelumnya.
The Fed memang sudah diperkirakan akan mengumumkan bahwa mereka akan mempercepat akhir dari pembelian obligasinya dan memberi sinyal untuk kenaikan suku bunga tahun depan sebagai penjagaan terhadap lonjakan inflasi.
Baca Juga: Jalin Kerjasama, Sumsel dan Rumania Bahas Modifikasi Cuaca Dukung Food Estate
Akan menarik untuk melihat apakah Ketua Fed Jerome Powell memicu atau mengurangi ekspektasi kenaikan suku bunga, kata Commerzbank dalam sebuah catatan.
Pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas tanpa suku bunga.
"Emas akan turun selama 12—24 bulan ke depan dengan harga kemungkinan akan pulih dan stabil setelah siklus kenaikan suku bunga Fed dimulai dengan sungguh-sungguh," kata pemimpin strategi UBS Joni Teves dalam sebuah catatan.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 37,9 sen atau 1,73 persen, menjadi ditutup pada 21,545 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 16,7 dolar AS atau 1,83 persen menjadi ditutup pada 894,2 dolar AS per ounce.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Waduh! Cedera Kevin Diks Mengkhawatirkan, Batal Debut di Bundesliga
-
Shayne Pattynama Hilang, Sandy Walsh Unjuk Gigi di Buriram United
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
Terkini
-
Benarkah Paham yang Dibawa Laskar Sabililah Mengancam Kultur Moderat Palembang?
-
Skandal Besar di Palembang? Jejak OTT Kejati di Perkimtan Diduga Seret Nama Eks Kadis
-
Karhutla Sumsel Capai 1.416 Hektare Sepanjang 2025, Ini Daerah yang Paling Parah
-
Sinergi KKKS dan SKK Migas Sumbagsel Menyulam Kehidupan, Ikan Tirusan Kembali ke Sungsang
-
Euromoney: BRI Menyelenggarakan 2.037 Sesi Literasi Keuangan untuk Kelompok Terpinggirkan