Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Rabu, 01 Desember 2021 | 17:11 WIB
Video siswi cari pinjaman buat sekolah, 130 pelajar belajar di teras masjid [instagram]

SuaraSumsel.id - Meski dikenal sebagai kota Metropolitan, namun di kota Palembang masih ditemukan kondisi sekolah yang memprihatinkan. Bahkan video siswa meminta bantuan guna membenahi sekolahnya sempat viral di media sosial.

Usut punya usut siswa tersebut ialah pelajar MTS/MA Minhajul Islamiyah Pulo Kerto, Kecamatan Gandus Palembang. Kondisi sekolahan ini sangat memprihatinkan. 

Bangunan yang masih belum selesai itu, berdiri di atas lahan hibah kosong milik warga. Tak nampak kegiatan pembangunan, hanya terlihat tumpukan kayu, semen dan batu bata yang dibiarkan.

Rencananya bangunan tersebut akan digunakan untuk sekolah MTS/MA Minhajul Islamiyah, namun sayang hingga kini bangunan tersebut terlantar karena tidak ada biaya untuk melanjutkan pembangunan. 

Baca Juga: ASN di Sumsel Tertipu Rp623 Juta, Jaminkan 18 Unit Dump Truk

Hingga pada akhirnya, para siswa MTS/MA Minhajul Islamiyah  membuat surat terbuka agar masyarakat meminjamkan uang kepada mereka.

Uang itu rencananya akan digunakan untuk membeli bahan bangunan bagi sekolah mereka yang selama lima tahun ini tak kunjung selesai dibangun lantaran kekurangan biaya. 

Akibat mandeknya pembangunan tersebut, siswa-siswi MTS/MA Minhajul Islamiyah terpaksa menumpang di teras dan ruangan  masjid dengan alat seadanya saat proses belajar mengajar berlangsung. 

"Saat panas ya kami kepanasan, saat hujan ya kami juga basah. Jadi kadang berhenti dulu belajarnya. Tunggu hujan reda," kata Maleha (17) salah satu siswa di Yayasan Minhajul Islamiyah saat ditemui di sekolahnya, Selasa (30/11/2021). 

Dari pantauan di lapangan, untuk sampai ke MTS/MA Minhajul Islamiyah, setidaknya harus melewati perjalanan sejauh kurang lebih 5 kilometer dari Simpang Rider Gandus Palembang. 

Baca Juga: Tak Terselamatkan Sang Ibu, Bayi Empat Bulan di Sumsel Tewas Terpanggang

Selain itu akses jalan menuju ke desa tersebut juga sebagian masih belum dicor atau masih  tanah merah yang basah. Bahkan jarak antara lokasi sekolah dengan masjid tempat belajar sementara juga terbilang jauh yakni sekitar 2 Kilometer. 

Bangunan madrasah yang belum selesai [Suara.com/Welly JT]

Berada di ujung kota Palembang, desa tempat MTS/MA Minhajul Islamiyah juga berbatasan dengan wilayah Kabupaten Muara Enim yang hanya dibatasi oleh Sungai Musi. 

Maleha mengatakan, tidak ada pilihan baginya untuk memilih sekolah yang lebih layak sebagai tempat belajar. 

Sebab lokasi desanya yang terpencil, ditambah lagi buruknya akses jalan dan tak adanya kendaraan membuat mereka tak bisa berbuat apa-apa dengan kondisi tersebut. 

"Harus punya motor kalau mau cari sekolah yang bagus. Belum lagi saat musim hujan, susah kami mau kemana-mana karena jalananya yang becek dan licin sulit dilalui," ucapnya. 

Dibangun dengan dana hibah dari masyarakat, MTS/MA Minhajul Islamiyah sudah berdiri sejak tahun 2017 silam.Namun hingga kini pembangunannya belum kunjung selesai lantaran kekurangan biaya. 

Fatmawati, bendahara Yayasan Minhajul Islamiyah mengatakan, terdapat 130 siswa di MTS/MA Minhajul Islamiyah. Dengan rincian 3 kelas di tingkat MTS dan 2 kelas di tingkat MA. 

"Kami sudah sering minta bantuan ke pemerintah, BUMN, swasta dan lainnya , tapi tetap tidak ada hasil. Sudah 5 tahun tapi tetap saja begini," ungkapnya sedih. 

Menurutnya, agar anak - anak di Pulo Kerto ini tetap mengenyam pendidikan yang layak, mereka harus rela menumpang di teras masjid dan sebuah ruangan  di belakang masjid . Ruangan itulah yang dijadikan tempat belajar. 

"Ruangan ini juga sudah mulai rusak, dinding yang berlubang, atap yang bocorkalau hujan bahkan lampu pun tak ada untukpemerang karena banyak tangan jahil sehingga saat siswa siswi belajar penerangannya hanya matahari saja karena lampunya sering hilang. Tak hanya lampu, kipas angin , sapu dan perlengkapan sekolahpun sering hilang," bebernya. 

Namun semuanya harus diterima oleh para siswa siswi, demi keberlangsungan pendidikan mereka. "Kami sangat berharap ada uluran tangan dermawan yang bisa membantu mewujudkan mimpi  anak - anak pinggiran kota ini agar bisa mengenyam pendidikan yang layak seperti siawa siswi pada umumnya," tuturnya. 

Dikatakan Fatmawati, mereka yang bersekolah disini adalah anak - anak kurang mampu dan yatim piatu. Untuk biaya, MTS tidak dipungut biaya sedangkan MA satu bulannya Rp50 ribu. 

Damri, Ketua RT 23  sekaligus anggota pembangunan MTS/MA Minhajul Islamiyah mengatakan, sekolah ini pada dasarnya ditujukan untuk membantu anak-anak kurang mampu di kawasan tersebut agar bisa mendapat pendidikan yang layak. 

"Jangan sampai ada yang putus sekolah karena tidak mampu. Makanya dibangun sekolah ini," ujarnya. 

Senada dengan yang diucapkan Fatmawati sebelumnya, Damri menuturkan, selama ini perwakilan warga setempat sudah sering meminta bantuan ke pemerintah, BUMN, Swasta dan lainnya  agar pembangunan sekolah mereka bisa terus dilanjutkan. 

"Tapi ya sampai sekarang masih seperti ini saja. Padahal kami cuma tidak mau sampai ada yang putus sekolah. Cuma itu saja niat kami," ucapnya. 

Kontributor : Welly Jasrial Tanjung

Load More