SuaraSumsel.id - Jembatan Ampera yang menjadi icon kota Palembang menyimpan cerita sejarah yang panjang. Selain menjadi jembatan termegah di waktunya, dengan ide Soekarno menyatukan kota Palembang bagian hilir dan hulu.
Berikut fakta jembatan Ampera yang sempat diceritakan berkaitan dengan kehadiran Letjen Ahmad Yani sebelum peristiwa G30SPKI. Namun fakta itu tidak dibenarkan oleh sejarawan Palembang.
1. Sempat Dikaitkan Letjen Ahmad Yani
Pada tahun 2020, sebuah akun media sosial menyiarkan hubungan kehadiran Letjen Ahmad Yani di Palembang, Sumatera Selatan tepat sebelum peristiwa G30SPKI. Namun fakta itu tidak dibenarkan sejarawan Palembang.
Kemas A.R Panji mengutakan tidak ada bukti sejarah pendukung yang menyatakan jika pahlawan Jendral Ahmad Yani datang ke Palembang dan meresmikan jembatan Ampera.
"Saya menyatakan Jembatan Amprea diresmikan pada 12 November, sebagai bagian dari peringatan hari Pahlawan di Palembang bukan September," ungkapnya belum lama ini.
2. Jembatan diresmikan Gubernur Brigjen Abujazid Bastomi
Buku yang ditulis Dedi Irwanto Muhammad Santun pada halaman 223 diterangkan, peresmian Jembatan Musi, -nama sebelum Jembatan Ampera, berdasarkan Koran Harian Nasional diceritakan jika Presiden Soekarno dengan situasi kemelut politik yang timbul dari Gerakan Satu Oktober (Gestok), memberikan restu kepada Kepala Daerah Sumatera Selatan Gubernur Brigjen Abujazid Bastomi meresmikan dan membuka pemakaian jembatan bagi lalu lintas umum.
3. Diresmikan 10 November 1965
Baca Juga: Palembang Diguyur Hujan, Berikut Daerah di Sumsel Diprakirakan Hujan Hari Ini
Peresmian tersebut berlangsung pada 10 November 1965, bukan pada akhir September. Peresmian itu bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Indonesia ke 20.
Dalam tulisan koran itupun juga tidak disebut nama Letjen Jendral atau Letjand Ahmad Yani sebagai yang meresmikan Jembatan Ampera.
Peresmian ini ditulis sebagai pembawa semangat kepahlawanan bangsa yang diharapkan menjadi simbol pemersatu bangsa.
Kehadiran jembatan ini menjadi pemersatu seluruh jiwa masyarakat Indonesia, terkhusus di Palembang guna mengurangi dikotomi seberang ilir dan seberang ulu.
4. Pesan Pemersatu
Gubernur Abujazid Bastomi mengatakan jika rakyat Sumatera Selatan telah menerima hadiah di hari Pahlawan, dari seorang Bung Karno.
Tag
Berita Terkait
-
Suara Senyap Orang-orang yang Hidup dengan Stempel PKI Bagian 2 (Habis)
-
Halo Warga Palembang, Jembatan Ampera Ditutup Pekan Depan
-
5 Tempat Wisata Paling Hits di Palembang, Wajib Disinggahi
-
Kisah Pilu Nenek Nurma, Penyapu Jalan Tewas Ditabrak Lari di Jembatan Ampera
-
Jembatan Musi II Ditutup Tiga Bulan, Ini Pengalihan Lalu Lintasnya
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Sumsel Jadi Tuan Rumah Rakernas Korpri 2025: Tonggak Baru Konsolidasi ASN Nasional
-
Akhir Penantian! Syifa Hadju Bilang 'Ya', Dilamar El Rumi di Swiss: Dia Adalah Rumah
-
Suasana Panik di Tengah Kota: Butik dan Kafe di Palembang Ludes Akibat Tabung Gas Meledak
-
Rezeki Nomplok! Klaim Sekarang 7 Link DANA Kaget Terbaru, Saldo Langsung Masuk!
-
Jurnalis Muda Antusias Pelajari Transisi Energi di Sumsel: Dari Batu Bara ke Energi Hijau