Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Rabu, 18 Agustus 2021 | 09:40 WIB
Abdul Ghani Baradar, Emir Islam Afganistan. [DW Indonesia]

Menyusul invasi Amerika Serikat pada 2001, Baradar dikabarkan mendekati Presiden Hamid Karzai guna menawarkan kesepakatan untuk pengakuan Taliban.

Dia akhirnya ditangkap di Pakistan pada 2010 dan dibebaskan atas desakan Presiden AS Donald Trump, 2018.

Saat itu militer AS meyakini Baradar cenderung berpandangan moderat bisa memimpin tim negosiasi Taliban.

Ia pun tinggal di Doha, Qatar, hingga penaklukan Kabul pada 15 Agustus 2021.

Baca Juga: Sumsel Baru Miliki Dua Pahlawan Nasional, SMB II dan AK Gani

Meski berstatus pemimpin umat, Baradar bakal berbagi kekuasaan dengan Haibatullah Akhundzada yang merupakan pemimpin resmi Taliban.

Sang mullah selama ini dikenal sebagai tokoh spiritual, ketimbang komandan perang Taliban. Usai diangkat pada 2016 silam, Akhundzada menerima baiat kesetiaan dari pemimpin Al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri yang menjuluki sebagai "Amir al-Mu'minin."

Pengakuan gembong Al-Qaeda itu diyakini menempatkannya dalam posisi elit dalam gerakan jihad dan di antara sekutu-sekutu lama Taliban.

Sang mullah dianggap berhasil menyatukan kembali gerakan militan yang sempat cerai berai pada serangan Amerika Serikat dan militer Afganistan itu.

Tokoh lain Taliban termasuk paling berpengaruh adalah Sirajuddin Haqqani yang memimpin kelompok teror, Jaringan Haqqani, yang ditakuti.

Baca Juga: Rayakan HUT Kemerdekaan di Sumsel, Berikut Prakiraan Cuacanya

Saat ini berstatus wakil pemimpin Taliban dan diakui sebagai salah satu komandan perang paling disegani di Afganistan.

Load More