Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Sabtu, 07 Agustus 2021 | 19:46 WIB
Ade Armando [YouTube] Ade menyebut JK salah jika membandingkan donasi Akidi Tio dan hoaks emas kerajaan Padjajaran.

“Jadi (orang kaya Indonesia) sumbang 2 triliun walau nampak sangat besar itu mungkin dilakukan oleh seorang dermawan. Jadi mungkin sekali Akidi Tio itu pernah taruh bank di Singapura sehingga capai triliunan dan berwasiat sebagian harta untuk kepentingan rakyat banyak,” kata Ade membantah logika JK.

Dengan penjelasan itu, Ade berpandangan Kapolda Sumsel menerima tawaran donasi Heryanti karena ada sesuatu yang sangat masuk akal.

"Toh juga nggak ada kerugian yang diderita rakyat dan negara kalau pun uang 2 triliunan itu bener-bener zonk akhirnya. Kalau duitnya ada, wah sangat banyak manfaatnya untuk masyarakat," sambung Ade.

Gubernur Sumsel Herman Deru (kiri) didampingi Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri menerima bantuan penanganan COVID-19 secara simbolis dari keluarga Akidi Tio di Mapolda Sumsel, Palembang, Senin (26/7). (ANTARA/HO-Pemprov Sumsel/21)

“Kalau uang itu tidak ada, Heryanti nggak perlu di penjara. Kita semua kan cuma jadi korban PHP, tak ada sesuatu yang kriminal dengan itu,” kata Ade.

Baca Juga: Masyarakat Tionghoa Salurkan Bantuan COVID 19 Rp 2 Miliar, Kapolda Sumsel: Akidi Effect

“Saya kira tak perlu diperpanjang, dihentikan saja, ini sudah menipu seluruh bangsa. Sebab tak ada logikanya. Kalau sumbang Rp 2 T berarti hartanya bisa Rp10 T, kalau tidak, tidak mungkin seluruh hartanya disumbangkan,” katanya di awal wawancara, dikutip dari Catatan Demokrasi, Rabu 4 Agustus 2021.

“Dulu begitu juga ada yang bilang ada emas yang bisa bayar seluruh utang kita (Rp1.500 Triliun). Saya panggil, saya katakan, ‘Hei kamu tahu enggak berapa ton emas kalau sampai Rp100 Triliun. Jadi mana mugkin ada emas sekitar 6.000 ton emas di situ, hentikanlah,” katanya.

JK juga mengaku kerap diberitahu jika ada dana besar sekitar miliaran dolar di bank Swiss bekas era peninggalan Bung Karno.

“Jadi banyak orang yang ingin menipu sebenarnya,” ungkap JK

Baca Juga: Sumbangan Fiktif Rp 2 Triliun Akidi Tio, LBH: Kapolda Sumsel Contoh Buruk Pejabat Publik

Load More