SuaraSumsel.id - Menenun harus pakai hati. Sebagai kegiatan berkesenian, pelakunya harus pula merasa senang saat melakoni profesi tersebut.
Entah mitos atau mistis, Sejarahwan Sumsel, Yudhi Sarofie mengutarakan kepercayaan pengerajin dahulu. Konon, jika penenun sedang marah atau kesal, maka benang tenun akan sering putus atau menghasilkan tenunan yang kasar terlebih banyak kesalahan. Hal ini tentu menurunkan nilai songketnya. Karena itu, menenun songket harus pakai hati.
“Pekerjaan menenun ialah pekerjaan banyak orang, dimulai dari menentukan warna dan desain, mengelola benang, pola dan motif, memasang benang, baru kemudia menenun,” katanya saat diwawancara belum lama ini.
Jenis songket Palembang yang secara umum terdiri atas tiga jenis, yakni songket lepus, tawur, dan limar. Umumnya warna songket memang warna-warna terang dan kuat seperti merah anggur, unggu terong, hijau tua, hijau pupus, oranye, biru dan hitam.
Pekerjaan awal menenun songket Palembang dimulai dari menentukan warna dasar, atau warna songket. Setelah itu mengelola benang. Awalnya songket berasal dari benang sutra, dan kemudian juga muncul songket benang kapas. Benang mentah itu kemudian dicelupkan pada ember-ember besar. Bubuk pewarna dicairkan dengan air panas, kemudian benang dicelupkan berkali-kali hingga menghasilkan warna yang diinginkan.
Bila ingin memberikan warna yang berbeda, maka kain diikat tali. Setelah warna terserap sempurna maka benang digantung di bawah terik matahari langsung agar benar-benar kering.
Benang yang sudah kering digulung pada dengan sebuah alat undur, lalu siapkan papan pakan dan bersiap untuk menenun.
“Sepanjang hari, suasana di rumah pengerajin selalu ramai suara alat tenun godokan dan hentakan papan lusi, pemintal benang. Eksisensi songket lebih kepada budaya dan tradisi, di mana kaum perempuan termasuk yang masih muda berkumpul dan menghasilkan karya berkesenian,” kata Yudhi menguraikan.
Perancang busana khas Palembang, Brilianto, menilai kain-kain tradisional Palembang kini makin dikenal. Sepuluh tahun berkecimpung di dunia fashion terutama kain tradisional, membuatnya mengetahui bagamaina kain tradisional Palembang makin dikenalkan ke luar Palembang, Sumatera Selatan.
Untuk kain tradisional Palembang, Brilianto mengungkapkan masih harus mempertahankan motif lama, sebagai upaya pelestarian motif yang memiliki filosofi khusus. Motif-motif dengan nilai filosofi khusus tersebut tidak boleh hilang agar generasi baru pun masih mengenal songket dengan filosofi dan nilainya.
“Tinggal bagaimana kita mengkreasikannya dengan tren jaman. Motif asli pun memiliki pola khusus sebagai ciri khas dan harus terus dikenalkan dan dilestarikan,” ujarnya. Meski harus diakui kebutuhan pasar juga menjadi pertimbangan mempengaruhinya memproduksi karyannya selama ini.
Brilianto mengaku tidak ingin terkukung dengan motif lama yang cendrung menghasilkan pakaian dengan mode yang monoton. Kebutuhan pasar pun ingin membawa kain songket atau kain tradisional lainnya lebih kasual dan bisa dipergunakan dalam keseharian.
“Tapi kita tidak bisa kaku terus, hanya karena idealis, tapi keberlangsungan pengerajin malah makin sulit. Harus seimbang juga antara idealis dan bisnis, motif lama dengan kreasi dan inovasi berdasarkan kebutuhan pasar saat ini,” ungkapnya.
Motif-motif asli kain songket Palembang, diakuinya hanya akan menghasilkan mode yang khusus, misalnya pakaian bernuansa glamor yang hanya akan bisa dihadirkan pada acara-acara formal dan terbatas.
“Tantangannya itu, soal kreatifitas di kalangan desinernya sendiri dengan terus mempertahankan filosofinya,” pungkasnya.
(Tulisan ini mengikuti program Banking Journalism Academy yang diselenggarakan AJI Indonesia)
Bersambung...
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
- Geger Pantai Sanglen: Sultan Tawarkan Pesangon, Warga Bersikeras Pertahankan Lahan
Pilihan
-
Persija Jakarta Bisa Lampaui Persib di Super League 2025/2026? Eks MU Beri Tanggapan
-
Tiga Hari Merosot Tajam, Harga Saham BBCA Diramal Tembus Segini
-
Fungsi PPATK di Tengah Isu Pemblokiran Rekening 'Nganggur'
-
Fenomena Rojali & Rohana Bikin Heboh Ritel, Bos Unilever Santai
-
Harga Emas Antam Terjun Bebas Hari Ini
Terkini
-
Sepatu Sekolah ala Cewek Mamba Lagi Hits! Ini 5 Model Full Black yang Stylish dan Nyaman
-
Misteri Rumah Emas di OKI: HS Disasar BNN, Diduga Jaringan Narkoba Nusakambangan
-
Tren Sepatu Tipis Kembali! Kenapa Model Sepatu Plimsoll Kini Diincar Anak Muda 2025?
-
5 Rekomendasi Sepatu Adidas yang Cocok Dipadukan dengan Celana Jeans
-
Dari Dermawan Jadi Tersangka? Sosok HS Crazy Rich OKI yang Rumahnya Digerebek BNN