SuaraSumsel.id - Organisasi publik Wahana Lingkungan Hidup Indonesia meluncurkan buku yang menawarkan alternatif model Ekonomi Nusantara sebagai tolok ukur kesejahteraan sebuah bangsa.
"Kami ingin tunjukkan bahwa 'the other world' itu bisa. Di kepala kita sudah dicetak bahwa kemajuan bangsa, suatu bangsa dianggap besar seperti imajinasi pada umumnya. Kita tidak ada imajinasi lain," kata Direktur Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Nur Hidayati saat meluncurkan buku Ekonomi Nusantara: Tawaran Solusi Pulihkan Indonesia secara daring di Jakarta, Selasa (25/5/2021).
Walhi melakukan penelitian ekonomi Nusantara berangkat dari kesadaran dalam 40 tahun terakhir bergerak melakukan advokasi hak ekologis dan hak rakyat melihat krisis lingkungan terjadi sebagai akumulasi dari model ekonomi kapitalis yang sudah lama menjadi arus utama secara global dan dianut Indonesia,
Ia mengatakan jika penelitian dilakukan di Bengkulu, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Jawa Timur dan Bali selama dua tahun tersebut kemudian dibukukan.
Menurut dia, model seperti itu mengikis ekonomi komunitas yang beragam di Indonesia.
Ekonomi yang berangkat dari interaksi dari waktu ke waktu yang sangat erat antara manusia, komunitas, dan ruang hidupnya, sehingga ekonomi rakyat sangat bergantung pada tempat hidup dan tinggalnya.
"Ekonomi modern menegasikan keunikan diversitas lanskap dan wilayah ekosistem di mana masyarakat dan ekosistem berinteraksi selama ini, karenanya kami bilang perlu ada wacana tanding terhadap model ekonomi yang hanya akan menghasilkan krisis dan kemiskinan sekaligus kerusakan lingkungan hidup untuk generasi sekarang dan akan datang," katanya.
Buku yang ditulis oleh Boy Jerry Even Sembiring, Tanti Budi Suryani, dan Bagas Yusuf Kausan tersebut, menurut Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia Prof Sri-Edi Swasono, bagus guna mendidik pemerintah dan rakyat.
"Buku ini diterbitkan sebagai tawaran solusi alternatif dari kerusakan lingkungan. Walhi melalui Ekonomi Nusantara menaruh itu sebagai dasar gerak dasar ilmu pengetahuan dan teknologi. Ekonomi Nusantara memposisikan diri sebagai suatu gerakan atau paham dengan antipertumbuhan, tujuannya mengkritik PDB dan 'income per capita'," ujar Sri-Edi.
Baca Juga: Diingat! Ini Waktu Gerhana Bulan Total 26 Mei Terlihat di Sumsel
Menantu dari Bung Hatta itu mengatakan model ekonomi kapitalis memang sudah sejak lama "menjerumuskan" kampus-kampus di Indonesia. Orang-orang ekonomi tidak pernah tahu kapan harus "landing", padahal jika ada "take-off" harus ada saat mendaratnya.
Ia menyebut Club of Rome sudah menyimpulkan perihal batas pertumbuhan ekonomi (the Limits of Growth) di tahun 1970-an, lalu ada "Beyond the Limit" karena lubang ozon yang sudah terbuka lebar. Karenanya perlu ada saat mendarat dan dipersiapkan tempatnya, itu yang ditawarkan Walhi dengan Ekonomi Nusantara.
Ketua Asosiasi Antropologi Indonesia Suraya A Afiff dari Departemen Antropologi FISIP Universitas Indonesia mengapresiasi keberanian Walhi mengutarakan sesuatu yang inspiratif, berupa imaginasi tanding dari model ekonomi kapitalis yang dianut secara global saat ini.
Menurut dia, akademisi progresif di Indonesia perlu mulai memberikan perhatian pada imajinasi-imajinasi tanding seperti yang ada dalam buku lima bab tersebut. Wacana yang ditawarkan dapat menjadi alternatif di tengah pusaran wacana global berupa pertumbuhan ekonomi dan trickle-down economics yang sudah bangkrut terdampak pandemi COVID-19.
Trickle-down economics adalah sebuah konsep ekonomi di mana memberikan kelonggaran pada orang kaya atau pemilik modal yang pada akhirnya diharapkan akan "merembes" hingga ke masyarakat kecil sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Penggugat Polusi Udara Jakarta: Negara Abai dan Gagal Menjamin Hak Warga
-
Tumpukan Sampah Menggunung di Pasar Gedebage, FK3I Jabar: Salah Urus!
-
Ini Alasan JPU Tolak Keterangan Direktur Walhi dan KPBI di Sidang Jumhur
-
Sidang Jumhur, Walhi dan KPBI: Penolakan UU Cipta Kerja Juga Ada di Medsos
-
Jadi Saksi Sidang Jumhur, Direktur Walhi: UU Cipta Kerja Dirancang Tertutup
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Kondisi Terkini Jembatan Kelekar Prabumulih: Ambruk Dihantam Arus Deras, Akses Masih Terputus
-
7 Bedak Padat untuk Touch up Praktis bagi Pengguna yang Sering Bepergian
-
5 Bank Digital untuk Atur Keuangan Lebih Rapi bagi Pasangan Muda dan Keluarga
-
Peran AgenBRILink dalam Memperluas Akses Keuangan bagi Masyarakat Perbatasan
-
5 Skenario Kapan Harus Pakai Kartu Kredit atau QRIS, Nomor 3 Jarang Disadari