SuaraSumsel.id - Sumatera Selatan dinilai perlu menjalankan tes acak guna menelusuri masyarakat yang terpapar COVID 19. Saran ini disampaikan Epidemiolog Unsri atau Universitas Sriwijaya Dr. Iche Andriany Liberty.
Ia menilai Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan perlu melakukan tes acak COVID-19 guna mendeteksi kawasan publik yang paling rentan menjadi kluster baru.
Saat ini belum pernah ada informasi kemunculan kluster baru seperti di kawasan wisata maupun mal di Sumsel, karena memang sulit diungkap jika tidak di tes acak terutama di Kota Palembang dengan kasus positif paling tinggi.
"Sewaktu-waktu perlu dilakukan tes acak, apalagi yang bukan KTP domisili Palembang, misalnya," kata Dr. Iche di Palembang, Kamis.
Tes acak juga untuk mengantisipasi fenomena gunung es kasus COVID-19 di Sumsel, karena ia meyakini rasio pelacakan dan pemeriksaan di Bumi Sriwijaya itu belum mencakupi seluruh potensi kasus.
Sebab 80 persen kasus positif COVID-19 di Sumsel merupakan kasus tanpa gejala yang berpotensi menularkan COVID-19 ke orang lain.
Selain itu menurutnya, dengan tes acak di kawasan tertentu maka akan lebih mudah bagi pemerintah dalam mengambil tindakan yang lebih tegas terhadap pembatasan-pembatasan kegiatan.
Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Sumsel Yusri menyebut tes acak dapat dilakukan jika rasio tes usap telah memenuhi standar WHO yakni 1/1000 penduduk atau setara 10.000 jiwa per hari di Sumsel.
"Saat ini tes usap baru 500 sampel atau 200-300 orang per hari, untuk wajib saja belum bisa dipenuhi," katanya.
Baca Juga: Penyekatan di Tol Palembang-Lampung hingga 31 Mei 2021
Sementara tidak adanya laporan kluster wisata, kegiatan-kegiatan dan pusat perbelanjaan atau ruang publik lainnya di Sumsel hingga kini karena kontak erat kasus-kasus yang ada masih dominan dari kluster keluarga.
"Misalnya ada orang dari acara buka bersama lalu dia pulang ke rumah ternyata menularkan ke anggota keluarganya, maka jadi kluster keluarga, pola-pola seperti ini yang banyak terjadi di Sumsel," jelas Yusri.
Ia memang tidak menampik adanya kasus-kasus tanpa gejala yang mungkin tidak terdeteksi namun selagi masyarakat patuh menerapkan protokol kesehatan maka penyebaran COVID-19 dapat ditekan. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Keberhasilan Program Bayi Tabung di Sumsel Naik, Ada Hamil Bayi Kembar
-
Kuota Penerimaan CPNS dan PPPK Sumsel 29.937, Rincian Per Kabupaten/Kota
-
Kuota Penerimaan CPNS dan PPPK 2021 Sumsel 29.937, Berikut Cara Daftarnya
-
Pemprov Sumsel Gelar Salat Gaib dan Doa Palestina, Habib Mahdi Jadi Imam
-
Vaksinasi Gotong Royong Sudah Dimulai, Berikut Cara Daftar dan Harganya
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
Terkini
-
6 Mobil Bekas untuk Tampil Keren tanpa Biaya Modifikasi Mahal bagi Anak Muda
-
Rezeki Digital Datang Lagi! 8 Link Dana Kaget Hari Ini Sudah Rilis Kalau Kamu Cepat Klaim
-
Terkuak! Bayi Dalam Kantong Plastik di Sungai Lilin Ternyata Dibuang Ibu Kandung Sendiri
-
BRI Perkuat Hilirisasi dan Daya Saing Industri Sawit Lewat Sindikasi Strategis Rp5,2 Triliun
-
10 Mobil Bekas untuk Modifikasi Sleeper yang Cocok bagi Penggemar Performa