Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Selasa, 11 Mei 2021 | 09:50 WIB
Umat Islam melaksanakan salat di ruangan terbuka (31/7/2020). [Foto/Antara]

SuaraSumsel.id - Pakar biomolekuler Universitas Sriwijaya Prof Yuwono menyarankan warga yang menggelar salat Id dilakukan di lapangan dan langsung terkena sinar matahari.

Menurut Prof Yuwono, sinar matahari memancarkan sinar ultraviolet yang telah terbukti 100 persen mampu membunuh virus COVID-19 berdasarkan penelitian Colombia University pada 2020, sehingga dapat mencegah paparan virus selama pelaksanaan salat.

"Maka saya sarankan jadwal salat Id juga dimundurkan agak siang ke pukul 07.30 WIB, biasanya kan mulai pukul 06.30 WIB," ujarnya seperti dilansir dari ANTARA, Selasa (11/5/2021).

Menurut dia, sinar matahari sendiri sudah digunakan sebagai terapi bagi kasus-kasus positif yang menjalani isolasi, karena juga mematangkan Vitamin D di dalam tubuh untuk peningkatan imunitas.

Baca Juga: Dinkes Sumsel Lacak 4 Kasus Corona Varian India

Meski secara zonasi suatu wilayah terbilang aman, namun secara individu jamaah tetap memiliki potensi menularkan COVID-19 sehingga protokol kesehatan wajib diterapkan.

Prof Yuwono juga mengimbau warga yang imunitasnya sedang menurun atau sakit agar tidak ikut salat Id berjamaah, selain itu kedatangan jamaah disarankan tidak berbarengan sehingga tidak terjadi kerumunan.

Khotib perlu mempersingkat waktu khutbah, secara keseluruhan pelaksanaan Shalat Id jangan lebih dari 30 menit, kata dia.

"Sebab jika khutbah itu terlalu lama dan apalagi kurang menarik, maka jamaah bisa mengantuk dan capek, lalu imunitas bisa turun sehingga lebih rentan terpapar COVID-19," katanya menegaskan.

Oleh karena itu masyarakat harus memperkuat imunitas pada hari Raya Idul Fitri agar tetap kuat menangkal COVID-1 9 yang sangat mungkin menyebar ketika mobilitas sedang tinggi-tingginya. (ANTARA)

Baca Juga: Pasien COVID 19 Terus Naik, Sumsel Jadi Sorotan Pemerintah Pusat

Load More