SuaraSumsel.id - Pada triwulan I tahun 2021, ekonomi Sumatera Selatan masih terkontraksi tipis sebesar 0,41 persen. Kondisi ini dinilai membaik jika dibandingkan dengan triwulan I pada tahun lalu.
Pada triwulan I tahun lalu, baik Indonesia atau Sumatera Selatan mengalami awal pandemi virus COVID 19.
"Kontraksi tipis di triwulan I tahun ini, jika Y to Y kontraksinya 0,41 persen sedangkan jika Q to Q, kontraksinya 0,2 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik Sumatera Selatan, Endang Triwahyuni, Rabu (5/5/2021) dalam acara konfrensi pers yang digelar secara virtual.
Pada triwulan I ini, besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumatera Selatan mencapai Rp 116,55 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 78,39 triliun.
Adapun, lapangan usaha yang paling dalam kontraksi pada triwulan I tahun ini yakni jasa transportasi dan pergudangan yang mengalami kontraksi 13,54 persen baru disusul sektor lainnya seperti penyedia akomodasi, jasa perusahaan, sektor pertambangn, pedagangan besar dan eceran.
"Meski terkontraksi cukup dalam namun transportasi tidak cukup besar mempengaruhi atau berkontribusi sebagai penyebab kontraksi ekonomi Sumsel," terang Endang.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, kontraksi disebabkan komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang mengalami kontraksi sebesar 5,17 persen.
Kondisi ekonomi Sumatera Selatan jika dibandingkan pada triwulan sebelumnya juga mengalami kontraksi manum tidak sebesar kontraksi jika dibandingkan pada triwulan I tahun lalu.
Kondisi ini jika di lihat dari sisi produksi, kontraksi tertinggi terjadi pada lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib yang turun sebesar 11,04 persen.
Baca Juga: Kasus Kematian Naik Drastis, Satgas Covid-19 Tegur Pemprov Sumsel
"Penyebab utama kontraksi dibandingkan triwulan sebelumnya, karena memang turunnya realisasi belanja pegawai dan modal. adminitrasi pegawai 34,7 persen, dan juga terdapat penyesuaian anggaran karena pandemi COVID 19," terang Endang.
Dari sisi pengeluaran disebabkan oleh komponen pengeluaran konsumsi Pemerintah yang mengalami kontraksi sebesar 46,38 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
Terkini
-
Uang 100 Juta di Palembang, Mending Beli Mobil Bekas atau Investasi Rumah?
-
5 Kesalahan Fatal Bikin Bisnis Kuliner di Palembang Gagal Total, Nomor 3 Banyak Dilakukan
-
Laga Harga Diri! Sriwijaya FC vs Sumsel United Jadi Pertarungan Antar Generasi di Palembang
-
Modal Rp1 Miliar Bisa Jadi Juragan Kos di Palembang? Cek Dulu Hitungan Untung-Ruginya
-
Rezeki Hari Ini! 7 Link Dana Kaget Kembali Dibagikan, Langsung Cair Kalau Cepat Klaim