Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Jum'at, 16 April 2021 | 21:03 WIB
Penganiayaan perawat RS Siloam Palembang [Istimewa] Pria mengaku aparat kepolisian, memukul dan menjabak perawat.

SuaraSumsel.id - Peristiwa penganiayaan yang dialami perawat RS Siloam Palembang masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Belakang, diketahui jika pria yang sempat mengaku sebagai aparat polisi ternyata bukan anggota Polri.

Dalam video yang beredar di media sosial tersebut nampak seorang pria dengan menggunakan kaos merah memukul, menjabak rambut hingga mendorong perawat ke lantai. Kronologis pria mengaku aparat, pukul dan jambak perawat tersebut dibeberkan Direktur Keperawatan Rumah Sakit Siloam Sriwijaya, Tata.

Ia mengungkapkan kronologis bermula sekitar pukul 11.00 Wib, pasien seorang anak berusia dua tahun yang sudah diperbolehkan pulang dari perawatanya.

Saat itu pasien hendak dibuka saluran infusnya. Perawat yang pagi itu berjaga ialah korban penganiayaan, Christina, 27. Lalu, Cristina berhasil membuka infus dan menutupnya dengan perban luka.

Baca Juga: Aset Tersangka Korupsi Masjid Raya Sriwijaya Disita Kejati Sumsel

Setelah itu, diduga perban luka itu lepas gegara pasien anak yang aktif. Bekas infus itu pun mengeluarkan darah dan hal tersebut langsung dilaporkan kepada perawat.

Mengetahui hal tersebut, perawat lalu mengganti dengan perban yang baru. 

"Pelepasan infus sudah sesuai SOP yang ada, namun mungkin usia anak masih 2 tahunan dan gerakannya terlalu lincah, perban terlepas dan mengeluarkan darah. Perban sudah diganti," ungkap Tata, ketika dikonfirmasi, Jumat (16/4/2021).

Saat itu, pelaku belum tiba di rumah sakit. 

Saat penggantian ulang perban akibat pelepasan infus itu, Kepala Ruangan RS Siloam Sriwijaya mendatangi ibu pasien dan meminta maaf atas kejadian tersebut. 

Baca Juga: Mantan Gubernur Sumsel Alex Noerdin Kembali Mangkir Panggilan Kejati

"Sekitar jam dua siang, ayah pasien " katanya.

Kuat dugaan, sang ibu pasien mengceritakan peristiwa tersebut ke pelaku, yang tidak lain ialah ayah pasien.

Saat di ruangan, ayah pelaku sempat menanyakan kepada perawat, 'bagaimana cara dia melepaskan infus'.

Belum sempat dijawab perawat, pelaku sudah emosi. Ia memukul bagian pipi (menampar) perawat hingga terjatuh. Mengetahui peristiwa itu, dua orang yang menemani perawat tersebut berusaha membantu,

Namun pelaku masih emosi, kemudian menjambak rambut korban dan mendorong ke lantai.

"Kami sangat menyesali perbuatan yang dilakukan oleh keluarga pasien, padahal kami sudah merawat anaknya dengan baik. Ketika darah keluar dari tangan pasien langsung kami ganti dengan perban baru sampai darahnya tidak keluar," bebernya. 

Tata juga mengatakan keluarga pasien merupakan warga Kayu Agung dan bukan berasal dari Palembang. "Mereka bukan orang Palembang, kalau dari KTP nya Kayu Agung, " katanya.

Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri memastikan jika pelaku yang mengaku sebagai polisi bukanlah anggota Polri atau Polda Sumatera Selatan.

Load More