SuaraSumsel.id - Film Kinipan berdurasi 2.38 menit menjadi protret bagaimana konflik yang berkepanjangan dialami masyarakat Indonesia. Salah satunya dengan memperlihatkan Warga Kinipan, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah.
Dengan menyajikan enam chapter dalam film yang berdurasi cukup panjang itu yakni menceritakan mengenai ancaman kelestarian pohon, harimau dan hewan lainnya, Kinpian: Pandemi, UU Omnibus Law, Food Estate dan perusahaan restorasi.
Dalam penggarapannya, film yang disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono dan Indra Jati ini turut melibatkan dua aktor utama Basuki Santoso dan Feri Irawan yang berpengalaman dalam bidangnya sehingga memberikan penjelasan yang lugas dan jelas bagi penonton.
Film Kinipan mendokumentasikan beberapa titik-titik wilayah di Indonesia dengan berbagai konflik lahan dan ancaman terhadap lingkungan.
Baca Juga: KPK Periksa 5 Saksi Kasus Suap Dinas PUPR Muara Enim di Polda Sumsel
Masyarakat Kinipan yang memperjuangkan lahan Hutan Adat Dayak Tomun yang diserobot oleh perusahaan kebun sawit. Mereka mati-matian menjaga hutan karena kecewa kebijakan pemerintah yang justru memberikan izin perusahaan untuk membuka lahan.
Tak hanya di Kinipan, permasalahan ini juga terjadi di beberapa daerah lain seperti Sulawesi Utara, Kalimantan hingga Sumatera.
Perubahan peruntukkan lahan akan mengakibatkan habitat asli hewan rusak akibat eksploitasi besar-besaran terhadap hutan.
Rusaknya habitat ini akan berpotensi menjadi rusaknya interaksi antara hewan dan manusia sehingga menyebabkan zoonosis, atau situasi pandmei karena adanya wabah virus yang membahayakan manusia.
Sampai pada tahun 2020 dunia dinyatakan mengalami pandemi. Di Indonesia dikalkulasikan sebanyak 80 juta manusia terinfeksi virus corona dan 1,7 juta diantara mereka meninggal dunia.
Baca Juga: Kabar Duka, Mantan Gubernur Sumsel Prof Mahyuddin Meninggal Dunia
Krisis kesehatan yang terjadi membuat Indonesia turut dilanda krisis ekonomi dan terancam mengalami krisis pangan.
Isi film garapan Watchdoc ini juga membicarakan kebijakan UU Cipta Kerja Omnibus yang menuai protes di mana-mana.
Berita Terkait
-
Siswa Sekolah Luar Biasa di Aceh Diajak untuk Menjaga Alam dan Lingkungan
-
Telak! Sindir Jokowi Belum Puas Meski Anaknya jadi Wapres, Dandhy Laksono: Apa Mau Seperti Bangladesh?
-
JK Sebut Sutradara Film Dirty Vote Masih Sopan: Baru 25 Persen dari Fakta
-
Eks Mendag Jokowi soal 'Dirty Vote': Bukan Dokumenter Tapi Kampanye Terselubung Ya!
-
Tertunda 2 Tahun, Akhirnya Watchdoc Terima Penghargaan 'Nobel Asia'
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
Terkini
-
Debat Paslon PSU Pilkada Empat Lawang Dipindah ke Palembang, Ada Apa?
-
Viral Bupati Pali Emosi Saat Sholat Id: Air PAM Mati, Rumah Pribadi Terdampak
-
7 Alasan Lebaran di Palembang Selalu Spesial dan Penuh Keunikan
-
Drama Rendang Willie Salim Memanas: Desak Ratu Dewa Minta Maaf ke Warga
-
Dua Sultan Palembang Berbeda Sikap soal Adat Tepung Tawar untuk Willie Salim