Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Kamis, 11 Maret 2021 | 12:28 WIB
Sampul buku Oedjan Mas di Bumi Sriwijaya

Setelah Jepang menyerah kepada sekutu, DJB sempat kembali dibuka oleh pemerintahan NICA namun semangat kemerdekaan dan nasionalisme dari pendiri negara memunculkan gagasan akan pentingnya arti kedaulatan di bidang ekonomi dengan memilik sebuah bank sentral yang lepas dari Belanda.

Cita-cita memiliki bank sentral baru terwujud dengan dinasionalisasikannya De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia pada tahun 1951 dan dikukuhkannya UU No. 11 tahun 1953 pada 1 tanggal Juli 1953.

Dengan demikian DJB Agentschap Palembang merupakan cikal bakal kantor yang sekarang bernama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Selatan.

Kehadiran Bank Indonesia di wilayah ini melanjutkan tugas penting sebuah bank sentral sejak dahulu dalam menjaga kedaulatan ekonomi, namun kini telah berkembang dengan fungsi-fungsi sebuah bank sentral di era modern.

Baca Juga: Ikut KLB Deli Serdang, 7 Pengurus Partai Demokrat Sumsel Ini Dipecat

Bank Indonesia selalu bersinergi dengan pemerintah pusat dan daerah dalam mengawal pembangunan ekonomi regional, khususnya Provinsi Sumatra Selatan.

Salah satu penulis buku, Dedi Irwanto mengungkapkan buku ini mengenalkan konsep kejayaan Sumatera Selatan, interdependensi ulu dan ilir sebagai ibu kota . Sebagai pusat perdagangan yang sudah dikenal sejak masa lampau, penguasaan sungai yang bermuara ke Sungai Musi di ilir dapat mengendalikan masyarakat ulu.

Relasi yang tercipta merupakan hubungan saling membutuhkan antara ilir dan ulu dalam ikatan kesatuan sosial masyarakat berbentuk sistem kekerabatan, persaudaraan, dan rasa tunduk tanpa penaklukan kekerasan.

Kekuatan utama ilir mampu mengontrol seluruh aktivitas kehidupan ulu yang, salah satunya, dilakukan lewat aktivitas ekonomi uang. Namun, kontrol tersebut tidak mematikan kreativitas masyarakat ulu yang sebaliknya segala wujud kemakmuran dan kemajuan di ilir akan berdampak sama terhadap ulu.

"Kantor cabang (agentschap) DJB Palembang didirikan pada awal abad ke-20, atas usul direktur DJB Pusat, A. Z. N. Zeilinga usai kunjungannya," kata ia.

Baca Juga: Tetap Tolak KLB, DPD Partai Demokrat Sumsel juga Gelar Apel Siaga

Menurutnya, kantor cabang DJB Palembang seharusnya sudah dibuka sejak lama mengingat potensi ekonomi daerah Sumatera bagian selatan yang luar biasa.

Load More