SuaraSumsel.id - Kementrian Kesehatan menyatakan satu pasien di Sumatera Selatan terpapar covid 19 varian baru B117 yang berasal dari Inggris.
Selain Sumatera Selatan juga terdapat pasien dari Pulau Kalimantan. Temuan varian covid 19 baru ini diungkapkan Ahli Mikrobiologi Universitas Sriwijaya (Unsri), Prof Yuwono bukan hal yang baru.
Temuan ini hendaknya jangan dijadikan bahan non ilmiah.
"Situasi ini hendaknya digembirakan, jangan jadi bahan jualan baru lagi," kata dalam uraian laman di media sosial Facebook, Selasa (9/3/2021).
Baca Juga: Sosok Bripka Chandra, Terima Penghargaan Kapolri karena Menjadi Guru
Karena menurut Prof Yu, panggilan akrab Prof Yuwonovarian B 117 adalah virus Covid 19 yang berubah atau mengalami mutasi pada bagian protein permukaan saja atau disebut spike.
Mutasi ini diduga hanya mempengaruhi daya tular dan tidak menambah daya keparahan penyakit.
"Para ahli malah menyatakan bahwa mutasi ini tidak berpengaruh thd vaksin. Sehingga bisa diartikan, vaksin tetap baik digunakan," tegas ia.
Hal terpenting dari mutasi ini hanya bisa dideteksi dengan pemeriksaan pada gen spike tersebut bukan gejala klinis. Sehingga, tidak ada pasien yang dinyatakan terpapar B 117, berdasarkan gejala klinis semata.
"Orang yg terinfeksi B.1.1.7 sama gejalanya dengan yg kena Covid19 yg awal. Kasus di Palembang bahkan orangnya sudah sembuh alias infeksi ringan-sedang," terang ia.
Baca Juga: Warga Sumsel Terkonfirmasi Varian Covid 19 B117, Kemenkes Lacak Kontak
Sehingga, temuan varian baru ini cukup diartikan dengan terus menjalankan protokol kesehatan dan pemerintah terus melakukan 3T.
Di Sumatera Selatan, Prof Yu mengungkapkan sudah terjadi penurunan kasus aktif Covid19. Penurunannya pun mencapai hingga 50% dibandingkan sebelum vaksinasi.
Jika vaksinasi yang sudah tersedia 150.000 dosis dan sebagian sudah disutikkan, maka Sumsel cukup 1 juta dosis vaksin terutama untu penduduk di perkotaan.
"Semoga di wilayah daerah (dusun), tidak ditemukan covid 19," bebernya.
Sekadar mengingatkan, menghadapi pandemi infeksi dalam keadaaan apapun, maka perlu dijaga imunitas dengan pikiran yang positif, menjalani tidur enam jam, makan yang cukup dan gerak yang cukup.
Sekaligus kebiasaan mencuci tangan dengan berwudhu bagi yang beragama muslim.
"Menjaga jarak itu pada orang yang sakit atau terinfeksi, hindari kerumunan. Well, kabar ini digembirakan dan jangan ditakuti. Orang optimis, bersyukur dan gembira akan lebih berkualitas hidupnya," pungkas ia.
Berita Terkait
-
Vaksin BCG Produksi Bio Farma Resmi Dapatkan Label Halal
-
Kasus Campak Meroket di Berbagai Negara Tetangga Indonesia, Mengapa?
-
Cek Fakta: Vaksin Covid Mengandung Sebagian Virus HIV
-
Bolehkah Konsumsi Daging Sapi dan Kerbau yang Terpapar Virus PMK? Ini Penjelasannya
-
Perusahaan Farmasi RI Ini Bertekad jadi Produsen Vaksin Lokal dengan Harga Terjangkau
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
-
Pantang Kalah! Ini Potensi Bencana Timnas Indonesia U-17 Jika Kalah Lawan Yaman
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
Terkini
-
Warga Tanjung Sakti Lahat Ingin Blokade Jalan Nasional, Tolak Proyek Panas Bumi
-
BRI Memberdayakan Bisnis Aksesori UMKM untuk Go Global dengan Inisiatif Strategis
-
Lebaran di OKU Kacau Balau, Banjir Setinggi Lutut Rendam Rumah Warga
-
Maut di Pabrik Pusri Palembang: Karyawan Tewas Saat Lebaran, Standar K3 Dipertanyakan
-
Turis Rusia Kehilangan Motor di Palembang: Ada Apa dengan Keamanan Kota?