SuaraSumsel.id - Pelatih Juventus Andrea Pirlo mengakui tim asuhannya bermain buruk saat dipecundangi Inter Milan dengan skor 0-2 pada Minggu setempat atau Senin (18/1/2021) dini hari WIB.
Bianconerri jarang merepotkan kiper Samir Handanovic, dan beruntung tidak kemasukan lebih banyak gol setelah tandukan Arturo Vidal dan sepakan Nicolo Barella membobol gawang mereka.
Lautaro Martinez memiliki beberapa peluang untuk memperbesar keunggulan, namun ia tidak mampu memaksimalkan peluang tersebut.
Di sisi Juve, satu-satunya peluang bagus didapat oleh Federico Chiesa pada menit-menit terakhir pertandingan.
"Kami memiliki sikap yang keliru sejak awal, dan ketika Anda tidak memiliki determinasi untuk memenangi duel-duel, itu menjadi sulit," kata Pirlo seperti dikutip Sky Sport Italia.
"Kami tidak masuk ke lapangan, kami gugup, mencemaskan permainan menyerang Inter, maka dalam benak kami, kami hanya fokus pada bertahan dan tidak sangat agresif. Kami membiarkan Inter mengambil inisiatif dan mereka sangat efektif dalam situasi seperti itu," tambahnya.
"Ini adalah kekalahan yang buruk, kami tidak bisa bermain lebih buruk lagi dari ini, dan ini tidak diharapkan, namun kami harus mengangkat kepala dan bersiap untuk Rabu dan pertandingan Piala Super melawan Napoli," tegas mantan gelandang kreatif itu.
Juve kini baru mengumpulkan 33 poin, tertinggal tujuh poin dari Inter, namun masih memiliki satu pertandingan yang belum dimainkan kontra Napoli.
Meski menyakitkan, Pirlo yakin kekalahan dari Inter tidak akan mengurangi ambisi dan determinasi mereka dalam persaingan perebutan gelar juara liga.
Baca Juga: Messi Kartu Merah dan Barcelona Gagal Juara, Koeman: Lebih Baik Diam
"Ambisi kami tetap sama. Ini merupakan tergelincir melawan tim yang kuat, hal-hal seperti ini dapat terjadi, namun saya kecewa dengan sikap (para pemain)," paparnya.
"Tim seperti Juve harus datang dengan kepercayaan diri dan ambisi yang tinggi, hasrat untuk mengambil inisiatif dan mengendalikan permainan ke arah tertentu, namun kami terlalu pengecut."
Pirlo berjiwa besar untuk memikul tanggung jawab sebagai pelatih tim yang kalah.
"Pelatih selalu menjadi yang pertama disalahkan, sebab jika tim tidak melakukan apa yang kami rencanakan, itu berarti kami tidak memahami rencananya,"pungkasnya.
Berita Terkait
-
Bekas Duet Lionel Messi di Inter Miami Gabung Klub Promosi Super League
-
Galatasaray Cuma Mau Bayar Rp524 M, Inter Ogah Lepas Hakan Calhanoglu
-
Kapan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo Pensiun?
-
Jay Idzes Magnet Transfer di Serie A: Ini Daftar Klub Peminat Bek Timnas Indonesia
-
Siapa Saja 10 Klub Lolos 16 Besar Piala Dunia Antarklub 2025?
Terpopuler
- Pemain Keturunan Rp260,7 Miliar Bawa Kabar Baik Setelah Mauro Zijlstra Proses Naturalisasi
- 4 Link Video Syur Andini Permata Bareng Bocil Masih Diburu, Benarkah Adik Kandung?
- 41 Kode Redeem FF Terbaru 10 Juli: Ada Skin MP40, Diamond, dan Bundle Keren
- 4 Rekomendasi Sepatu Running Adidas Rp500 Ribuan, Favorit Pelari Pemula
- Eks Petinggi AFF Ramal Timnas Indonesia: Suatu Hari Tidak Ada Pemain Keturunan yang Mau Datang
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Prediksi Oxford United vs Port FC: Adu Performa Ciamik di Final Ideal Piala Presiden 2025
-
Ole Romeny Kena Tekel Paling Horor Sepanjang Kariernya, Pelatih Oxford United: Terlambat...
-
Amran Sebut Produsen Beras Oplosan Buat Daya Beli Masyarakat Lemah
-
Mentan Bongkar Borok Produsen Beras Oplosan! Wilmar, Food Station, Japfa Hingga Alfamidi Terseret?
Terkini
-
Nike Lebih Mahal, Tapi Apakah ASICS Lebih Worth It? Ini 7 Fakta Menariknya
-
10 Warna Cat Rumah Sederhana Tapi Mewah, Bikin Interior Makin Keren!
-
Jangan Asal Pakai? Kenali 5 Perbedaan Sepatu Lari Treadmill dan Jalan Raya Sebelum Cedera
-
Anti Sempit! 5 Desain Rumah 6x10 Terbaik yang Bikin Hunian Terasa Lapang dan Mewah
-
7 Sepatu Lari Terbaik 2025 untuk Pemula & Pro: Nyaman, Ringan dan Stylish