Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Senin, 11 Januari 2021 | 12:22 WIB
Pekerja memproduksi tahu di salah satu pabrik tahu di kawasan Duren Tiga, Jakarta, Selasa (5/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]. Pengerajin Sumsel mengurangi ukuran produksinya.

SuaraSumsel.id - Harga kedelai di Sumatera Selatan masih tinggi. Kini, harga kacang kedelai mencapai Rp 9.500/kg, lebih tinggi dibandingkan pekan lalu yang masih menyentuh harga Rp 7.000/kg.

Harga yang masih tinggi ini disiasati dengan mengurangi ukuran tahu yang diproduksi.

"Lonjakan harga kedelai ini membuat saya harus memutar otak agar tidak terlalu berdampak pada usaha saya," kata Bukhori, salah seorang pengusaha tahu di Kecamatan Lubuk Raja, Ogan Komering Ulu (OKU), Minggu seperti dilansir ANTARA, Senin (11/1/2021).

Ia mengatakan, tingginya harga kedelai di pasaran sejak beberapa pekan terakhir membuat pemilik usaha terpaksa mengurangi bobot tahu dan tempe agar tidak merugi.

Baca Juga: Warga Sumsel Jadi Penumpang Sriwijaya Air SJ182, Herman Deru Turut Berduka

“Untuk harga jual kami tetap sama. Namun, hanya mengurangi takaran bahan kedelai dari biasanya,” katanya.

Dia mengaku, sebelum harga bahan baku tersebut naik, biasanya dalam sekali produksi mampu menghabiskan sekitar 70-80 kilogram (Kg) kacang kedelai.

Namun, saat ini hanya sebanyak 50 Kg kacang kedelai yang dihabiskan untuk sekali produksi.

Produksi Tahu saat Pandemi. (Suara.com/ Peter Rotti)

Sementara itu, menurut Yadi, salah seorang pedagang tempe di Pasar Atas Baturaja secara terpisah mengaku kenaikan harga kedelai tidak begitu berpengaruh pada daya beli masyarakat yang saat ini masih normal.

Hanya saja, pembeli sering mengeluhkan ukuran atau berat tempe yang dijualnya sedikit kecil dari biasanya.

Baca Juga: Satu Keluarga Asal Sumsel Jadi Penumpang Sriwijaya Air yang Hilang Kontak

"Memang ukuran atau bobot tempe saja yang sedikit kecil dari biasanya. Kalau harga tidak naik yaitu untuk papan ukuran kecil tetap Rp3.000," ujar dia (ANTARA)

Load More