Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Rabu, 06 Januari 2021 | 10:17 WIB
Perang Lima Hari Lima Malam yang terabadikan pada perangko Rp100 [jepretan instagram Raja Kelir]

SuaraSumsel.id - Perang lima hari lima malam di Sumatera Selatan merupakan peristiwa sejarah besar nan juga penting.

Sejak 1-5 Januari 1947, telah terjadi perang lima hari lima malam di Palembang yang merupakan bagian dari pemerintah Sumatera bagian selatan.

Peristiwa bersejarah ini sangat penting guna diperingati, mengingat perang ini merupakan sejarah yang melibatkan pejuang dan masyarakat pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia tersebut.

Sayangnya, peristiwa sejarah ini kian terlupakan.

Baca Juga: Vaksinasi 14 Januari, Ini Pendistribusian 30.000 Dosis Tahap Awal Sumsel

Komunitas Sahabat Cagar Budaya bersama dengan Museum Pahlawan Nasional Mayjen TNI AK Gani menggelar peringatan perang tersebut.

Jika mengutip majalah Strijdd Nederland diketahui jika serangan besar ke kota Palembang baik dilakukan penjajah baik darat, laut dan udara. Laporan Palang Merah  Internasional mencatat korban pada perang tersebut mencapai 2000-3500 orang tewas. 

Jumlah korban yang cidera, lebih banyak lagi.

Sejarawan Sumsel Syafruddin Yusuf mengatakan perang lima hari lima malam memiliki nilai sejarah yang penting.

“Banyak nilai bisa dilestarikan pada peristiwa sejarah tersebut. Pemerintah harusnya bisa mengenang sejarah ini guna dikenalkan kepada generasi muda," katanya.

Baca Juga: Organisasi Jurnalis di Sumsel Sepakat Profesionalisme Sangat Diperlukan

Karena dengan belajar sejarah, kata ia, akan menjadi pembelajaran bagi pembangunan daerah di masa depan. "Sejarah mengenang bagaimana pahlawan berjuang juga membangun kota dan bisa juga menjadi kajian perbaikan," sambung ia.

Sudah saatnya, kata Dosen Universitas Sriwijaya ini, pembangunan berasal dari ide-ide masyarakat bawah. Pilihan bijaknya ialah berada di Pemerintah juga arif mengenang para pahlawan terutama di Palembang, Sumatera Selatan.

Koordinator Komunitas Sahabat Cagar Budaya, Roby Sunata mengutarakan perang lima hari lima malam bukan hanya diperingati dalam sejarah modern Palembang. Namun perang ini telah berkontribusi besar pada penduduk perkembangan Palembang saat ini.

“Kami berharap teman-teman di Palembang yang belum tahu apa itu perang 5 hari 5 malam sekarang menjadi lebih tahu dan yang sudah pernah dengar sekarang menjadi makin tahu. Lalu bisa menceritakannya kepada masyarakat luas," ucapnya.

Diketahui perang lima hari lima malam yang berlangsung l 1 hingga 5 Januari 1947, ialah upaya mempertahankan wilayah Sumsel atau Palembang agar tidak dikuasai lagi Belanda. 

Palembang merupakan salah satu wilayah strategis Indonesia yang menjadi tujuan Belanda untuk kembali mereka kuasai karena kekayaan alamnya serta potensi Palembang sebagai pusat pemerintahan, kekuatan militer, dan kegiatan politik maupun ekonomi di Sumatra Selatan.

Sementara itu bagi rakyat Palembang, pertempuran ini menjadi momentum perjuangan mereka untuk mempertahankan tanahnya agar tindakan penjajahan tidak terulang kembali pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Load More