Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Selasa, 05 Januari 2021 | 15:14 WIB
Kediaman AK Gani [dok sejarahwan Palembang]

SuaraSumsel.id - Adnan Kapau Gani, pria berambut ikal yang akrab di panggil A.K.Gani, lahir 16 September 1905, di Desa Palembayan, Palembayan Kabupaten Agam, Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

Ia dilahirkan dari pasangan Abdul Gani Sutan Mangkuto dan ibunya yang asli Palembang, bernama Siti Rabayah, A.K Gani meninggal di Palembang, Sumatera Selatan, 23 Desember 1968 pada usia 63 tahun.

Ternyata, pada 5 Januari 1947 A.K Gani diutus oleh Pemerintah Pusat untuk menghentikan pertempuran lima hari lima malam di kota Palembang.

Dari Juni 1947 hingga Februari 1948 ia ditunjuk menjadi Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Kemakmuran, seraya menjadi anggota Delegasi RI pada perundingan Linggajati.

Baca Juga: Dikenal Karena Rumah Sakitnya, AK Gani Berperan Pada Perang Kemerdekaan

Semua kiprah beliau pada masa itu, memang terkonsentrasi di Palembang, Sumatera Selatan.

dokumentasi AK Gani [dok sejarahwan Palembang]

Sehingga antara Desember 1948 hingga Februari 1950, ia menjabat sebagai Gubernur Militer Daerah Sumatera Selatan bagian Selatan, yang mana wilayah kekuasaannya meliputi Keresidenan Palembang, Lampung, Jambi, dan Bengkulu.

Seluruh hidupnya beliau abdikan untuk memimpin perjuangan melawan Belanda yang hendak kembali menguasai Indonesia, menyusul kekalahan Jepang dari tentara sekutu pada Agustus 1945. Yang mencapai puncaknya.

Ketika AK Gani ikut serta sebagai anggota Delegasi RI pada perundingan Indonesia-Belanda untuk merealisasikan hasil Konferensi Meja Bundar, dan membahas pengembalian Irian Barat ke pangkuan Indonesia.

Setelah Indonesia sepenuhnya merdeka, AK Gani pernah jadi Menteri Perhubungan dalam kabinet Ali Sastroamijoyo(November 1954 sampai Agustus 1955).

Baca Juga: Mengenang AK Gani Lewat Museumnya, Akhir Bulan Ini Bakal Diresmikan

Setelah hasil pemilu pertama Indonesia pada 1955 diumumkan, AK Gani terpilih sebagai anggota Dewan Konstituante mewakili PNI dari Sumatera Selatan.

dokumentasi AK Gani [dok sejarahwan Palembang]

Setelah Dewan Konstituante dibubarkan karena dianggap menemui jalan buntu membentuk Undang- Undang Dasar baru, dan keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Adnan kembali ke Palembang dan meneruskan praktek dokternya.

A.K Gani wafat di Rumah Sakit Charitas Palembang pada dinihari 23 Desember 1968 dalam usia genap 63 tahun.

Sebagai pejuang, dan pensiunan Mayor Jenderal, dan pemegang sejumlah bintang tanda jasa, di antaranya bintang gerilya, jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Ksatria Siguntang, Palembang.

Sejak 1976, namanya diabadikan sebagai nama rumah sakit Kasdam II/Sriwijaya: RS Dokter AK Gani dan Untuk mengenang jasa-jasanya, pada tanggal 9 November 2007 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Almarhum A.K. Gani berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 66/2007 TK.

Selain itu namanya juga diabadikan sebagai nama ruas jalan beberapa kota di Indonesia, seperti Palembang, Jambi, Bengkulu, Prabumulih, Curup, Baturaja dan Muaraenim.

Untuk Lebih mengenal Dr. A.K. Gani, mungkin kita bisa mengunjungi museum pribadinya yang terletak di Jalan Mochtar Prabu (MP) Mangkunegara atau Jalan Raya Kenten, Kecamatan Sako, Palembang Sumatera Selatan.

Load More